Bumi berputar lebih cepat. Hal tersebut telah para ilmuwan menyatakan tentang revolusi Bumi untuk 28 hari terakhir. Catatan mereka terjadi pada tahun 2020 dari sekitar 50 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1960.
Yang mana planet Bumi telah menyelesaikan aktivitas revolusi pada porosnya, lebih cepat milisecond dari kecepatan rata-ratanya.
Bumi Berputar Lebih Cepat, Ini Kata Ilmuwan
Para ilmuwan telah menyatakan mengenai perubahan kecepatan perputaran Bumi pada porosnya dan mengelilingi matahari (revolusi) daripada waktu biasanya. Mereka pun mencatat sekitar 28 hari yang ada pada tahun 2020 sejak 50 tahun yang lalu atau pada tahun 1960.
Bumi telah mengalami kecepatan yang lebih pesat milidetik dari rata-rata kecepatannya. Sebenarnya, hal tersebut wajar terjadi dan tidak mengkhawatirkan.
Mengingat rotasi planet memang sedikit berbeda setiap waktu. Hal tersebut karena adanya perbedaan tekanan pada atmosfer, arus laut, angin, dan juga pergerakan inti Bumi.
Akan tetapi, ini menjadi hal yang kurang mengenakkan untuk pencatatan waktu secara internasional. Para pencatat waktu ini pun memerlukan menyesuaikan kembali, menggunakan jam atom yang ultra akurat sebagai alat pengukur UTC (Universal Time Coordinated) atau Waktu Universal Terkoordinasi.
Apabila waktu secara astronomis tersebut, yang mana telah ditetapkan terhadap waktu yang Bumi butuhkan dalam melakukan satu putaran penuh, akan menyimpang.
Bumi berputar lebih cepat tersebut terhitung dari UTC yang lebih banyak atau lebih cepat 0,4 detik dan UTC wajib memperoleh penyesuaian tentang hal tersebut.
Baca Juga: Alien Pernah Kunjungi Bumi, Bukti Akan Segera Terungkap Cek Di Sini!
Beberapa Penambahan Waktu Kabisat
Melansir Live Science, hingga saat ini penyesuaian yang terdiri atas penambahan leap second pada penghujung bulan Juni atau bulan Desember, telah membawa kembali waktu astronomi serta waktu atom.
Detik-detik dari lompatan dari Bumi berputar lebih cepat tersebut mereka terapkan sebab tren kesemua rotasi planet ini akan mengalami perlambatan sejak adanya pengukuran satelit yang mana telah mereka mulai sejak akhir 1960an tersebut.
Selanjutnya, mulai dari tahun 1972, para ahli dan peneliti telah menambahkan detik kabisat pada tiap setengah tahun berdasarkan National Institute of Standards and Technology (NIST).
Lalu penambahan terjadi mereka lakukan pada penghujung tahun 2016. Saat itu adalah sekitar pukul 23:59:59 pada malam tahun baru 2017 yakni tambahan ‘detik kabisat’ pun mereka masukkan,.
Akan tetapi, berdasarkan Time and Date, terdapat Bumi berputar lebih cepat yang belum lama ini terjadi, membuat para ilmuwan untuk berbicara pertama kalinya mengenai lompatan negatif yang kedua.
Jika daripada menambahkan satu detik, mereka kemungkinan akan memerlukan pengukuran pengurangan satu detik. Kenapa demikian?
Karena hal tersebut terdapat rata-rata panjang waktu atau panjang hari sekitar 86.400 detik. Akan tetapi, hari astronomi untuk tahun 2021 akan mempunyai waktu rata-rata sekitar 0,05 milidetik yang lebih pendek. Kemudian, sepanjang tahun, hal tersebut akan menambah waktu jeda kira-kira 19 milidetik pada waktu atom.
Baca Juga: Salju di Luar Angkasa, Benarkah Terjadi Seperti di Bumi? Simak Faktanya!
Pengamatan Tentang Rotasi Bumi
Peter Wibbery, seorang fisikawan National Physics Laboratory Inggris pun mengungkapkan jika terdapat kemungkinan besar jika lompatan negatif yang kedua akan mereka perlukan, apabila kecepatan rotasi Bumi makin meningkat. Namun, sekarang ini masih jauh untuk mengatakan bahwa apakah hal tersebut kemungkinan terjadi.
Untuk tahun 2020 silam, Bumi berputar lebih cepat secara astronomis. Time and Date, Bumi telah memecahkan rekor yang sebelumnya sebagai hari astronomi paling pendek, yakni pada tahun 2005 sekitar 28 kali. Hari paling pendek tersebut yakni tanggal 5 Juli dengan rotasi 1,0516 milidetik lebih cepat daripada 86.400 detik.
Lalu, untuk tahun 2020 hari terpendek adalah tanggal 19 Juli. Saat itu planet ini menyelesaikan satu putarannya sekitar 1.4602 milidetik lebih cepat daripada 86.400 detik. Jika berdasarkan NIST, detik kabisat pun mempunyai pro dan kontra.
Itu bertujuan dalam penentuan jika pengamatan astronomi dapat sinkron dengan waktu jam. Namun, bisa sangat merepotkan bagi beberapa aplikasi untuk mencatat darat serta infrastruktur dari telekomunikasi.
Sejumlah ilmuwan International Telecommunication Union pun menyarankan supaya jarak waktu astronomi dengan waktu atom melebar.
Sehingga jam kabisat mereka perlukan, yang mana akan meminimalisir gangguan telekomunikasi. Sedangkan para ahli astronomi harus membuat penyesuaian mereka sendiri.
Sementara itu, mengenai Bumi berputar lebih cepat ini juga membuat IERS (International Earth Rotation and Reference System Service) Paris bertanggung jawab pada penentuan apakah akan perlu menambah maupun mengurangi dari detik kabisat. Namun saat ini, IERS tidak menunjukkan hal tersebut untuk mereka tambahkan. (R10/HR Online)