Berita Nasional (harapanrakyat.com),- Vaksinasi Covid-19 di Indonesia perlu dukungan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan 3M. Saat ini BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) tengah mengevaluasi keamanan. Serta efektivitas vaksin Covid-19 yang sudah tiba di Indonesia beberapa waktu lalu.
Bahkan, sejumlah negara seperti Inggris, Kanada, Amerika, dan Uni Emirat Arab sudah mulai melakukan vaksinasi Covid-19. Indonesia sendiri juga tengah mempersiapkannya.
Hal itu sebagai upaya pencegahan secara spesifik terhadap penularan virus Corona yang telah merenggut banyak korban.
Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, menanggapi dinamika yang terjadi di masyarakat. Selama ini masyarakat sudah tak sabar menunggu tahapan program vaksinasi selanjutnya.
Baca Juga : Persiapan Vaksinasi Covid-19, Kemenkes Libatkan 463 Ribu Nakes
“Sekarang saya melihat banyak orang cenderung berspekulasi, padahal ini masih berproses. Badan POM kini masih melakukan sejumlah kajian, dan tidak akan ada lagi vaksinasi apapun sebelum keluar izin dari Badan POM. Ini upaya pemerintah guna memastikan bahwa vaksin yang nanti kita gunakan itu benar-benar efektif dan aman,” terangnya, dalam Dialog Produktif dengan tema Vaksin: Fakta dan Hoaks. Acara tersebut diselenggarakan oleh KPC PEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional), Selasa (15/12/2020).
Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
Upaya Tangani Pandemi
Lebih lanjut dr. Dirga mengatakan, proses vaksinasi ini sebagai upaya pemerintah dalam menangani pandemi. Jadi tidak benar kalau beranggapan Covid-19 bakal hilang dengan sendirinya.
Ia pun menyebutkan, ada jutaan kematian di seluruh dunia akibat virus ini, termasuk di Indonesia. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya-upaya ekstra, yakni penerapan protokol kesehatan harus konsisten.
“Kita berharap dengan adanya vaksinasi nanti akan membantu, karena vaksin memberikan proteksi yang sifatnya spesifik,” ujarnya.
Sedangkan, Covid-19 mempunyai spektrum gejala pada penderitanya yang luas. Dari tidak bergejala hingga dengan gejala berat yang mengakibatkan proses identifikasi terhadap pasien semakin sulit.
Bahkan, penelitian menunjukkan 40 persen pasien positif Covid-19 tidak bergejala. Meski begitu, namun penting untuk masyarakat ketahui, baik yang bergejala ataupun tidak, semua pasien positif Covid-19 bisa menularkan kepada orang lain.
Indonesia Prioritaskan Tenaga Kesehatan
Baca Juga : Izin Vaksin Covid-19, BPOM dan MUI Ingin Pastikan Keamanannya
Terkait dengan adanya program vaksinasi Covid-19 yang tengah difinalisasi oleh pemerintah, menurut dr. Dirga, setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Dalam hal ini memprioritaskan warga mana yang perlu lebih dulu mendapat vaksinasi.
Seperti halnya Indonesia yang akan memprioritaskan dulu tenaga kesehatan yang sehari-harinya merawat pasien-pasien positif Covid-19 secara langsung.
Selain itu, vaksin juga akan pemerintah berikan kepada penduduk yang berusia 18 sampai 59 tahun. Pemberian vaksin pada orang yang sehat sebagai upaya pencegahan.
Dalam konteks pandemi ini, pasien Covid-19 yang telah sembuh tidak jadi sasaran prioritas lantaran dianggap sudah punya kekebalan.
dr. Diga berpesan, vaksin ini merupakan instrumen penting guna mengendalikan pandemi. Selain itu, melakukan vaksinasi Covid-19 di Indonesia juga perlu dukungan disiplin 3M secara konsisten.
Kemudian, saat mencari informasi mengenai vaksin, masyarakat juga harus hati-hati. Ia menganjurkan cari informasi terpercaya. Karena banyak beredar informasi hoax.
Masyarakat juga harus yakin jika sudah keluar izin dari Badan POM, maka vaksin Covid-19 sudah pasti mana dan efektif, sehingga masyarakat tidak perlu merasa ragu lagi.
Baca Juga : Pemprov Jabar Tambah 15 Gedung Untuk Isolasi Mandiri Pasien Covid-19
“Untuk itu, saya mengajak kepada masyarakat agar tetap konsisten menjalankan 3M sebagai protokol kesehatan. Jangan sampai hanya jadi slogan saja ketika nanti setelah vaksinasi. Sebab, setiap upaya pencegahan tak ada yang sempurna. Makanya kita harus benar-benar melakukan semuanya,” tandas dr. Dirga.
Penyintas Covid-19; Virus Corona Nyata
Sementara itu, salah seorang penyintas Covid-19, Cherryl Hatumesen, mengaku kalau awalnya ia tidak merasakan gejala yang berat sebelum ia akhirnya melakukan swab test, dan terbukti hasilnya positif.
“Virus Corona atau Covid-19 benar-benar nyata. Jadi, sambil nunggu vaksin nanti, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan harus kita jalankan,” tuturnya.
Cherryl juga mengatakan, masih banyak yang tidak antusias dengan datangnya vaksin Covid-19. Padahal, kelompok-kelompok anti vaksin itu termasuk golongan dengan pendidikan yang cukup.
“Vaksinasi Covid-19 di Indonesia perlu dukungan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan 3M. Kalau saya belum terkena Covid-19, pastinya saya mau vaksin langsung,” tandas Cherryl. (Eva/R3/HR-Online)
Editor : Eva Latifah