Berita Ciamis, (HarapanRakyat.com).- Kelompok Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) Gasma, Desa Cimaragas, Kecamatan Cimaragas, Kabupaten Ciamis, mendapatkan pendampingan dari Dosen Universitas Galuh (Unigal).
Pendampingan dosen Unigal tersebut merupakan bagian dari program pengabdian, khususnya dalam penerapan Program Teknologi yang Didiseminasikan kepada masyarakat (PTDM) Kemenristek BRIN.
Program PTDM Kemenristek BRIN ini bertajuk pemanfaatan tenaga matahari sebagai penggerak turbin air yang menghasilkan pembangkit listrik hidro buatan.
Dosen Pendamping, Dr. Ida Farida, SH.,MH, kepada HR, Rabu (02/12/2020), menjelaskan, permasalahan yang dihadapi oleh mitra yaitu meningkatnya beban dan pembayaran listrik.
“Banyak warga yang mengalami pemutusan listrik. Selain itu, adanya pendirian industri besar yang senantiasa menimbulkan pencemaran berupa polusi,” katanya.
Berdasarkan situasi tersebut, kata Ida, pihaknya menawarkan solusi untuk mengatasi permasalahan, yakni dengan memberikan penguatan terhadap kelompok pencinta lingkungan dan pemanfaatan sinar matahari untuk energi listrik.
Ida mengungkapkan, pelaksanaan kegiatan PTDM Kemenristek BRIN tersebut pihaknya mulai dengan survey, kemudian pendampingan, praktek penerapan IPTEK, evaluasi dan tindaklanjut.
“Sudah tiga tahapan terlaksana. Dan dari tahapan ini, mitra sudah mampu merakit teknologi listrik hidro buatan dengan memanfaatkan energi matahari,” katanya.
Ida berharap, kemampuan ini menjadi peluang untuk mitra mengembangkan hasil teknologi yang lebih memberikan dampak bagi peningkatan kesejahteraan dan tarap sosial masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Ida juga mengungkapkan masalah mahalnya biaya listrik penerangan jalan yang dibebankan kepad masyarakat.
Sebelumnya, Ida mengatakan, masyarakat banyak yang menginginkan sepanjang jalan menuju desa dapat diterangi listrik.
Dan pemerintah merespon kebutuhan tersebut dengan membangun tiang-tiang listrik sepanjang jalan di wilayah tersebut.
“Tetapi, penerangan listrik yang dipasang di jalan-jalan menuju pelosok ini ternyata biayanya dibebankan kepada masyarakat,” katanya.
Senada dengan itu, Dosen Fakultas Teknik Unigal, Zenal Abidin, ST.,MT, mengatakan, penemuan pembangkit listrik tenaga matahari ini merupakan solusi untuk memecahkan masalah kebutuhan listrik dengan biaya relatif murah.
“Kami (Tim) berusaha memberikan sosialisasi tentang pemanfaatan energi matahari untuk menggerakkan turbin air yang kemudian akan diolah menjadi energi listrik,” katanya.
Zenal menambahkan, cara kerja alat pembangkit listrik tenaga surya yang menggerakan turbin air dan menghasilkan energi listrik hidro buatan ini merupakan teknologi sederhana.
Prinsipnya, kata Zenal, memanfaatkan energi matahari yang dimasukan ke dalam solar sistem. Dari tenaga solar sistem ini, kemudian menggerakan turbin air dimana jatuhnya air dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.
“Dibutuhkan sebuah wadah penampung air yang diletakkan di ketinggian 8 meter. Melalui pipa, air dalam penampungan tersebut kemudian dialirkan untuk menggerakkan turbin mini, berupa dinamo yang nantinya akan menghasilkan listrik dengan daya 440 – 900 watt,” katanya.
Zenal menjelaskan, ada dua dinamo dimana satu dinamo mempunyai tugas untuk membangkitkan listrik, sementara dinamo yang lain bertugas mengatur aliran air ke atas penampungan yang berjalan seimbang dan berkelanjutan.
Listrik untuk penerangan jalan di desa sementara masih menggunakan listrik PLN yang biayanya dibebankan kepada masyarakat.
Padahal dengan berlimpahnya energi matahari yang tanpa biaya, praktis dan hemat, energi yang tidak pernah habis, terbarukan, bersih dan ramah lingkungan dan praktis dengan kemandirian energi warga bisa dirintis.
“Selain itu, masalah beban masyarakat untuk membayar biaya penerangan jalan di desa menjadi bisa hilang sama sekali,” katanya.
Informasi yang berhasil dihimpun HR, pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan Dosen Unigal pada program PTDM ini mendapatkan support dari DRPM Kemenristek BRIN. (Deni/R4/HR-Online)
Editor : Deni Supendi