Penampakan Bimasakti 400 ribu tahun mendatang telah ditelaah oleh ESA atau Badan Antariksa milik Eropa melalui Observatorium Luar Angkasa Gaia. Para ilmuwan mengungkapkan hal tersebut dengan melibatkan sebuah simulasi menggunakan teleskop Gaia.
Seperti yang kita ketahui, sebelumnya para ahli astronomi dan ilmuwan tengah melakukan simulasi mengenai peta galaksi Bimasakti yang belum lama ini mereka buat. Meskipun tahun tersebut merupakan tahun-tahun yang masih sangat panjang dan jauh dari kehidupan kita saat ini.
Namun, hal tersebut menjadi suatu yang meningkatkan rasa penasaran mengenai apa yang terjadi dan seperti apa galaksi kita untuk ratusan tahun kedepan tersebut.
Simulasi Penampakan Bimasakti 400 Ribu Tahun Mendatang
Tata surya selalu menawarkan hal yang berbeda setiap harinya, bahkan setiap waktu selalu berubah-ubah. Hal tersebut membuat para ahli astronomi semakin ingin menjelajahi segala informasi yang akan mereka peroleh pada alam semesta.
Tak terkecuali untuk Bimasakti yang merupakan sebuah galaksi yang kita tempati dan menyimpan berbagai misteri di dalamnya.
Setelah memetakan peta galaksi Bimasakti melalui sebuah simulasi, kini para ahli astronomi tersebut mengungkapkan bagaimana wujud atau bentuk dari galaksi ini untuk ratusan tahun ke depan.
Para ilmuwan telah membuat sebuah simulasi mengenai penampakan Bimasakti 400 ribu tahun mendatang. Melalui Badan Antariksa Eropa (ESA), simulasi tersebut membuat sekitar 400 ribu bintang dalam galaksi Bimasakti melesat di luar angkasa serta meninggalkan jejak cahaya.
Untuk satu titik cahaya mereka buat mewakili satu objek atau benda luar angkasa. Kemudian, setiap jejak yang memancarkan sinar menunjukkan jika gerakan benda langit tersebut telah mereka proyeksikan melalui Bimasakti sepanjang 400 ribu tahun ke depan.
Baca Juga: Penampakan Mars Paling Terang, Begini Cara Melihatnya!
Simulasi oleh Para Ilmuwan Astronomi
Melansir Live Science, para ilmuwan ESA mengungkapkan melalui simulasi yang mereka buat menunjukkan terhadap pola yang biasa terjadi. Hingga ada akhir simulasi, sebagian banyak dari bintang terlihat berkumpul pada bagian kanan layar.
Sedangkan pada penampakan Bimasakti 400 ribu tahun mendatang dan yang terletak pada bagian sebelah kiri layar cenderung kosong. Hal tersebut terjadi karena matahari terus melakukan pergerakan serta mengakibatkan bintang-bintang yang melewatinya terlihat lebih mengelompok menuju ke arah berlawanan.
“Efek ini juga terjadi karena gerakan matahari pada bintang-bintang,” tulis salah seorang ilmuwan ESA pada sebuah postingan blog.
Data yang berasal perilisan data resmi ketiga oleh satelit Gaia menunjukkan kemungkinan mozaik kosmik akan tersedia untuk publik tanggal 3 Desember.
Data paling baru tersebut mengandung informasi yang terperinci mengenai 1,8 miliar lebih objek langit. Tak terkecuali kecepatan, posisi, dan juga lintasan orbit. Yang mana lebih dari 330 ribu bintang yang ada dalam jarak 325 tahun cahaya dari planet ini.
Satelit Gaia pun telah meluncur pada tahun 2013 silam yang melakukan misi mengukur terhadap posisi, jarak, serta gerakan bintang. Telah rilis data yang kedua pada 2018 lalu yang mana membantu para ahli astronomi dalam mengumpulkan data peta paling detail untuk alam semesta. Kemudian, juga berguna sebagai alat untuk membuat penampakan Bimasakti 400 ribu tahun mendatang.
Baca Juga: Penampakan Peta Geologis Bulan, Mampu Bantu Misi Masa Depan
Peta Galaksi Bima Sakti
Seperti yang telah kita ketahui jika satelit Gaia ESA meluncur tahun 2013 dengan melakukan misi untuk memetakan galaksi Bimasakti. Gaia berusaha membuat sebuah peta yang sangat detail dan berpresisi yang paling tinggi untuk dapat diperoleh.
Selain untuk menyelidiki anti senter dari galaksi Bimasakti, para ahli astronomi ini telah mendeskripsikan mengenai orbit tata surya yang ada di sekeliling pusat galaksi. Para ahli mengamati awan magellan yang telah mengorbit ke Bimasakti.
Kemudian, para ahli juga melakukan sensus yang paling besar kepada bintang-bintang yang ada dalam galaksi ini. Bahkan gerakannya tak luput dari perhatian para ahli astronomi ini.
Gaia mempelajari bintang-bintang dalam galaksi secara cermat sepanjang periode yang cukup lama. Kemudian, satelit ini juga mengamati tentang posisi bintang yang terlihat berubah kepada bintang-bintang yang jauh.
Hal tersebut kemudian mereka pakai dalam membuat penampakan Bimasakti 400 ribu tahun mendatang. Sehingga, memberikan sebuah paralaks jika dapat berguna dalam menghitung jarak para bintang tersebut. (R10/HR Online)