Pandemi di zaman Rasulullah. Zaman itu, orang-orang lebih memilih berdiam dalam rumah, sama seperti yang sedang kita alami saat ini. Mereka memilih untuk lebih meningkatkan ibadah dengan shalat dan berdoa.
Sebagian besar warga muslim menerima jika wabah atau pandemi tersebut sebagai rencana Tuhan yang tak mereka ketahui sebagai ciptaan-Nya. Masjid-masjid tutup, karena para petugas serta anggota yang mengurusnya menjadi korban.
Pandemi di Zaman Rasulullah
Jika saat ini, kita semua sedang mengalami sebuah pandemi global Covid-19 yang menyerang semua masyarakat di dunia, dahulu juga terdapat peristiwa yang sama. Tepatnya, pada zaman Rasulullah.
Terdapat beberapa pandemi yang terjadi pada kala itu yang menjadikan semua orang mengalami penderitaan yang sama dari penyakit mematikan. Berikut adalah beberapa wabah yang terjadi pada saat zaman Nabi SAW, antara lain adalah:
Wabah Kusta
Penyakit kusta atau dapat kita kenal dengan penyakit lepra menjadi wabah yang mengerikan pada zaman Rasulullah. Seseorang yang tengah menderita lepra, akan mengalami kulit yang mengkerut.
Terdapat bakteri yang hidup dan menggerogoti bagian tubuh sehingga menjadikan perubahan bentuk. Kusta atau lepra adalah penyakit yang sangat menular melalui cairan yang berasal dari hidung penderita. Adanya wabah atau pandemi di zaman Rasulullah ini juga ada hadistnya.
Wabah Tha’un
Selain wabah kusta, pada zaman Rasulullah terdapat penyakit Tha’un yang sangat menular. Penyakit ini berasal dari bakteri pada hewan. Penderita Tha’un akan merasakan kulit yang membengkak.
Lalu, tubuhnya akan sangat panas dan juga haus. Tha’un sangat menular serta banyak menimbulkan kematian, karena penularannya yang sangat cepat. Pada saat itu, terjadi karantina wilayah akibat pandemi di zaman Rasulullah .Yang mana juga telah disebutkan dalam sebuah hadis Al Bukhari.
Wabah Kudis
Pandemi di zaman Rasulullah selanjutnya adalah penyakit kudis. Penyakit ini merupakan penyakit gatal pada kulit yang memiliki tanda seperti jerawat atau bekas melepuh. Penyakit kudis ini pun karena kutu kecil yang ada dan bersarang dalam kulit.
Kutu ini berkembang biak dan menyebar dari satu orang ke orang yang lain. Terdapat hadits yang menyebutkan tentang penyakit kudis ini pada zaman Rasulullah.
Dari kisah pandemi di zaman Rasulullah tersebut kita ketahui jika Rasulullah mencari dan menanyakan tentang siapa yang menjadikan unta tersebut menderita kudis. Dengan kata lain, Rasulullah tengah mencari tahu rantai pertama yang telah terinfeksi.
Wabah Cacar Air
Wabah selanjutnya pada zaman Rasulullah adalah cacar air. Penyakit ini dapat kita ketahui dengan tanda bintik-bintik merah, kehilangan nafsu makan, demam, serta terasa lemas. Jika seseorang menyentuh kulit si penderita atau terkena bersinnya, maka orang tersebut akan mudah tertular dengan cacar air.
Sebuah hadits riwayat Al-Hakim tentang keringanan orang sakit.
Selama terkena cacar, penderita diberikan kemudahan dalam melaksanakan syariat agama Islam. Jika takut mandi karena penyakit tersebut memang sangat menyakitkan, maka boleh untuk menggantinya dengan tayamum.
Pandemi di zaman rasulullah ini menunjukkan jika dalam menghadapi penyakit, maka terdapat alternatif lain untuk menjalankan ibadah. (Muhafid/R6/HR-Online) Editor: Muhafid