Berita Ciamis (harapanrakyat.com).- Memasuki musim tanam pertama, ratusan petani di wilayah Eks Kwadanan Banjarsari Kabupaten Ciamis, menjerit akibat langkanya pupuk bersubsidi.
Mereka berharap pemerintah turun tangan untuk mengatasi kendala yang kini petani hadapi.
Pantauan HR di beberapa wilayah, saat ini terjadi kelangkaan pupuk urea. Adanya kartu tani diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya kesulitan pupuk.
Ketua KTNA Desa Kutawaringin, Kecamatan Purwadadi, Kundang Sahdi, ketika dihubungi HR, Selasa (08/12/2020), membenarkan kelangkaan pupuk bersubsidi.
Pihaknya mengaku bingung untuk mencarikan solusi bagi para petani yang ada di wilayahnya.
“Benar, saat ini para petani tengah menjerit akibat sulitnya mencari pupuk bersubsidi. Meski mereka mempunyai kartu Tani, tapi mereka sulit mendapatkan jatah pupuk. Yang ada mereka kini kebingungan dan tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya.
Apalagi, kata Kundang, petani di Desa Kutawaringin makin disulitkan karena posisi kios penyedia pupuk subsidi jauh hingga membutuhkan biaya transportasi tinggi..
“Sudah jauh, pupuknya tidak ada lagi. Bayangkan saja, petani di Desa Kutawaringin harus membeli pupuknya ke kios yang ada di Desa Purwajaya. Jaraknya kan lumayan jauh, sekitar 12 km. mending kalu pupuknya ada, sudah jauh, saat sampai ke kios, pupuknya kosong, kan repot,” terangnya.
Butuh Pupuk Bersubsidi
Hal senada dikatakan Bahri, petani asal Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican. Dia mengaku sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi membuat dirinya kerepotan.
Terlebih saat ini tanaman padi miliknya sedang membutuhkan pupuk untuk perkembangan pertumbuhan.
“Adanya kartu tani malah makin menyulitkan untuk mendapatkan pupuk. Sudah jatah pupuknya dikurangi, mencari pupuknya juga sulit,” katanya.
Pupuk non subsidi, kata Bahri, menjadi solusi meski harganya mencekik. Namun dirinya tidak bisa berbuat banyak lantaran didesak kebutuhan.
“Jika kita menggunakan pupuk non subsidi, jelas petani repot. Karena harganya cukup tinggi dan tidak sebanding dengan harga gabah,” ungkapnya.
Sementara itu, di wilayah Kecamatan Banjarsari, kelangkaan pupuk subsidi pun menjadi persoalan berat bagi para petani.
Sekretaris Desa Banjarsari, Uton, mengaku bingung saat ada beberapa petani yang datang ke desa untuk meminta solusi.
Menurut Uton, kelangkaan pupuk ini bukan hanya menjadi kendala bagi para petugas penyuluh pertanian.
Pihaknya pun sebagai perangkat desa kini ikut pusing lantaran banyak petani yang datang meminta keterangan dari pemerintah desa.
“Kami tidak bisa mencarikan solusinya. Ini karena bukan ranah kami. Namun demikian, kami berupaya melakukan koordinasi dengan pihak terkait, untuk mencari solusi kelangkaan pupuk,” katanya. (Suherman/Koran HR)