Komet C/2020 X3 (SOHO) terlihat oleh NASA dan ESA. Komet terbaru tersebut merupakan bagian dari Kreutz, yang mana merupakan sekelompok komet dengan orbit terkait yang mana memisahkan diri dari jenis komet berukuran raksasa sejak beberapa abad yang silam.
Penemuan terbaru mengenai benda-benda luar angkasa menjadi sangat penting bagi pengetahuan luas, terutama untuk ilmu ilmiah luar angkasa.
Banyak yang akhirnya terkuak berdasarkan berbagai peristiwa yang terjadi sehingga memberikan info tentang bagaimana kondisi ruang angkasa yang sangat luas.
Banyak pihak, yakni para ilmuwan akhirnya mengungkapkan hasil pengamatan atau penelitian mereka agar masyarakat peka terhadap apa yang terjadi meskipun tidak secara langsung dapat bersentuhan dengan sejumlah benda-benda yang mereka amati dari permukaan Bumi.
Baca Juga: Komet C/2020 M3, Komet Langka yang Terdeteksi Mendekati Bumi
Penemuan Komet C/2020 X3 (SOHO)
Melansir NASA Gov, terdapat komet baru yang ditemukan oleh astronom amatir asal Thailand. Astronom amatir tersebut adalah Worachate Boonplod yang baru pertama kali melihat data satelit pada proyek Sungrazer. Proyek tersebut pun merupakan proyek yang mendapatkan pendanaan dari NASA.
Proyek tersebut merupakan sebuah program sains warga yang mengundang siapa saja untuk dapat mencari serta menemukan komet yang baru pada gambar dari gabungan ESA, Badan Antariksa Eropa. Kemudian juga melalui NASA Solar dan Observatorium Heliosfer (SOHO).
Terdapat sejumlah astronom amatir dan juga profesional yang tengah memasang teleskop mereka pada lereng pegunungan Villarrica, yakni gunung berapi dengan sifat paling aktif yang ada di Chili. Mereka melakukannya demi mengabadikan komet C/2020 X3 (SOHO) tersebut.
Gerhana tersebut pun menjadi sebuah fenomena yang mereka nanti-nantikan, setidaknya oleh kelompok atau komunitas adat paling besar yang menempati bagian selatan negara tersebut.
“Hari ini, kami berharap menjadi hari yang cerah. Tetapi alam memberikan kita hujan dan pada saat yang bersamaan memberikan kita sesuatu yang kita butuhkan,” kata Estella Nahuelpan, pemimpin komunitas Mapuche, Selatan kota Carahue, Chili.
“Dalam kebudayaan Mapuche, gerhana mempunyai arti yang beda yaitu mengenai kematian Matahari ‘Lan Antu’, itu merupakan akibat konflik dari bulan dan Matahari. Hal tersebut mengacu keseimbangan yang perlu dan juga harus ada dalam alam semesta,” pungkasnya.
Pada tanggal 14 Desember 2020 lalu, Chili dan juga Argentina menyaksikan gerhana matahari total. Lalu, para pengamat langit terdapat sebuah titik kecil yang terbang melalui Matahari. Inilah yang kemudian sebuah komet C/2020 X3 (SOHO) mereka temukan.
Boonplod telah menemukan komet pada 13 Desember 2020, atau satu hari sebelum gerhana terbentuk. Ia mengetahui jika gerhana matahari total terjadi dan akan datang pada saat itu.
Kemudian, ia sangat ingin menyaksikan apakah komet yang ia temukan baru-baru itu akan mungkin muncul pada lapisan atmosfer luar Matahari, yakni sebagai titik yang kecil dalam foto peristiwa gerhana.
Baca Juga: Temuan Aurora di Sekitar Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko
Penemuan Komet dengan Kamera SOHO
Komet yang bernama C/2020 X3 (SOHO) ini oleh Minor Planet Center merupakan sungrazer “Kreutz”. Keluarga dari komet induk besar yang kemudian pecah menjadi pecahan yang lebih kecil dari sepuluh abad silam dan terus mengorbit mengelilingi Matahari sampai sekarang.
Komet C/2020 X3 (SOHO) sungrazing Kreutz yang paling sering ditemukan pada citra SOHO. Kamera SOHO ini bekerja dengan cara meniru gerhana matahari total. Yang mana sebuah cakram gaib yang kokoh tengah menghadang cahaya matahari yang silau tersebut.
Lalu memperlihatkan fitur redup pada atmosfer luar serta benda-benda langit yang lain, salah satunya adalah komet. Kemudian sampai saat ini, terdapat lebih dari 4 ribu komet yang citra SOHO temukan. Komet tersebut menjadi sungrazer Kreutz yang tampak ke- 3.524 dalam alam semesta.
Pada sekitar foto gambar dari gerhana Matahari tersebut ia ambil, komet pun tengah bergerak dengan kecepatan 450.000 mil per jam. Hal ini sekitar 2,7 juta mil dari permukaan Matahari. Untuk anda ketahui juga bahwa komet tersebut mempunyai diameter kira-kira 50 kaki atau sepanjang separuh truk.
Selanjutnya, komet C/2020 X3 (SOHO) hancur menjadi pecahan debu yang terjadi akibat sinar radiasi matahari yang intens. Dalam hal ini yakni beberapa waktu atau beberapa jam sebelum akhirnya mencapai titik paling dekat dengan Matahari. (R10/HR Online)