Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengungkapkan, bahwa dari November sampai minggu awal Desember, terjadi penambahan kasus aktif Covid-19. Satgas menilai, penambahan tersebut karena lalainya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) 3M.
“Ada kecenderungan bahwa penerapan 3M mulai kendur. Bahkan kini sudah longgar,” ungkap jubir #SatgasCovid19, Reisa Broto Asmoro, dalam keterangan pers, Jumat (11/12/2020).
Lebih lanjut Reisa menjelaskan, prokes 3M tersebut antara lain memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Dalam kesempatan itu, Reisa mengungkapkan memang sebagian masyarakat Indonesia yang saat keluar rumah sudah memakai masker.
“Namun, saya tidak memungkiri bahwa tidak sedikit juga masyarakat Indonesia yang pemakaian maskernya tidak dilakukan dengan tepat,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait penambahan kasus aktif Covid-19, Reisa mengatakan, bahwa saat ini masih terbatasnya kemampuan fasilitas medis serta nakes atau tenaga kesehatan. Pasalnya, apabila kasus aktif meningkat, maka artinya kebutuhan akan fasilitas medis juga meningkat.
“Rumah sakit bisa kewalahan. Selain itu, tenaga medis juga bisa kelabakan. Disitulah, prestasi kita menyembuhkan pasien Covid-19 bakal dipertaruhkan,” kata Reisa.
Penerapan Prokes 3M Tameng untuk Tekan Kasus Aktif Covid-19 Meningkat
Dengan meningkatnya tren kasus aktif Covid-19, Reisa juga tidak lupa mengingatkan, bahwa penerapan prokes adalah tameng utama untuk cegah penularan virus Corona.
Bahkan, katanya, jika program vaksinasi mulai berjalan pun, prokes masih menjadi senjata utama guna menekan dan mencegah penularan infeksi Covid-19.
“Pelaksanaan dan penerapan protokol kesehatan 3M dengan benar, masih menjadi tantangan kita sampai sekarang ini,” katanya.
Selain itu, untuk menekan dan menahan laju kasus aktif Covid-019, maka harus ada perpaduan antara penerapan 3M oleh masyarakat dengan upaya pemerintah. Yaitu melalui tracing (pemantauan), kemudian testing (pemeriksaan) dan treatment (pengobatan) atau istilahnya 3T.
Vaksin
Sementara terkait dengan vaksin Covid-19, pemerintah dan tentunya masyarakat Indonesia juga terus menunggu proses penelitian serta perizinannya.
Sebab, vaksin ini dipercaya bisa menurunkan kesakitan serta kematian. Selain itu, efektif membangun kekebalan tubuh terhadap virus Covid-19.
Sedangkan terkait dengan kedatangan vaksin Sinovac, Reisa mengungkapkan, bahwa produksi pabrikan China ini adalah salah satu dari 6 produsen vaksin yang sudah ditetapkan oleh pemerintah untuk program vaksinasi Covid-19.
Meski sudah tiba di Tanah Air, tapi pemerintah harus memastikan bahwa pemakaian vaksin tetap menunggu hasil akhir uji klinis fase 3. Selain itu, menunggu izin edar darurat, yang BPOM terbitkan.
Namun, sekali lagi Reisa menegaskan, walaupun ada vaksin, prokes 3M merupakan senjata ampuh untuk menekan penambahan kasus aktif Covid-19.
“Jadi, walaupun vaksin nantinya sudah ada, tetap 3M lah yang menjadi tameng utamanya. Lindungi diri sendiri, keluarga, dan sesama,” pungkasnya. (Adi/R5/HR-Online)
Editor : Subagja Hamara