Berita Jabar (Harapanrakyat.com),- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyatakan ketahanan pangan jadi prioritas utama Pemprov Jabar sebagai kekuatan ekonomi baru tahun 2021.
Ridwan Kamil menyebut Jabar memiliki 7 potensi dalam kekuatan ekonomi baru pasca pandemi. Antara lain, peluang investor perusahaan pindahan dari Tiongkok. swasembada teknologi. Swasembada pangan. Mendorong peluang bisnis dari sektor kesehatan. digitalisasi ekonomi. Penerapan ekonomi berkelanjutan serta pariwisata lokal.
Dalam mencapai ketahanan pangan, Ridwan Kamil menyatakan memiliki cara dengan memaksimalkan potensi lahan desa agar bercocok tanam sesuai kebutuhan. Hal ini juga dapat mengatasi krisis pangan. Untuk itu, Ridwan Kamil mengajak masyarakat bergerak dalam sektor pangan yang akan menjadi ekonomi baru.
“Saya ajak orang kota untuk kembali ke desa. Tanah nanti kami siapkan, yang penting mau berwirausaha. Kalau swasembada pangan lancar, ekonomi kita insyaallah terkendali,” ujar Ridwan Kamil setelah menghadiri pertemuan tahunan Bank Indonesia 2020, Hotel Savoy Homann, Bandung, Kamis (3/12/2020).
Meski ekonomi Jabar pada triwulan III ini mengalami kontraksi dengan minus 4,08 persen karena pandemi , tapi ekonomi Jabar mulai membaik.
Ridwan Kamil pun optimis pertumbuhan ekonomi Jabar semakin baik pada tahun 2021. Terutama ketahanan pangan yang memadai akan sangat mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Tahun depan insyaallah ekonomi Jabar tumbuh sampai 5 persen. Akhir tahun ini kita upayakan mendekati angka 0, lebih sedikit,” jelas Ridwan Kamil.
Wujudkan Ketahanan Pangan melalui WJAFS
Pemprov Jabar akan segera menggelar West Java Agriculture and Food Summit (WJAFS). Dalam kegiatan ini akan ada agenda launching program ‘Petani Milenial’.
“Petani milenial ini yakni peminjaman lahan untuk para pemuda. Mereka bertani dengan tanaman yang kita arahkan, lalu kita membeli dengan harga baik,” jelas Ridwan Kamil.
Dengan program untuk ketahanan pangan ini akan lahir budaya baru. Pascapandemi ini hidup sejahtera tak harus berangkat ke kota. Tapi tinggal di desa namun rezeki mendunia. (Dang/R9/HR-Online)
Editor: Dadang