Bintang White Dwarf atau Katai Putih disebut sebagai bintang kecil yang tak lagi bersinar karena sudah berakhir masa hidupnya. Bintang ini telah terdegenerasi materinya. Para peneliti menyebutkan bahwa perbintangan telah melewati masa evolusi terakhir sebuah bintang yang bermassa kecil atau menengah.
Namun, dibalik fakta tersebut terdapat fakta menarik lainnya dari bintang kecil White Dwarf di jagat raya. Apa saja? Merangkum dari berbagai sumber, berikut simak penjelasan dan juga fakta menariknya.
Bintang White Dwarf Tak Lagi Bersinar
Gravitasinya Lebih Kuat dari Bumi
Bintang muda ini tidak lagi menghasilkan fusi nuklir, oleh karena itu ia tidak dapat menjaga massanya dan mengerdil. Akibatnya, material bintang ini jatuh terpusat pada inti bintang, kemudian memadat dan menghasilkan gravitasi yang sangat kuat.
Baca Juga: Fakta Galaksi Tertua yang Ditemukan Para Peneliti di Jagat Raya
Gravitasinya bintan katai putih ini 350.000 kali dari gravitasi bumi. Sangat menakjubkan bagi bintang ukuran kecil seperti White Dwarf.
Mungkin Adalah Supernova
Supernova mengandung arti ledakan bintang. Banyak ahli yang berpendapat bahwa bisa jadi bintang White Dwarf atau Katai Putih ini merupakan bintang yang meledak.
Hal ini berdasarkan bintang yang berjumlah banyak mengorbit satu sama lain dalam jarak yang relatif dekat. Kemudian, si katai putih ini menyedot dan mengumpulkan materi dari bintang lain, dan menyusut tajam lalu collapse dan meledak.
Memiliki Berat Luar Biasa
Tahukah Anda satu sendok teh bintang katai putih setara dengan 5,5 ton? Hal ini karena material bintang ini terus tersedot ke pusat gravitasi, sehingga menjadi sangat padat.
Bahkan, bintang Katai Putih ini berukuran 100 x lebih kecil dari Matahari, namun mempunyai massa yang sama.
Baca Juga: Benda Terbesar Luar Angkasa yang Menakjubkan, Ini Daftarnya
Bakal Menjadi Bintang Katai Hitam
Para ahli perbintangan menyatakan bahwa bintang White Dwarf atau Katai Putih sebagian Supernova, sebagian lagi lambat laun akan mendingin.
Pada saat mendingin ia akan meredup dan kehilangan energi, sehingga akan berubah menjadi hitam. Meskipun begitu, ilmuwan belum bisa memastikan kapan bintang ini akan menghitam sempurna, karena butuh waktu miliaran tahun sejak alam semesta terbentuk.
Metode Pengamatan yang Beragam
Para ahli perbintangan telah menempuh beberapa cara untuk mengamati bintang Katai Putih. Pertama, para ahli mengamati dari sistem bintang biner yang merupakan pendamping Sirius.
Sirius ini merupakan sebuah bintang yang bersinar paling terang pada rasi bintang Canis Major. Sementara, Bintang White Dwarf tampak seperti objek tak terlihat yang mengorbit di sekitarnya.
Penemu Katai Putih yang mengorbit Sirius ini adalah Friedrich Bessel pada tahun 1844. Kemudian dilanjutkan oleh Alvan Clark tahun 1863.
Baca Juga: Susunan Tata Surya, Pusatnya Matahari Sebagai Sumber Energi
Mereka mengkonfirmasi adanya objek misterius yang mengorbit dengan periode orbit sekitar 50 tahun. Pasangan orbital ini disebut Sirius A dan B, dengan B sebagai Katai Putih.
Selain sistem biner, penemuan atas Bintang White Dwarf juga berkat adanya instrumen canggih dari teleskop Hubble. Teleskop ini menangkap 75 White Dwarf pada gugus bintang M4 dalam rasi Bintang Scorpio.
M4 sendiri terletak 7.000 tahun cahaya dari bumi. Jadi, menurut perkiraan bintang-bintang tersebut berusia sekitar 14 miliar tahun, dan mendekati akhir kehidupan.
Kemudian, cara ketiganya menggunakan ROSAT, yakni satelit sinar-X yang menangkap sumber sinar-X Bintang White Dwarf dari dalam permukaannya.
Area tersebut sangat panas dengan suhu mencapai 100.000 derajat dan sangat padat. Diketahui dari satelit ini bahwa lapisan terluar Katai Putih mengandung helium dan hidrogen. (Eva/R3/HR-Online)