Tingkat hunian RS Darurat Covid-19 sudah mengalami penurunan selama sebulan terakhir atau dalam rentang waktu Oktober-November. Begitu juga rumah sakit swasta yang juga menjadi rujukan ikut mengalami penurunan jumlah pasien.
“Selama sebulan terakhir jumlah pasien yang kita rawat berkurang cukup banyak. Jumlah pasien yang keluar dan sembuh jauh lebih besar ketimbang yang masuk,” kata Mayjen TNI Dr dr Tugas Ratmono, SpS, MARS, MH.
Koordinator RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta itu mengungkapkan hal tersebut saat berbicara dalam diskusi di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB, Jakarta, dan disiarkan di Channel YouTube BNPB, belum lama ini.
Menurut Tugas, selama sebulan terakhir tingkat hunian RS Darurat Covid-19 telah mengalami penurunan secara signifikan. Ini memperlihatkan tanda yang menggembirakan terkait keberhasilan penanganan Covid-19.
Ada dua jenis layanan yang menjadi tugas rumah sakit khusus Covid-19 tersebut. Masing-masing, menurut Tugas, adalah penanganan untuk pasien Covd-19 dengan gejala ringan dan sedang serta layanan untuk isolasi mandiri.
Baca juga: Cara UMKM Bertahan Saat Pandemi dengan Sertifikasi dan Inovasi
Ada empat tower yang memberikan layanan untuk pasien Covid-19. Masing-masing adalah tower 4 dan 5 untuk layanan isolasi mandiri serta tower 6 dan 7 untuk penanganan pasien dengan gejala ringan dan sedang.
Pada bulan September semua tower yang memberikan layanan untuk pasien Covid-19 tingkat huniannya rata-rata mencapai lebih dari 80 persen. Namun angka ini sangat menurun selama bulan Oktober hingga awal November.
Untuk tower 4 dan 5 yang memberikan layanan isolasi mandiri tingkat hunian RS Darurat Covid-19 telah turun hanya menjadi 23,4 persen. Sedangkan tower 6 dan 7 juga turun menjadi sekitar 36,3 persen.
Indikator Tingkat Hunian RS Darurat Covid-19
Menurut dr Tugas Ratmono, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi penurunan jumlah pasien pada rumah sakti darurat itu. Salah satunya karena jumlah pasien yang keluar dari rumah sakit karena sembuh.
Ini memperlihatkan bahwa tingkat kesembuhan penanganan pasien Covid-19 yang sangat meningkat. Termasuk pasien isolasi mandiri yang juga telah melewati masa kritisnya sehingga bisa keluar dari rumah sakit.
Tingkat hunian RS Darurat Covid-19 yang menurun, menurut Tugas, bisa karena jumlah kasus Covid-19 yang terus menurun. Karena jumlah yang masuk sedikit daripada yang keluar sehingga tingkat hunian menjadi sedikit.
Baca juga: Aplikasi Perubahan Perilaku 3M Pantau 3,8 Juta Titik Tangkal Corona
Namun faktor lainnya, menurut Tugas, juga bisa karena jumlah pasien yang masuk sedikit. “Ini bisa karena penerapan PSBB seperti Jakarta maupun karena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga protokol kesehatan agar tidak terpapar,” katanya.
drg Iing Ichsan Hanafi, MARS, Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), mengungkapkan hal senada. Menurutnya, tingkat hunian rumah sakit swasta untuk pasien Covid-19 juga terus mengalami penurunan.
Perkembangan ini, menurut Iing, bisa jadi karena Jakarta maupun berbagai daerah yang semakin ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Bahkan tak sedikit daerah yang semakin ketat dalam melakukan pembatasan sosial.
“Ini juga bisa menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan. Baik dengan selalu memakai masker dan menjaga jarak,” katanya tentang turunnya tingkat hunian RS Darurat Covid-19 maupun rumah sakit swasta.
Isolasi Mandiri Rentan Menularkan
Menjawab pertanyaan tentang hasil tes yang memperlihatkan meningkatnya angka reaktif dan positif, Iing Ichsan mengakui adanya kendala dalam masyarakat tentang kesan negatif sebagai pasien Covid-19.
“Ini juga merupakan tantangan bagi rumah sakit swasta karena masih banyak masyarakat yang keberatan keluarganya menjalani perawatan Covid-19 di rumah sakit,” katanya.
Anggapan kurang tepat ini, menurut Iing, bisa menyebabkan jumlah pasien baru Corona yang masuk ke rumah sakit terlihat sedikit. Padahal, menjalani perawatan mandiri di rumah cukup berisiko karena bisa menular pada anggota keluarga lainnya.
Sekjen ARSSI ini berharap penurunan tingkat hunian RS Darurat Covid-19 maupun pada rumah sakit swasta memang menunjukkan tren positif penurunan angka kasus Covid-19. (Bgj/R2/HR-Online)