Penemuan fosil Falcatakely forsterae yang mirip dengan burung tukan ini para ilmuwan perkirakan sudah hidup sekitar 68 juta tahun silam. Zaman itu mereka katakan sebagai zaman kehidupan Mesozoikum yang mana sebuah zaman puncak dari perkembangan hewan-hewan purba seperti dinosaurus.
Sementara itu, para peneliti telah mengindikasikan jika hewan tersebut hidup bersama dengan dinosaurus pada zaman itu.
Penemuan Fosil Falcatakely Forsterae
Melansir Science Alert, para ilmuwan telah mendeteksi fosil yang mereka duga adalah fosil Falcatakely forsterae. Fosil yang misterius tersebut mereka temukan pada tahun 2010 silam pada bagian barat laut Madagaskar.
Bahkan, penemuan tersebut telah terabaikan selama beberapa tahun ini. Menurut para peneliti fosil tersebut, hewan yang telah mati sejak lama tersebut merupakan seekor burung tukan yang hidup sekitar 68 juta tahun yang lalu.
Fosil telah mereka perkirakan ada sejak zaman Mesozoikum atau pada masa perkembangan para dinosaurus juga hidup di permukaan Bumi. Lalu, burung dengan badan seukuran burung gagak tersebut hidup selama akhir zaman kapur.
Karakteristik penemuan fosil Falcatakely forsterae ini mereka perkirakan memiliki panjang sekitar 3,5 inchi sehingga para ilmuwan ini menjuluki tengkorak burung tersebut dengan Falcatakely forsterae.
Baca Juga: Penemuan Fosil Ichthyosaurus dan Thalattosaurus yang Terkunci di Batu
Spesifikasi Penelitian Fosil
Saat ini, para ahli telah meneliti adanya penemuan fosil tersebut. Namun, tampaknya mereka menemukan paruh burung tersebut belum pernah ada dalam catatan penemuan fosil selama ini.
Hal ini karena ada tengkorak serta paruhnya memiliki tingkat kerapuhan untuk dapat diekstraksi. Lalu, para ilmuwan tersebut memakai bentuk dari pencitraan dengan resolusi yang tinggi serta pemodelan secara digital dalam membelah tulang melalui virtual.
Kemudian, para tim ahli memakai 3D printer dalam membangun lagi tengkorak dari penemuan fosil Falcatakely forsterae. Selanjutnya, membandingkan dengan beberapa spesies lain yang telah mereka ketahui.
Berdasarkan ungkapan seorang ahli dari Ilmu Bumi Universitas Cambridge, Daniel Field, fosil tersebut adalah fosil temuan yang tidak mereka duga sebelumnya. Hal ini karena terdapat paruh burung misterius tersebut dengan ujung gigi yang telah mereka awetkan.
“Tidak ada satu pun dari 200 spesies burung yang kita ketahui dari masa itu yang mempunyai tengkorak menyerupai Falcatakely,” kata Daniel Field. Temuan ini telah tertuang pada sebuah Jurnal Nature dan masih menyimpan sisi yang mengejutkan yang lainnya.
“Walaupun pada bentuk wajah kesemuanya mempunyai kemiripan dengan burung yang modern seperti tukan, namun kerangkanya mendasari tentang ciri yang lebih mirip dengan dinosaurus theropoda non-unggas. Misalnya velociraptor serta deinonychus,” ucap patrick O’Connor, seorang penulis study utama dari penelitian penemuan fosil Falcatakely forsterae.
Ia juga seorang profesor ilmu saraf dan anatomi Universitas Ohio. Lalu, penemuan dari fosil yang utuh dari periode tersebut menjadi cenderung jarang ada. Karena, kerangka lebih ringan dan biasanya sangat rapuh untuk para ilmuwan awetkan dengan baik.
Baca Juga: Penemuan Fosil Vectaerovenator Inopinatus dari Periode Kapur
Evolusi Paruh
Pada fosil tersebut, ukuran tengkoraknya memiliki paruh yang terbentuk dari tulang. Para peneliti ini pun menjelaskan jika hal ini merupakan hal dasar yang terjadi pada burung selama hidupnya.
Akan tetapi, pada burung yang baru saja mereka temukan, ciri khasnya langsung terbantahkan. Penemuan fosil Falcatakely forsterae ini memiliki paruh layaknya bulan sabit.
Sebagian besar dari burung pada masa Mesozoikum yang termasuk Archaeopteryx, moncong atau paruhnya menyerupai nenek moyangnya. Dimana pada tulang bagian bawah paruh serta tulang bagian atas lebih besar.
Fosil dari temuan terbaru itu mereka katakan sebagai hasil dari evolusi konvergen. Paruh tersebut ada sejak puluhan tahun yang silam sebelum burung enggang dan burung tukan melakukannya pada zaman ini.
Dari penemuan fosil Falcatakely forsterae tersebut, para ilmuwan dan peneliti lainnya terus menggali secara berkala dan lebih lanjut pada tempat yang sama dengan temuan awal. O’Connor dan kawan-kawan sangat berharap untuk bisa mengeksplor tentang burung misterius atau Falcatakely forsterae mempunyai paruh yang seperti itu. (R10/HR Online)