Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) Tasikmalaya, memeriksa serta menguji makanan para pedagang di Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (25/11/2020).
Adapun makanan diuji diambil dari pedagang sekitar Banjar Atas dan Jl. BKR. Sementara makanan yang mereka cek antara lain bakso, sukhoi, kupat, kerupuk merah, kerupuk kuning, dan mie.
Staf Informasi dan Komunikasi (Infokom) Loka POM Tasikmalaya, Dian Ratih Mustikaningayu, mengatakan, pihaknya dalam memeriksa dan menguji makanan bekerja sama dengan dinas kesehatan.
“Kami melakukan tes formalin, borax, rhodamin, methanil yellow pada makanan. Pengujian tersebut untuk mengetahui apakah dalam makanan itu mengandung obat dan bahan berbahaya atau tidak,” katanya kepada HR Online.
Loka POM Uji Makanan Pedagang Kota Banjar Pakai Test Kit
Sedangkan untuk menguji makanan tersebut, lanjut Dian, menggunakan Test Kit atau alat untuk mendeteksi awal bahan berbahaya dalam makanan.
Dia menuturkan, jika nanti hasilnya ada yang positif mengandung bahan berbahaya, maka pihaknya akan melakukan uji laboratorium. Sementara untuk pedagangnya akan diberikan pembinaan.
“Karena kita menelusuri dari sumbernya. Sedangkan pedagang itu, biasanya hanya membeli dari orang lain,” tuturnya.
Staf Infokom Loka POM Tasikmalaya ini pun menyarankan, apabila hasil ujinya positif, kepada pedagang untuk mengganti barang yang mereka gunakan, dengan menggunakan bahan yang lebih safety.
“Sedangkan untuk sumbernya nanti akan kami telusuri lebih lanjut,” imbuhnya.
Ciri-ciri Makanan Mengandung Bahan Berbahaya
Lebih lanjut Dian menuturkan, jika makanan mengandung obat berbahaya, itu bisa terlihat dari perubahan reaksi warna. Misalnya, terbentuknya cincin ungu pada lapisan atas larutan yang sedang diuji.
“Jadi, kami himbau kepada pedagang untuk hati-hati dalam menggunakan bahan baku atau dalam memproduksi makanan,” ucapnya.
Sementara ciri-ciri makanan yang ada bahan Rhodamin yang berbahaya, adalah cenderung warnanya lebih cerah. Sedangkan untuk formalin, dari segi keawetan makanan jauh lebih panjang. Dan makanan itu, biasanya tidak dihinggapi lalat.
“Jika kita hendak mengolah makanan, kita harus hati-hati dan harus mengenali ciri-ciri makanan yang mengandung bahan berbahaya,” ujarnya.
Sementara itu, staf analis Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Banjar, Rusyono, mengatakan, Loka POM akan lebih sering melakukan uji makanan di Kota Banjar.
“Biasanya sebelum ada Loka POM, maka untuk uji makanan biasanya dua kali dalam setahun. Namun kini bisa 2 kali dalam sebulan,” katanya.
Sehingga, lanjut Rusyono, dengan lebih seringnya melakukan pengecekan makanan, maka masyarakat ataupun pedagang sudah mulai mengerti tentang cara memilih makanan yang baik dan benar.
Hal tersebut terlihat dari yang tadinya banyak mengandung obat atau bahan berbahaya, sekarang sudah sedikit demi sedikit berkurang.
“Selain itu, kami juga sering melakukan pembinaan kepada masyarakat atau ke tempat pengolahan makanan. Pembinaan tersebut terkait bagaimana caranya memilih makanan yang baik dan benar. Dan juga, mengenali ciri-ciri makanan yang mengandung bahan berbahaya,” ujarnya.
Rusyono berharap, mudah-mudahan kedepannya Loka POM bisa lebih rutin untuk melakukan pengecekan. “Dan masyarakat juga semakin sadar dan lebih memahami untuk bisa memilih makanan yang baik,” pungkasnya. (Aji/R5/HR-Online)
Editor : Adi Karyanto