Berita Teknologi, (HarapanRakyat.com).- Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan merupakan sebuah kecerdasan dari ilmu komputer yang mempelajari mesin (komputer).
Sehingga fungsinya, dapat melakukan pekerjaan seperti apa yang manusia lakukan, bahkan lebih baik dari apa yang manusia lakukan.
Ilmu ini berwujud menjadi aplikasi atau program kecerdasan buatan yang bisa masuk pada semua bahasa komputer, baik itu dalam bahasa basic, pascal atau bahasa pemrograman lainnya.
Kemunculan kecerdasan buatan ini menjadi awal tergeraknya revolusi industri 4.0 yang menjamin berbagai kemudahan di setiap sektor pemerintah maupun industri.
Menurut ilmuwan komputer, John McaCarthy, artificial intelligence tercipta untuk mengetahui lebih jauh bagaimana proses berpikir manusia, serta mendesain mesinnya supaya dapat menirukan cara berpikir dan perilaku manusia.
Sedangkan menurut Mc Leod dan Schell, kecerdasan buatan merupakan penyediaan mesin (komputer). Mesin ini memiliki kemampuan untuk menirukan kemampuan dan perilaku manusia, sehingga anggapannya memiliki kesamaan dalam hal kecerdasan.
Teknologi dari kecerdasan buatan saat ini memang sudah banyak berkembang dan penerapannya pada berbagai bidang untuk memudahkan kehidupan sehari-hari.
Teknologi Kecerdasan Buatan Berkembang Pesat
Artificial Intelligence atau AI ini bukan sesuatu hal baru, namun perkembangannya semakin pesat dan selalu menghadirkan hal-hal baru yang menarik perhatian.
Peran penting kehadiran AI, seiring berjalan dengan banyaknya dukungan film fiksi ilmiah, yang berkaitan AI tentunya sangat membantu kehidupan manusia.
Kecerdasan buatan bukan hanya sebatas asisten virtual seperti peran Jarvis pada film Iron Man atau teknologi berbentuk robot. Artifical intelligence mencakup lebih luas dari itu.
AI penerapannya bisa dalam berbagai hal dengan mengutamakan kecerdasan mesin yang tentunya dapat memberikan respon layaknya seperti manusia.
Pengertian dari kecerdasan sendiri yakni memiliki pengetahuan, pengalaman, serta penalaran yang baik dalam membuat keputusan atau mengambil tindakan.
Manusia yang cerdas tentunya dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara yang benar karena ia memiliki pengetahuan dan pengalaman.
Pengetahuan terkumpul dari hasil belajar, maka semakin banyak pengetahuan yang terkumpul tentu akan lebih mudah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Namun, berbekal pengetahuan saja tidaklah cukup untuk menjadi manusia cerdas.
Manusia memiliki karunia berupa akal yang fungsinya untuk penalaran dalam mengambil tindakan, keputusan dan kesimpulan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.
Jika tidak memiliki kemampuan untuk menalar dengan baik, maka sebanyak apapun pengetahuan dan pengalaman manusia akan terasa percuma dalam menyelesaikan masalah secara tepat.
Demikian halnya dengan kemampuan penalaran yang sangat baik pun tidak akan cukup jika belum adanya bekal pengalaman dan pengetahuan yang mumpuni dari manusia agar bisa menyelesaikan masalah dengan baik.
Kecerdasan Buatan Meniru Pola Pikir Manusia
Oleh karena itu, kecerdasan buatan ingin menirukan pola pikir manusia yang cerdas dalam pengetahuan, pengalaman dan penalarannya yang baik untuk mengatasi masalah.
Teknologi yang tercipta oleh kecerdasan buatan membutuhkan data untuk dijadikan sumber pengetahuan, sama seperti manusia cerdas pada umumnya.
AI membutuhkan pengalaman dan data yang valid agar kecerdasannya dapat terbentuk dengan baik. Point utama dalam proses menciptakan kecerdasan buatan yaitu learning, reasoning dan self correction.
AI perlu proses belajar untuk memperdalam dan memperkaya pengetahuannya. Menariknya, selama proses pembelajaran, AI tidak selalu mengikuti perintah dari manusia.
AI mampu belajar dengan sendirinya berdasarkan pengalaman AI saat pernah manusia gunakan sebelumnya.
Hal yang tak kalah menarik dari kecerdasan buatan ini yaitu kemampuan untuk melakukan self correction atau mengoreksi dirinya sendiri.
AI memang diprogram agar terus belajar serta memperbaiki diri dari kesalahan yang pernah dibuat.
Mungkin banyak orang masih bingung bagaimana cara kerja dari teknologi kecerdasan buatan. Cara kerja dari artificial intelligence seperti AlphaGo.
Awal mula pengembangan AlphaGo , ia mendapatkan sebanyak 100.000 data pertandingan Go agar bisa dipelajari.
Selanjutnya, AlphaGo akan bermain Go dengan sendirinya dan saat ia kalah maka ia akan memperbaiki cara bermainnya. Proses bermain dan pengkoreksian diri akan berulang-ulang.
Pada dasarnya, sebuah kecerdasan buatan terbentuk karena adanya 4 faktor utama yang manusia cerdas miliki.
Antaralain acting humanly (sistem dalam bertindak seperti manusia), thinking humanly (sistem untuk berpikir layaknya manusia).
Selanjutnya, think rationally (sistem dalam berpikir rasional) dan act rationally (sistem dalam bertindak rasional).
Pemanfaatn AI atau kecerdasan buatan ini sudah ada di berbagai bidang, seperti industri, bisnis, medis, pendidikan dan bidang lain untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Beberapa contoh kecerdasan buatan yang populer adalah sebagai berikut :
Asisten Virtual
Salah satu contoh dari teknologi kecerdasan buatan yaitu asisten virtual. Layaknya pekerjaan asisten pada umumnya, asisten virtual dapat saling berinteraksi.
Asisten virtual juga mampu mencatat waktu, jadwal atau acara sehingga ia akan menginformasikan ketika waktu yang telah kita tentukan segera tiba.
Selain itu, ia bisa mendapatkan perintah untuk melakukan pekerjaan lain seperti mengirim pesan, membuka aplikasi, memutar musik dan lain-lain.
Teknologi asisten virtual ini terus belajar menyesuaikan penggunanya, sehingga ia dapat mengetahui apa hal yang biasa pengguna lakukan dan sukai.
Contoh penyedia yang menciptakan asisten virtual yaitu google assistant, Alexa atau Siri.
Penerapan AI pada asisten virtual tidak hanya pada smartphone saja, namun juga bisa pada kendaraan seperti mobil.
Misalnya saja mobil AI yang memanfaatkan teknologi AI agar mobilnya mampu berjalan tanpa ada pengemudi di dalamnya.
Rekomendasi E-Commerce
Contoh penerapan lain yang menggunakan kecerdasan buatan adalah rekomendasi produk pada e-commerce. Konsep tersebut tentunya sering muncul pada saat seseorang mengunjungi ecommerce.
Biasanya saat Anda berbelanja di e-commerce, ada beberapa produk muncul yang direkomendasikan untuk mereka.
Cara kerja produk yang direkomendasikan itu bukan dari orang yang melakukannya, melainkan dari teknologi AI sendiri yang merekomendasikan produk.
AI memperoleh data dari apa yang orang cari, misalnya saat pencarian produk, pembelian produk atau produk-produk yang sudah pernah kamu lihat sebelumnya.
Kemudian data tersebut akan AI proses sehingga menghasilkan berbagai jenis rekomendasi produk yang pas dan sesuai.
DeepFace Facebook
DeepFacae Facebook merupakan salah satu contoh teknologi dari AI yang Facebook miliki.
Fungsi AI pada deepFace ini yaitu untuk mengenali wajah seseorang yang ada pada sebuah postingan gambar atau foto.
Melalui teknologi ini, Anda tidak perlu menandai seseorang secara manual pada fotonya, karena kecanggihan AI akan bisa mendeteksinya.
Mungkin Anda bingung bagaimana caranya AI mampu mendeteksi foto secara akurat. Sebelum DeepFace mampu mengidentifikasi foto dengan tepat, ia perlu latihan berdasarkan data yang ia peroleh.
Data AI dapatkan saat Anda menandai orang di foto sebelumnya. Setelah itu, AI terus berlatih dan memperoleh banyak data dan akhirnya mampu mengidentifikasi seseorang melalui foto.
Kecerdasan buatan tentunya memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan manusia, baik itu pola hidup, interaksi, kemudahan dan kenyamanan pada banyak hal.
Oleh karena itu, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) akan terus berkembang lebih banyak menciptakan inovasi baru mengikuti perkembangan zaman. (Deni/R4/HR-Online)
Editor : Deni Supendi
.){kind=link}