Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Hasil survei Pilkada Pangandaran, Jawa Barat, kembali dirilis oleh Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Network besutan Denny JA. Survei yang dilakukan pada 23 sampai 27 Oktober 2020 ini menyebutkan pasangan Jeje Wiradinata- Ujang Endin Indarwan (JUARA) unggul dengan persentase 65 persen.
Sementara rivalnya pasangan Adang Hadari- Supratman (AMAN) pada survei tersebut hanya mendapat 28 persen. Sedangkan responden yang belum menentukan pilihan atau swing voter sebesar 7 persen.
Metoda survei yang dilakukan LSI menggunakan standar multistage random sampling dan wawancara tatap muka. Sementara responden dalam survei ini sebanyak 440 orang. LSI menyebut margin of error hasil survei ini tak akan lebih dari 4,8%.
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Network Denny JA Toto Izul Fatah, menjelaskan, hasil survei Pilkada Pangandaran yang dilakukan pada bulan Oktober hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil survei pada bulan Juli lalu.
Pasangan JUARA yang pada survei Juli lalu unggul 67 persen, pada bulan Oktober masih bertengger di angka 60-an atau tepatnya 65 persen.
Baca juga: KPU Simpan Nomor Urut Paslon Pilkada Pangandaran dalam Ikan Marlin
Begitu juga pasangan AMAN yang pada survei bulan Oktober masih stagnan di angka 20-an persen atau tepatnya 28 persen. Sementara pada survei Juli lalu pasangan AMAN di angka 26 persen atau hanya naik dua digit pada bulan Oktober.
Temuan Menarik pada Hasil Survei Pilkada Pangandaran Oktober
Toto menjelaskan data menarik dari hasil survei yang berlangsung bulan Oktober adalah temuan strong voter atau pemilih militan yang menyatakan dukungan penuh kepada pasangan calon.
Pasangan JUARA, kata Toto, memiliki strong voter sebesar 47,7 persen. Sementara pasangan AMAN memiliki strong voter sebesar 22,0 persen.
“Sementara pemilih soft voter atau pemilih ragu-ragu ternyata cukup tinggi atau sebesar 30 persen. Pemilih soft voter ini biasa disebut pemilih tak bertuan atau masih bisa diperebutkan oleh kedua pasangan calon,” kata Toto, dalam pres rilis yang diterima, Senin (02/11/2020).
Namun begitu, lanjut Toto, terdapat kenaikan persentase strong voter yang cukup tinggi pada pasangan JUARA.
Pada hasil survei Pilkada Pangandaran bulan Juli strong voter pasangan JUARA masih di angka 35,4 persen dan kemudian meroket pada bulan Oktober menjadi 47,7 persen.
“Jika berkaca pada pengalaman Pilkada di daerah lain, pemilih strong voter yang ditemukan dari hasil survei biasanya tidak pernah berubah hingga hari pencoblosan. Dari analisa survei ini bisa disimpulkan bahwa pasangan JUARA sangat berpeluang besar memenangkan Pilkada Pangandaran,” ujarnya.
Meski pemilih soft voter atau pemilih ragu-ragu masih ditemukan sebesar 30 persen, lanjut Toto, namun bukan perkara mudah bagi pasangan AMAN untuk bisa mengalahkan pasangan JUARA.
“Memperebutkan 30 persen pemilih ragu-ragu untuk mengejar selisih 25 persen perlu perjuangan yang berdarah-darah bagi pasangan AMAN untuk mengalahkan pasangan JUARA. Artinya perjuangannya sangat berat,” ungkapnya.
Baca Juga : Survei LSI Bahas Potensi Politik Uang di Pilkada Pangandaran
Hasil Survei Pilkada Pangandaran: Politik Uang Bisa Ubah Peta Dukungan
Toto pun mengkhawatirkan rendahnya jumlah pemilih yang menyalurkan hak suaranya di saat pandemi Covid-19. Ia khawatir pemilih malas datang ke TPS dengan alasan kekhawatiran penularan Covid-19.
“Tentunya ini tugas kedua pasangan calon dan penyelenggara Pilkada untuk meyakinkan keamanan kesehatan agar pemilih datang ke TPS,” ujarnya.
Untuk penyelenggara Pilkada, harus menjamin keamanan protokol kesehatan bagi masyarakat saat mereka datang ke TPS. Jika masyarakat mendapat jaminan protokol kesehatan yang baik, pasti mereka akan merasa aman dan bersedia datang ke TPS.
Selain itu, kata Toto, terdapat temuan menarik pada hasil survei Pilkada Pangandaran. Dimana sekitar 50 persen masyarakat Pangandaran menganggap politik uang hal yang wajar.
Baca juga: Survei LSI Bahas Potensi Politik Uang di Pilkada Pangandaran
“Tingginya sikap permisif pemilih terhadap politik uang bisa mengubah peta dukangan atau hasil Pilkada Pangandaran nanti. Makanya perlu komitmen kedua pasangan calon untuk bermain fair dan tidak menggunakan cara-cara yang bisa merusak proses demokrasi,” ujarnya. (Ceng2/R2/HR-Online)
Editor: Subagja Hamara