Gerhana bulan penumbra akan terjadi pada akhir bulan ini yaitu pada 30 November 2020. Hal tersebut seperti yang BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) sampaikan dalam situs resmi mereka www.bmkg.go.id.
Fenomena ini melengkapi peristiwa tahun ini akan terjadinya gerhana, baik bulan maupun matahari. Karena tercatat, telah terjadi beberapa kali terjadi fenomena gerhana sekitar enam kali dalam satu tahun ini.
Fenomena tersebut menjadi sebuah peristiwa yang terjadi akibat posisi dari tiga benda luar angkasa, yaitu bumi-matahari-bulan yang tidak sejajar.
Gerhana Bulan Penumbra
Melansir Wikipedia, jika peristiwa GBP total merupakan gerhana bulan yang mana saat bulan menjadi sungguh-sungguh tenggelam pada kerucut penumbra bumi tanpa terjadi sentuhan terhadap umbra.
Fenomena ini pun akan terjadi sebentar lagi untuk penghujung tahun 2020, tepatnya ada 30 November 2020 mendatang. BMKG melaporkan jika pada tahun ini telah terjadi empat gerhana bulan dan fenomena gerhana bulan ini akan menjadi peristiwa yang terakhir untuk tahun 2020.
Untuk peristiwa gerhana bulan penumbra ini akan dapat kita saksikan dan terlihat untuk seluruh wilayah Indonesia. Akan tetapi, pengamat yang berbeda pada bagian barat garis puncak tak akan bisa mengamati puncak dari fenomena gerhana bulan ini.
Hal tersebut terjadi karena bulan berada di bawah garis horizontal ketika gerhana penumbra ini terjadi. Dengan demikian, mereka yang berada pada posisi tersebut hanya bisa mengamati prosesnya sejak bulan muncul sampai gerhana bulan selesai atau berakhir.
Baca Juga: Fenomena Gerhana Matahari Total, Proses Terjadi dan Dampaknya
Waktu Mengamati Gerhana Bulan
Sementara itu, untuk para pengamat yang berada pada posisi sebelah timur garis puncak, maka akan mengamati dari proses gerhana bulan sejak bulan terbit juga sampai peristiwa tersebut berakhir.
Kemudian, fenomena ini akan terjadi selama 4 jam, bahkan bisa lebih. Menurut BMKG, fenomena gerhana bulan ini akan terjadi sekitar pukul 16.32 WIT hingga 20.53 WIT.
Jika anda menyaksikan dari bagian barat, dapat mengamatinya sekitar pukul 18.32 WIB hingga 22.53 WIB. Puncak dari gerhana ini BMKG perkirakan akan terjadi ketika waktu menunjukkan pukul 18.42 WIT atau 20.42 WIB.
Karena gerhana bulan penumbra ini terjadi ketika ada ketidaksejajaran posisi antara bulan-matahari-bumi, sehingga menyebabkan bulan hanya dapat masuk ke bayangan dari penumbra bumi.
Ini akan mengakibatkan bulan tampak menjadi lebih redup daripada saat terjadi purnama. Fenomena ini merupakan salah satu akibat yang terjadi ketika pergerakan dinamis dari posisi bulan, bumi, dan matahari. Kemudian, fenomena ini akan terjadi pada fase bulan purnama serta bisa diprediksi sebelumnya.
Baca Juga: Mengenal Fenomena Konjungsi Penyebab Gerhana dalam Pendekatan Astronomi
Fenomena Gerhana Bulan dan Matahari Selama Tahun 2020
Seperti yang sudah BMKG ungkapkan jika GBP ini akan terjadi pada 30 November mendatang dan melengkapi fenomena gerhana bulan dalam tahun ini.
Terjadi total enam fenomena gerhana, 2 kali terjadi gerhana matahari serta 4 kali terjadi gerhana bulan. Jika dapat mengurutkan fenomena-fenomena tersebut mulai dari awal tahun, maka akan bisa kita ketahui secara lebih jelas mengenai kapan terjadinya.
Yang pertama terjadi pada 11 Januari 2020 terjadi gerhana bulan penumbra (GBP) yang bisa kita amati waktu itu dari Indonesia. Lalu pada 6 Juni 2020 juga terjadi fenomena yang sama dari gerhana bulan, yakni GBP dapat kita amati dari Indonesia.
Selanjutnya, pada 21 Juni 2020 terjadi gerhana matahari cincin (GMC) yang dapat kita amati dari Indonesia berupa gerhana matahari sebagian.
Kecuali untuk sebagian besar pulau Jawa serta sebagian kecil wilayah Sumatera Selatan. Berikutnya adalah fenomena GBP pada 5 Juli 2020 yang saat itu tidak bisa kita amati dari wilayah Indonesia.
Selanjutnya yang nantinya akan dapat kita saksikan dari wilayah Indonesia bagian barat, yakni gerhana bulan penumbra pada 30 November 2020. Selanjutnya untuk penutup tahun, akan terjadi fenomena gerhana matahari total (GMT) pada tanggal 14 Desember 2020. Namun sayangnya, tidak dapat kita amati dari wilayah Indonesia. (R10/HR Online)