Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),- Presiden Mahasiswa (Presma) STIE Cipasung Tasikmalaya, Jawa Barat, Nuril Huda, mengajak rekan mahasiswa untuk terus terapkan pola hidup 3M. Yaitu, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan.
Menurutnya, mahasiswa harus menjadi contoh kepada masyarakat dalam menerapkan pola hidup 3M. Selain mahasiswa memiliki peran dan tanggung jawab dipundaknya, sebagai agent of change, social control dan iron stock.
“Mahasiswa pun harus memiliki tanggungjawab sebagai agent of provokator. Artinya, mahasiswa harus mempengaruhi masyarakat ataupun mahasiswa lainnya, dalam menerapkan pola hidup 3M,” ucapnya kepada HR Online, usai demo tolak UU Cipta Kerja.
Menurut Nuril, menjaga jarak saat ini memang masih banyak yang sulit melakukannya atau menghindari kontak dengan orang lain.
“Akan tetapi, memakai masker, selalu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan tidak terlalu berkontak fisik satu sama lain, itu sudah merupakan ikhtiar kita bersama,” katanya.
Nuril menambahkan, salah satu bentuk dukungan untuk melawan virus Corona ini adalah dengan memasang baliho. Bahkan, tidak sedikit baliho imbauan Covid-19 yang terpasang di pinggir jalan, mengalahkan baliho calon bupati.
Bukan hanya secara fisik, banyak juga imbauan dari pemerintah dan poster ajakan mahasiswa, yang selalu melintas pada laman media sosial, yang terjangkau masyarakat.
“Itu adalah kampanye kesadaran kita bersama melawan Covid-19,” imbuhnya.
Mahasiswa Tasikmalaya Tetap Jalankan Pola Hidup 3M Meski Saat Berdemo
Pada saat momentum demonstrasi yang sedang hangat-hangatnya saat ini, yaitu penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja, mahasiswa tetap menjalankan protokol kesehatan.
“Kecuali saat orator berorasi tentu masker dibuka. Sebab, orasi memerlukan lantangan suara yang cukup menggebu, dan jika tetap memakai masker maka akan merasa pengap,” ucapnya.
Bahkan, lanjut Nuril, meskipun banyak melakukan kegiatan luar rumah, namun sepulang kegiatan langsung mandi dan keramas, serta mencuci pakaian tersebut.
“Jangan sampai pakaian tersebut tertimbun dan tercampur dengan lainnya,” tuturnya.
Menurutnya, mengenakan masker memang akan menutup wajah, sehingga kecantikan dan ketampanan tidak akan terlihat jelas. Namun, katanya, kesehatan adalah yang utama.
Nuril pun tidak menampik bahwa ada sebagian mahasiswa yang memang mengabaikan pola hidup 3M. Seperti hanya memakai masker tapi terpasang pada dagu saja, tidak menutupi hidung dan mulut. Jadi, seakan-akan menjadikan masker sebagai hiasan wajah.
“Saya tidak menampik mahasiswa kini selalu menjadi sorotan oleh masyarakat. Tapi, hal itu jadikan perhatian, sebagai upaya kita untuk mengkampanyekan serta mencontoh penerapan pola hidup 3M. Mari kita saling ingat dan saling jaga,” pungkasnya. (Apip/R5/HR-Online)
Editor : Adi Karyanto