Senin, April 7, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Tradisi Nelayan Pangandaran Memudar Karena Pariwisata

Sejarah Tradisi Nelayan Pangandaran Memudar Karena Pariwisata

Membahas sejarah tradisi nelayan Pangandaran ternyata menarik. Peneliti IPB berpendapat bahwa pesatnya perkembangan pariwisata Pangandaran, berdampak pada memudarnya tradisi para nelayan yang ada sejak lamasecara turun temurun.

Sejarah Tradisi Nelayan Pangandaran Memudar

Elbie Yudha Pratama, Dkk,  dalam penelitiannya berjudul  “Impact of Tourism Development and Fisherman Attitudes in Pangandaran Village” (Jurnal Penyuluhan, Maret 2013), menyebut  bahwa pengaruh pariwisata yang pesat berdampak pada memudarnya tradisi nelayan lokal. Selain itu juga berdampak pada perubahan gaya hidup nelayan.

Secara umum perkembangan pariwisata Pangandaran berdampak positif bagi kehidupan ekonomi masyarakat yang terbantu karena wisatawan.

Akan tetapi, pariwisata Pangandaran yang terus berkembang, memberikan pengaruh negatif pada nilai-nilai budaya. Salah satunya pada budaya nelayan dalam tradisi melaut.

Hal ini terjadi karena terdapat nilai-nilai budaya masyarakat yang terbentuk dari lingkungan sekitar. Pariwisata yang berkembangan cukup lama secara tidak langsung menyebabkan memudarnya tradisi masyarakat lokal seperti kehidupan nelayan di Pangandaran.

Tradisi Melaut Nelayan pada Hari Tertentu Semakin Ditinggalkan

Elbie Yudha Pratama, pun menyoroti tentang sejarah tradisi melaut nelayan Pangandaran. Dalam penelitiannya, masyarakat banyak yang meninggalkan tradisi turun temurun leluhurnya. Seperti larangan melaut pada hari-hari tertentu, hari yang sakral untuk pergi melaut adalah setiap malam Selasa dan malam Jumat termasuk Kliwon pada kedua hari tersebut.

Masyarakat Pangandaran sejak dahulu selalu meyakini dan memegang teguh kepercayaan dari nenek moyang. Bahwa setiap malam Selasa dan malam Jumat tidak boleh pergi melaut. Apabila ada yang melanggar maka akan celaka atau mendapatkan musibah dalam berbagai bentuk.

Baca Juga: Sejarah Tanaman Lada, Komoditi Mahal dan Paling Dicari Bangsa Eropa

Larangan dari kokolot (leluhur) untuk pergi melaut tersebut bukan tanpa alasan. Larangan tersebut ternyata memberikan makna tersendiri, hari-hari tersebut menjadi kesempatan para nelayan untuk beribadah, dan disisi lain memberikan waktu bagi ikan untuk dapat berenang bebas dan beristirahat. Akan tetapi tradisi tersebut lama kelamaan menjadi semakin memudar.

Pelanggaran melaut dalam dua hari sakral itu timbul karena tuntutan perkembangan pariwisata. Hal ini memaksa nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapannya. Hal ini akan memberikan keuntungan ekonomis kepada nelayan. Hal tersebut membuat nelayan Pangandaran menjadi semakin meninggalkan sejarah tradisi nelayan yang sudah ada sejak lama oleh para leluhur Pangandaran.

Pengembangan Pariwisata Berdampak pada Gaya Hidup Nelayan

Elbie Yudha Pratama, Dkk (2013: 15) menyebut  bahwa perkembangan pariwisata Pangandaran yang pesat, memberikan dampak pada gaya hidup nelayan.

Pariwisata Pangandaran menyebabkan berubahnya gaya hidup dari sebagian besar nelayan lokal terutama nelayan Juragan.

Perubahan gaya hidup pada nelayan yang terjadi seperti meninggalkan kebiasaan bersilaturahmi secara langsung. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka saat ini tergantikan oleh handphone. Begitupun cara berpakaian, dan bangunan rumah yang modern.

Seperti cara berpakaian masyarakat nelayan yang mulai mengalami perubahan. Hal itu karena  terpengaruh oleh cara berpakaian wisatawan asing yang datang ke Pangandaran.

Secara umum masyarakat Pangandaran menganggap wisatawan asing yang datang sebagai panutan yang kemudian jadi contoh oleh sebagian masyarakat nelayan. Khususnya oleh anak-anak nelayan. Dengan adanya gaya asing tersebut, mereka kemudian mengikuti cara berpakaian yang sama.

Begitulah sepenggal sejarah tradisi nelayan di Pangandaran yang memudar akibat dari pesatnya perkembangan pariwisata dan kemajuan tekhnologi. (Erik/R9/HR-Online)

Editor: Dadang

Cara Mengaktifkan dan Menggunakan Visual Intelligence di iPhone

Cara Mengaktifkan dan Menggunakan Visual Intelligence di iPhone

Visual Intelligence di iPhone merupakan fitur baru dalam pembaruan sistem operasi iOS 18.4. Sebagai fitur baru, tentu saja inovasi ini mampu menggebrak pasar gadget...
Pergeseran tanah panawangan

Pergeseran Tanah di Panawangan, Bupati Ciamis Tinjau Ratusan Pengungsi

harapanrakyat.com,- Ratusan warga di Desa Mekarbuana dan Desa Sadapaingan, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, mengungsi akibat bencana pergeseran tanah, Senin (7/4/2025) dini hari. Mendapati laporan tersebut,...
Arus balik di Jalur Selatan Garut

Arus Balik di Jalur Selatan Garut Minggu Malam Mulai Lancar, Volume Kendaraan Mengarah ke Bandung Berkurang

harapanrakyat.com,- Volume kendaraan arus balik lebaran 2025 yang melintas di jalur selatan Garut, Jawa Barat, pada Minggu (6/4/2025) malam, sudah mulai menurun. Meski masih...
Remaja terseret ombak Pantai Karang Papak Garut

4 Remaja Terseret Ombak Pantai Karang Papak Garut, 1 Orang Tewas 

harapanrakyat.com,- Niat wisata malah jadi malapetaka, empat orang remaja asal Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat terseret ombak pantai Karang Papak Kecamatan Cikelet pada...
Lucky Hakim liburan ke Jepang

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Sindir Lucky Hakim yang Liburan ke Jepang: Bilang Dulu Ya!

harapanrakyat.com,-  Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyentil Bupati Indramayu Lucky Hakim yang liburan ke Jepang saat momen libur lebaran. Tak tanggung-tanggung Dedi Mulyadi mengunggah...
Pemudik arus balik

Potret Lonjakan Pemudik Saat Puncak Arus Balik di Terminal Tipe A Kota Banjar

harapanrakyat.com,- Memasuki H+6 lebaran Idul Fitri 1446 H ratusan pemudik memadati Terminal Tipe A Kota Banjar, Jawa Barat, saat puncak arus balik pemudik pada...