Senin, April 7, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Kuliner di Indonesia, Benarkah Terpengaruh Budaya Eropa?

Sejarah Kuliner di Indonesia, Benarkah Terpengaruh Budaya Eropa?

Banyak yang menyebut sejarah kuliner di Indonesia lahir dan terpengaruh oleh budaya Eropa, terutama pada masa kolonial Belanda. Berikut pembahasannya.

Pipit Anggraeni dalam jurnalnya berjudul “Menu Poluper Hindia Belanda tahun 1901-1942. Kajian Pengaruh Budaya Eropa Terhadap Kuliner Indonesia”. Menyebut kekayaan kuliner Indonesia tidak terlepas dari budaya asing.

Kondisi sosial budaya rakyat Indonesia tahun 1901-1942 adalah gambaran nyata yang menunjukan adanya proses akulturasi tersebut. Hal itu bisa terlihat melalui berbagai bahan makanan, alat-alat masak dan hasil masakan yang terbuat dari beberapa olahan bahan Eropa.

Konsosial-budaya masyarakat Indonesia dalam kurun waktu 1901-1942 merupakan gambaran nyata yang dapat menunjukan adanya proses akulturasi tersebut.  Seperti semur (smoor), perkedel (frekedelen), serta aneka minuman dingin (es). Itu beberapa contoh makanan dengan sentuhan dari budaya Eropa.

Sejarah Akulturasi Budaya Kuliner di Indonesia

Menurut Pipit Anggraeni, Indonesia memiliki keunikan dalam kesederhanaan kuliner. Dengan wilayah yang luas, Indonesia memilliki berbagai macam kuliner dengan aneka cita rasa. Kearifan kuliner Indonesia berkembang seiring dengan datangnya bangsa asing, seperti Cina, Eropa dan India.

Sementara, Soekiman dalam bukunya berjudul “Kebudayaan Indis: dari Zaman Kompeni sampai Revolusi”, menyebut kontak budaya antara bangsa Eropa dengan Bumiputera Hindia Belanda memunculkan perpaduan baru.

Baca Juga: Sejarah Pers di Sumatera, Kisah Perempuan yang Melawan Adat

Akulturasi budaya antara Indonesia dan beberapa bangsa asing telah berlangsung tanpa meninggalkan jejak kuliner di Indonesia.  Bisa menelusurinya dari berbagai sumber sejarah.

Seperti halnya Sri Owen dalam buku berjudul “Indonesian Regional Food & Cookery” (1999), terungkap berbagai resep makanan beberapa wilayah Indonesia. Selain itu juga bercerita tentang kebiasaan dan teknik pengolahan makanan dalam mempraktikan resep-resep makanan.  

Media Kolonial yang Mempengaruhi proses memasak modern Indonesia

Sejarah kuliner Indonesia seperti pendapat Berkum dalam jurnal Pipit Anggraeni, menyebutkan pengenalan teknologi memasak, orang kolonial melakukannya melalui kolom-kolom surat kabar rumah tangga. Banyak tulisan memuat informasi tentang cara hidup sehat dengan mengelola makanan secara baik.

Selain itu juga surat kabar rumah tangga memuat informasi tata cara memasak gaya kolonial. Mulai dari memakai kompor, panci, wajan, ketel air, talenan, pisau, garpu, sendok, kocokan telur dan lainnya. Ada juga informasi tentang menata dapur ideal untuk memasak.

Sehingga, surat kabar rumah tangga juga menyarankan orang pribumi memperbaiki bagian dalam dapur dengan standar Eropa.  Seperti memakai cerobong asap, wastafel dan menggunakan lantai rata dan bersih.

Rijsttafel, Hidangan Bangsa Eropa yang Mempengaruhi Sejarah Kuliner Indonesia

Rijsttafel merupakan budaya makan yang mewah dengan beberapa hidangan pada satu meja makan. Berbagai kalangan sejarawan menganggap Rijsttafel ini sebenarnya hidangan bangsa Eropa yang terpengaruh oleh tradisi kuliner Indonesia.

Orang Belanda pertama kali memakai istilah Rijsttafel ini guna memperlihatkan kebiasaan makan nasi dari generasi ke generasi orang Indonesia. Yang akhirnya menjadi budaya tersendiri terhadap kehidupan orang-orang Belanda. Rijst artinya adalah nasi, sedangkan tafel artinya meja atau bermakna kias untuk hidangan.

Keluarga belanda mulai menggunakan Rijsttafel ini kurang lebih sekitar tahun 1870 an.  Hidangan Rijsttafel masih bisa ditemukan di Solo sampai saat ini. Begitulah sepenggal sejarah kuliner  Indonesia yang terpengaruh budaya asing. (Erik/R9/HR-Online)

Editor : Dadang

Arus balik di Jalur Selatan Garut

Arus Balik di Jalur Selatan Garut Minggu Malam Mulai Lancar, Volume Kendaraan Mengarah ke Bandung Berkurang

harapanrakyat.com,- Volume kendaraan arus balik lebaran 2025 yang melintas di jalur selatan Garut, Jawa Barat, pada Minggu (6/4/2025) malam, sudah mulai menurun. Meski masih...
Remaja terseret ombak Pantai Karang Papak Garut

4 Remaja Terseret Ombak Pantai Karang Papak Garut, 1 Orang Tewas 

harapanrakyat.com,- Niat wisata malah jadi malapetaka, empat orang remaja asal Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat terseret ombak pantai Karang Papak Kecamatan Cikelet pada...
Lucky Hakim liburan ke Jepang

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Sindir Lucky Hakim yang Liburan ke Jepang: Bilang Dulu Ya!

harapanrakyat.com,-  Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyentil Bupati Indramayu Lucky Hakim yang liburan ke Jepang saat momen libur lebaran. Tak tanggung-tanggung Dedi Mulyadi mengunggah...
Pemudik arus balik

Potret Lonjakan Pemudik Saat Puncak Arus Balik di Terminal Tipe A Kota Banjar

harapanrakyat.com,- Memasuki H+6 lebaran Idul Fitri 1446 H ratusan pemudik memadati Terminal Tipe A Kota Banjar, Jawa Barat, saat puncak arus balik pemudik pada...
Pasca Banjir, Bupati Sumedang Tinjau Aliran Sungai Cimande Pastikan Jembatan Pangsor Aman

Pasca Banjir, Bupati Sumedang Tinjau Aliran Sungai Cimande Pastikan Jembatan Pangsor Aman

harapanrakyat.com,- Di tengah hujan deras yang mengguyur wilayah Sumedang, Bupati Dony Ahmad Munir turun langsung ke lapangan memantau aliran Sungai Cimande, khususnya di bawah...
Arus Balik Lebaran, Jalur Alternatif Cadas Pangeran Sumedang Jadi Pilihan Pemotor

Arus Balik Lebaran, Jalur Alternatif Cadas Pangeran Sumedang Jadi Pilihan Pemotor

harapanrakyat.com,- Jalur Cadas Pangeran Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, jadi alternatif jalur bagi pemudik motor, yang kembali ke kota asal setelah pulang kampung dari sejumlah...