Potensi megatsunami di Alaska bisa terjadi sekitar 12 bulan ke depan. Setidaknya hal tersebut para ilmuwan ungkap untuk memperingatkan umat manusia. Mereka meneliti hal ini dan menemukan fakta jika gunung-gunung yang ada pada wilayah kutub Bumi tersebut runtuh.
Lapisan es yang bersatu selama ini mencair. Hal tersebut menjadi ancaman yang serius bagi kita jika cairan tersebut jatuh ke laut. Karena akan menghasilkan megatsunami yang dapat mengancam penduduk setempat. Bahkan wisata utama Alaska akan menjadi sangat berbahaya karena hal tersebut.
Prediksi, Penyebab dan Potensi Megatsunami di Alaska
Baru-baru ini para ilmuwan meneliti sebuah fenomena gunung es Alaska yang mulai runtuh perlahan. Lapisan es yang selama ini menyatu dengan sempurna mulai mencair. Hal tersebut akan menjadi sebuah ancaman bagi penduduk sekitar dan juga membahayakan wisata Alaska.
Seperti yang kita ketahui, jika cairan raksasa tersebut jatuh ke laut, akan menghasilkan gelombang yang sangat besar dan dapat menjadi tsunami.
Salah satu wilayah yang menjadi perhatian para peneliti yaitu kemiringan fyord Barry Arm Alaska. Lokasi tersebut menghadap ke arah kapal pesiar yang tengah populer saat ini.
Kemerosotan Barry Arm ini mulai terjadi awal abad yang silam. Kemudian, keadaannya semakin cepat dalam waktu satu dekade berikutnya. Setelah itu, mereka (peneliti) menemukan jika kondisi bertambah parah saat memasuki tahun ini. Potensi megatsunami di Alaska pun mereka prediksi akan terjadi.
Hal tersebut mereka lihat dengan pengamatan dari foto satelit. Misalkan gletser Barry Arm tersebut jatuh ke laut, maka dapat mengakibatkan gelombang yang sangat besar.
Kemudian, kondisi tersebut akan menghantam semua kapal yang ada pada area tersebut. Sehingga, dalam ratusan meter pada bagian atas pegunungan yang terdekat, akan membanjiri lokasi destinasi wisata Alaska yang populer. Hal ini akan menghantam 10 meter kota Whittier.
Baca Juga: Negara Paling Rawan Tsunami! Waspada, Indonesia Salah Satunya Lho!
Perkiraan Perhitungan
Melansir dari Science Alert, para ilmuwan ahli geofisika Chun Li, Ohio State University, sulit mempercayai tentang penemuan angka-angka dari perhitungan mereka terhadap potensi megatsunami di Alaska.
“Berdasarkan elevasi endapan pada permukaan air, volume tanah tergelincir dan sudut lereng akan melepaskan 16 kali lebih banyak puing-puing. Kemudian, akan melepaskan 11 kali energi lebih banyak daripada longsor. Melebihi megatsunami Teluk Lituya Alaska 1958,” ucapnya.
Menurutnya, jika perhitungan tepat, maka hal tersebut akan menjadi gelombang tsunami yang paling tinggi pada zaman ini. Hal ini mencapai ketinggian maksimal 524 meter atau 1.720 kaki.
Peristiwa serupa pada lapisan es yang longsor tersebut akan melewati fenomena tahun 2015 pada wilayah Taan Fiord bagian timur. Kala itu, tsunami yang terjadi mencapai ketinggian 193 meter atau 633 kaki.
Baca Juga: Tsunami Jawa 20 Meter Kapan Terjadi? Benarkah Tahun 2020?
Faktor Penyebab Longsor Lapisan Es
Menurut para peneliti, longsornya lapisan es tersebut terjadi oleh beberapa sebab yang akhirnya menjadi potensi megatsunami di Alaska.
“Lereng seperti tersebut bisa berubah dari bergerak lambat menjadi longsor yang sangat cepat karena sejumlah hal yang menjadi pemicu yang mungkin terjadi,”
“Sering hujan lebat yang berkepanjangan menjadi faktor. Lalu, gempa bumi yang juga memicu, sementara cuaca yang panas menjadi pendorong pencairan lapisan es permafrost, gletser, dan salju,” ucapnya.
Pada bulan Mei yang lalu, para peneliti yang terdiri atas 14 ahli geologi tersebut memberi surat terbuka pada Departemen Sumber Daya Alam Alaska (ADNR).
Surat terbuka tentang potensi megatsunami di Alaska tersebut memiliki isi tentang hal peringatan adanya longsor besar. Lalu kemungkinan tsunami yang akan melanda dalam satu tahun hingga 20 tahun mendatang.
“Kala ini musim berubah-ubah, lanskap memerlukan waktu yang tepat untuk menyesuaikan. Apabila gletser terjatuh dengan cepat, lereng pada daerah sekitarnya akan terperanjat. Karena, kemungkinan besar, mereka akan jatuh secara bersama-sama,” kata Brentwood Higman, ahli geologi Tann Fiord dan juga Barry Arm.
Sementara itu, ahli geologi lain yakni Ering Bessette-Kirton memeriksa foto satelit dalam waktu 30 tahun ini telah menemukan hal baru. Tanah akan longsor pada pegunungan St Elias dan juga pada Teluk Gletser Alaska yang berkaitan dengan cuaca yang kini semakin hangat.
Untuk mengatasi bahaya akibat kondisi tersebut, para peneliti dan ahli geologi mengharapkan dapat memprediksi akan waktu terjadinya lereng es tersebut terjatuh.
Hal tersebut mereka lakukan dengan cara memasang sensor pada lereng es yang merupakan lereng paling berbahaya terjadi longsor. Sehingga, antisipasi dari potensi megatsunami di Alaska dapat mereka lakukan dengan baik. (R10/HR Online)