Berita Ciamis (harapanrakyat.com).- Antusias warga Banjarsari, Kabupaten Ciamis, untuk mendapatkan bantuan sosial UMKM terlihat begitu besar.
Bahkan hampir seluruh masyarakat ikut daftar, meski mereka tidak memiliki usaha mikro.
Paarahnya lagi, warga yang sudah mendapatkan jenis program bantuan sosial pun ikut-ikutan mendaftar hingga bantuan UMKM ini terkesan menjadi arena perlombaan.
Dari pantauan HR, sejumlah aparatur desa pun tak bisa berkutik ketika harus menerbitkan Surat Keterangan Usaha yang warga ajukan.
Sekdes Banjarsari, Uton mengatakan, keinginan warga untuk mendapatkan bantuan sosial UMKM memang sangat luar biasa tingginya, apalagi nominal bantuan mencapai Rp 2,4 juta.
“Kami tak bisa berbuat banyak, sehingga siapapun yang datang untuk membuat SKU terpaksa kami terbitkan. Hal ini karena kami bingung ” ujar Uton, Rabu (21/10/2020)
Pada dasarnya lanjut Uton, yang berhak mengajukan bantuan UMKM ini adalah warga yang benar benar memilih usaha mikro, warungan dan atau pedagang kecil.
Namun pada kenyataannya, hampir semua warga Banjarsari ikut daftar BLT UMKM dan membuat SKU.
Pihaknya mengaku bingung, jika masyarakat tak dilayani saat meminta SKU pasti menjadi masalah.
“Daripada jadi masalah dengan warga kita berikan saja SKU, mudah-mudahan saja semua ajuan warga bisa terealisasi semuanya,” katanya.
DKUKP Ciamis Akui Pemohon BLT Membludak
Terpisah Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Ciamis, David Firda mengakui jika pendaftar bantuan sosial UMKM begitu tinggi.
Dalam setiap harinya ribuan ajuan masuk ke meja kerjanya.
“Ini fakta yang terjadi saat ini, namun begitu kami tetap harus melayani. Adapun proses pencairan bantuannya kan itu kewenangan pemerintah pusat,” katanya Kamis (22/10/2020)
David menyebut, pemerintah pusat menyiapkan 12 juta kuota untuk BLT UMKM ini se Indonesia.
Saat ini, pemerintah memperpanjang waktu pendaftaran.
“Karena sangat banyak, kita tidak tahu siapa saja yang akan mendapatkan bantuan ini, semuanya itu langsung oleh pusat, kami hanya mempunyai tugas melanjutkan usulan ke pusat,” terangnya.
Melihat tingginya antusias warga untuk mengajukan bantuan UMKM ini, kata David, membuat pihaknya tidak bisa menjanjikan semua pemohon bisa terealisasi oleh bantuan.
“Harapan ya sih semua bisa mendapatkan. Namun itu kembali ke pusat, dan bukan kewenangan kami,” jelas David.
Seharusnya kata David, warga yang mengusulkan bantuan UMKM ini yang mempunyai usaha , seperti warung dan usaha sejenisnya.
“Nah ini tinggal kembali lagi ke kesadaran masyarakatnya juga,” pungkasnya. (Suherman/R8/HR Online)
Editor: Jujang