Berita Nasional, (harapanrakyat.com),- KKN tematik Covid-19 merupakan terobosan hasil kolaborasi nasional berbagai kementerian dan lembaga. Program untuk ikut penanganan Covid-19 ini melibatkan 5.600 mahasiswa dari 200 perguruan tinggi seluruh Indonesia.
“Program ini menjadi aksi nyata dunia kamus dalam ikut serta dalam penanggulangan pandemi Covid-19,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem dalam webinar yang diselenggarakan BNPB Covid-19 di Jakarta, Rabu lalu.
Menurut Nadiem, pelaksanaan KKN atau kuliah kerja nyata yang mengangkat tema tentang Covid-19 sebenarnya telah banyak dilaksanakan berbagai perguruan tinggi sejak bulan Juli 2020.
Selama ini kalangan kampus juga telah membentuk kelompok relawan yang bernama RECON atau Relawan Covid-19 Nasional. Tak kurang dari 15 ribu mahasiswa yang terlibat dalam aksi nyata kampus dalam ikut mengatasi pandemi.
Baca juga: Sebelum Dianggap Manjur, Keamanan Vaksin Covid-19 Paling Utama Diuji
Sedangkan pelaksanaan KKN tematik Covid-19 baru ini melibatkan berbagai lembaga, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, BNPB Covid-19, forum rektor, dan lembaga lainnya.
Dalam program ini tak kurang dari 200 perguruan tinggi seluruh Indonesia yang terlibat. Sedangkan jumlah mahasiswa yang akan diterjunkan sebanyak 5600 orang. Mereka akan dikirimkan berbagai desa di berbagai daerah.
Peluncuran KKN Tematik Covid-19
Selain meresmikan pelaksanaan KKN tematik Covid-19 yang bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda 2020, BNPB Covid-19 juga meluncurkan buku berjudul sama. Buku ini akan menjadi pegangan dalam melaksanakan aksi ke desa tersebut.
Pada kesempatan itu Mendikbud juga menyatakan apresiasinya terhadap berbagai langkah nyata yang dilakukan dunia kampus dalam merespon bencana pandemi. Seperti temuan berbagai alat ventilator untuk membantu pengobatan pasien Covid-19.
Begitu juga dengan pembuatan robot NERS temuan kalangan kampus yang juga ikut membantu penanganan pasien Covid-19. Sumbangan lain perguruan tinggi adalah temuan alat rapid tes bernama RIGha.
“Mahasiswa adalah motor perubahan. Karena itu melalui program KKN tematik Covid-19 para mahasiswa akan memberikan edukasi tentang adaptasi kebiasaan baru kepada masyarakat dalam masa pandemi,” tambah Nadiem.
Mahasiswa Bisa Sebagai Pionir Perubahan Prilaku 3M
Sementara itu Kepala BNPB yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo menyatakan pentingnya program KKN ini dalam ikut mempercepat penanggulangan pandemi Covid-19. Khususnya pada masyarakat desa.
“Pandemi Covid-19 tak hanya merupakan problem kesehatan namun juga menyebabkan terganggunya berbagai sendi kehidupan. Karena itu untuk mengatasinya tak cukup hanya dengan pendekatan medis belaka,” tegasnya.
Selain dengan pendekatan medis, penanganan pandemi, menurut Kepala BNPB juga harus dengan menggunakan pendekatan sosial dan budaya. Dengan mengubah perilaku yang lebih sehat akan membuat kita bisa kembali beraktivitas tanpa risiko.
Baca juga: Menristek: Vaksin Covid-19 Buatan Indonesia Sangat Dibutuhkan
Melalui pelaksanaan KKN tematik Covid-19, mahasiswa dapat berperan sebagai pionir untuk memberikan pendampingan dan bimbingan kepada masyarakat tentang perilaku baru.
Doni menuturkan fakta tentang wabah flu Spanyol yang pernah kita alami pada tahun 1918-1919. Pada saat itu bencana ini menyebabkan tak kurang dari 4 juta penduduk di Jawa, Madura, dan Bali yang meninggal dunia.
“Jumlah korban meninggal dunia akibat flu Spanyol ini cukup besar karena mencapai 13,3 persen dari total penduduk di kawasan Jawa dan Bali yang sebanyak 35 juta,” katanya.
Namun wabah penyakit itu bisa kita atasi setelah pemerintah kolonial mengubah strateginya. Pendekatan yang diterapkan tak hanya yang medis namun juga dengan pendekatan sosial dan budaya.
Karena itu Doni Monardo berharap dalam pelaksanaan KKN tematik Covid-19 ini para mahasiswa bisa membantu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengubah perilakunya. Perubahan perilaku ini dapat membangun masyarakat produktif namun aman dari Covid-19. (Bgj/R2/HR-Online)
Editor: Subagja Hamara