Fenomena konjungsi Venus-Regulus terjadi bersamaan dengan awal Oktober tahun ini. Apa itu regulus? Bintang paling terang rasi Leo yang begitu cerah pada langit malam. Regulus sendiri memiliki jarak sekitar 77,5 tahun cahaya dari Bumi.
Bintang regulus memiliki berbagai jenis dengan karakteristik yang berbeda-beda. Mulai dari Regulus A yang merupakan bintang biru warna agak keputihan. Pasangan dari bintang ini tampak seperti katai putih atau White Dwarf.
Kemudian terdapat bintang Regulus C dan Regulus B yang memiliki cahaya redup. Melansir dari Wikipedia, bintang regulus terletak pada garis ekliptik. Bintang ini juga mengalami okultasi reguler dengan satelit Bulan.
Baca Juga: Fakta Fenomena Halo Matahari, Fenomena Matahari Bercincin Cahaya
Fenomena Astronomi Konjungsi Venus-Regulus
Bintang yang menghuni antariksa memang ada banyak. Selain itu, karakteristik bintang tersebut juga sangat berbeda dari yang lainnya. Seperti halnya regulus yang memiliki massa sekitar 3,5 kali lebih besar dari Matahari.
Ukuran yang lebih besar tentunya membuat Bulan tampak lebih jelas. Ukurannya juga terlihat lebih raksasa jika bersanding dengan Matahari. Menurut perkiraan, bintang ini terbilang cukup muda yakni sekitar beberapa ratus juta tahun.
Adanya bintang ini juga menjadi faktor kemunculan fenomena konjungsi Venus-Regulus. Apa sebenarnya yang terjadi pada fenomena ini? Konjungsi sendiri memiliki arti sebuah keterkaitan dan keterikatan. Jika melihat dari sisi antariksa, tentunya terdapat hubungan antar objek langit.
Hal ini sudah menjadi hal yang wajar atau lazim. Maksudnya adalah hubungan konjungsi ini tidak hanya terjadi sekali atau dua kali saja. Akan tetapi, terjadi beberapa kali dan juga menjadi salah satu fenomena tahunan. Bulan Oktober ini menjadi konjungsi antara Venus dan Regulus.
Keindahan langit pada malam hari terlihat cerah dan terang. Namun dengan kemunculan fenomena konjungsi tersebut, maka tampilan akan semakin menakjubkan. Pemandangan langit bertabur bintang dan cahaya objek berkonjungsi juga sangat cerah.
Fenomena ini terbilang sangat menarik dan mengesankan. Faktanya adalah kedua objek yang mengalami konjungsi merupakan objek langit paling terang. Regulus adalah bintang paling terang pada rasi Leo dan Venus adalah planet tercerah.
Terlebih lagi ketika pagi hari, planet Venus akan menampakkan visualnya yang begitu mengesankan. Fenomena ini terjadi sepanjang tahun, namun tidak bisa terlihat oleh seluruh wilayah Bumi. Hal ini karena hanya ada titik tertentu yang tepat untuk mengamati fenomena ini.
Fenomena Konjungsi Venus-Regulus dan Proses Terjadinya
Melansir dari LAPAN atau Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, fenomena ini terjadi pada malam 1 Oktober 2020. Kemudian puncaknya akan terjadi setelahnya kurang lebih selama tiga hari. Sekitar tanggal 3 Oktober 2020 sesuai dengan prediksi.
Awalnya fenomena ini dapat terlihat dengan mata telanjang yakni sekitar pukul 04.00 WIB. Kemudian akan berakhir pada pukul 05.15 WIB dan terpisah pada sudut sekitar 3,6 derajat. Arah Timur ke Timur Laut menjadi lokasi pandang untuk melihat fenomena konjungsi Venus-Regulus.
Fenomena ini akan terlihat dengan mata telanjang dalam ketinggian sekitar 12,5 derajat. Apabila kondisi langit saat itu cerah tanpa polusi, maka tidak akan ada penghalang. Venus dan regulus akan menjadi objek paling terang saat itu.
Baca Juga: Fenomena Langit Ekuinoks, Siang dan Malam Dalam Jangka Waktu Sama
Konjungsi Antar Benda Langit di Ruang Angkasa
Peristiwa konjungsi hampir terjadi setiap tahunnya, bahkan ada yang menjadi fenomena tahunan. Karena masa orbitnya yang berbeda, ada pula fenomena yang terjadi beberapa tahun sekali. Salah satu konjungsi yang pernah terjadi adalah planet Mars dan satelit Bumi (Bulan).
Saat itu, Bulan dan planet Merah sedang berada pada garis yang sejajar. Dalam hal ini, Bulan dan Mars sudah membentuk sebuah konjungsi. Terkadang ada planet yang melakukan konjungsi dengan membentuk sebuah segitiga.
Berbeda dengan fenomena konjungsi Venus-Regulus yang terlihat terang. Keduanya akan tampak sejajar dan memancarkan cahaya yang terang. Kesamaan inilah yang membuat objek langit tersebut membentuk sebuah konjungsi.
Fenomena konjungsi juga pernah terjadi pada Bulan, Venus, dan Beehive. Konjungsi ini tampak membentuk sebuah keterikatan. Tidak hanya itu saja, ketiga objek langit ini tampak berada pada garis yang sejajar.
Beehive sendiri merupakan katai putih yang begitu terang. Cahaya Bulan memang tidak terlalu terang seperti Venus. Namun cahayanya tetap menyinari malam dan tidak begitu redup.
Beragam fenomena sebenarnya telah menghiasi langit malam hingga hampir terbit fajar. Sebelumnya pernah terjadi Retrograde Mars yang kemudian berlanjut hingga okultasi Mars. Fenomena konjungsi Venus-Regulus kemungkinan juga bisa terjadi kedepannya. Tepatnya ketika orbitnya berada pada titik yang sama. (R10/HR Online)