Sebuah temuan riset terbaru menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 untuk obesitas tidak akan efektif. Bukan hanya terhadap vaksin, kabarnya obesitas juga meningkatkan risiko yang lebih besar terhadap komplikasi akibat virus Corona.
Sebuah riset para ilmuwan University Of North Carolina Amerika Serikat menemukan hubungan yang mengkhawatirkan terkait dua krisis kesehatan, yaitu virus corona dan obesitas.
Penelitian para ahli dari University of North Carolina ini bekerjasama dengan Gillings School of Global Public Health Chapel Hill Amerika Serikat. Laporannya telah termuat pada jurnal Obesity Reviews, 26 Agustus 2020.
Orang dengan obesitas jika terpapar atau terinfeksi virus Corona, kata laporan itu, berpotensi terjadinya komplikasi yang sangat berat. Kondisi ini ternyata juga berimplikasi terhadap efektivitas vaksin Covid-19 untuk obesitas yang kemungkinannya menjadi rendah.
Obesitas atau kegemukan berkaitan dengan berbagai faktor risiko terhadap infeksi Covid-19. Antara lain menyangkut penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal, diabetes tipe 2, dan gangguan hati kronis.
Orang dengan obesitas akan mengalami perubahan metabolisme, seperti peradangan dan resistensi insulin. Kondisi ini akan menyulitkan penderita obesitas dalam melawan infeksi. Tren ini juga terjadi pada penyakit menular lainnya, seperti influenza dan hepatitis.
Baca juga: Relawan Vaksin Covid-19 di Bandung, Gubernur Jabar Ikut Mendaftar
Prof Melinda Beck, ahli nutrisi Gillings School of Global Public Health yang ikut melakukan riset menyatakan bahwa vaksin Covid-19 untuk obesitas mungkin tidak akan efektif. Berdasar pengalamannya, memberikan vaksin influenza untuk pasien obesitas tidak efektif.
Efektivitas Vaksin Covid-19 untuk Obesitas
Dari kajian literatur yang ada, para peneliti menemukan bahwa orang yang mengalami obesitas (BMI di atas 30) mempunyai risiko yang sangat tinggi terhadap infeksi virus. Termasuk jika mereka terinfeksi virus Corona.
Ada beberapa risiko orang dengan obesitas saat terpapar virus Corona. Yaitu risiko perawatan di rumah sakit (113 persen), risiko menjalani perawatan intensif (74 persen), dan risiko kematian yang tinggi atau sekitar 48 persen.
Kemungkinan Tidak Efektif Vaksin Covid-19 untuk Obesitas
Dalam meneliti efektivitas pemberian vaksin Covid-19 para ilmuwan juga melacak data imunologi dan biomedis yang ada. Informasi ini penting dalam memetakan mekanisme dan hubungan obesitas terhadap risiko terpapar Covid-19 dan kemungkinan komplikasinya.
Baca juga: Perkembangan Penemuan Vaksin Corona, Kapan Masuk ke Indonesia?
“Semua faktor risiko ini dapat memengaruhi metabolisme sel imunitas, termasuk bagaimana tubuh merespons paparan virus Covid-19,” kata Melinda Beck mengutip dari laman Scitech Daily.
Kemungkinan tidak efektifnya vaksin Covid-19 untuk obesitas juga karena glukosa serum yang tidak terkontrol. Kondisi ini umum terjadi selama masa infeksi khususnya pada individu dengan gangguan hiperglikemia yang merusak fungsi sel kekebalan.
Orang dengan obesitas juga berisiko mengalami penyakit lainnya, seperti sleep apnea, hipertensi pulmonal, maupun kenaikan indeks massa tubuh. Kondisi ini akan semakin menyulitkannya dalam melawan penyakit infeksi virus.
“Namun kami tidak mengatakan bahwa vaksin Covid-19 untuk obesitas tidak akan efektif. Tetapi obesitas harus menjadi faktor pengubah dalam pengujian vaksin,” kata Barry Popkin, penulis utama yang juga profesor Departemen Nutrisi dan anggota dari Carolina Population Center.
Baca juga: Cerita Gubernur Jabar, Was-was Jelang Uji Klinis Vaksin Corona
Adanya tingkat kesulitan bagi orang dengan obesitas terhadap paparan virus Corona, menurut mereka, harus menjadi perhatian tersendiri. Karena itulah mereka menyarankan obesitas menjadi faktor penentu untuk pembuatan vaksin Corona.
Potensi kurang efektifnya pemberian vaksin Covid-19 untuk obesitas juga masih merupakan prediksi. Bahkan, menurut mereka, vaksin yang kurang protektif pun masih tetap akan mampu menawarkan beberapa tingkat kekebalan yang berguna. (R11/HR-Online)