Banyak negara kebingungan dalam menentukan strategi melawan Covid-19 yang efektif. Para ilmuwan pun mencoba membandingkan strategi Korea Selatan (Korsel) yang berhasil dan Amerika Serikat yang dianggap gagal.
Pandemi Covid-19 merupakan bencana terbesar kemanusiaan yang pernah terjadi akibat suatu penyakit. Jika virus SARS dan MERS hanya terjadi pada beberapa negara, virus Corona melanda hampir semua negara.
Hingga saat ini tercatat sudah lebih dari 23,75 juta orang seluruh dunia yang terpapar dan terinfeksi virus Corona. Jumlah ini mencakup 216 negara dengan jumlah meninggal dunia mencapai lebih dari 815 ribu orang.
Lantas bagaimana Korea Selatan yang berhasil dalam strategi melawan Covid-19 ketimbang Amerika Serikat yang gagal? Para ilmuwan dari Universitas Florida Atlantik Amerika Serikat telah melakukan riset yang cukup menarik.
Baca juga: Kombinasi Obat Corona Juga Diteliti Ilmuwan di Berbagai Negara
Amerika Serikat termasuk dan menjadi negara terbesar dengan jumlah kasus Covid-19. Hingga saat ini tak kurang dari 5,6 juta orang yang telah terpapar. Sedangkan jumlah yang meninggal dunia telah mencapai 176 ribu orang.
Sedangkan jumlah kasus Korea Selatan sekitar 18,265 orang dengan jumlah yang meninggal dunia sebanyak 312 orang. Padahal lokasi negara ini sangat dekat dengan sumber penularan saat kasus pertama virus Corona, yaitu Kota Wuhan, China.
Strategi Melawan Covid-19 yang Lebih Baik
Para ahli dari Fakultas Kedokteran Schmidt Universitas Florida Atlantik AS tertarik melihat cara Korea Selatan dalam strategi melawan Covid-19. Negara ini berhasil dalam menekan dan menghadapi Corona.
Dalam laporan riset The American Journal of Medicine menyebutkan bahwa Covid-19 telah menjadi penyebab kematian terbesar ketiga di Amerika Serikat. Kematian warga AS akibat Corona pun menyumbang 25 persen kasus Covid-19 dunia.
Membandingkan kedua negara demokrasi ini, para ilmuwan menemukan bahwa Amerika Serikat menderita hingga 47 kali lebih banyak kasus dan 79 kali lebih banyak jumlah kematian dari jumlah kasus Korea Selatan.
Korsel Terapkan Metode CDC
Pada awal pandemi, ada banyak kasus infeksi yang terjadi di Korea Selatan. Ada 14.269 kasus infeksi dengan kematian sebanyak 300 pasien. Jumlah tersebut terbilang yang terbesar apabila membandingkan dengan negara lain saat itu.
Baca juga: Hewan yang Paling Rentan Terinfeksi Covid-19 Menurut Studi Genomik
Ironisnya, Korea Selatan ternyata menerapkan strategi melawan Covid-19 mengikuti metode Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat.
Metode dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS ini merupakan metode ilmiah untuk semua negara dalam menghadapi penyebaran virus Corona yang sangat menular.
Selain memanfaatkan metode dari Amerika tersebut, Korea Selatan juga menerapkan strategi melawan Covid-19 dengan melembagakan metode penahanan dan mitigasi yang efektif. Hasilnya, kasus baru maupun dan kematian praktis tidak terjadi lagi.
“Pemerintah Amerika melancarkan respons yang terlambat dan terfragmentasi. Mereka mempertahankan metode ini hanya sampai ‘kurva rata’ saja,” kata penulis utama Charles H Hennekens MD Dr PH, mengutip dari laman Scitech Daily.
Yang tak kalah ironisnya, Amerika sudah memprediksi adanya pandemi Covid-19 sejak tahun 2013. Ini berdasarkan prediksi Gates Foundation tentang serangan pandemi virus yang akan menyerang umat manusia.
Baca juga: Rapid Test Corona Baru dengan Air Liur, Pengujian Cepat Skala Besar
Bahkan dari prediksi ini pula pemerintah Amerika sudah membentuk Satuan Tugas Tanggap Darurat Pandemi jauh sebelum virus Corona yang sesungguhnya muncul pada akhir tahun 2019.
Bahkan badan kesehatan dunia WHO menempatkan AS sebagai negara nomor satu yang paling siap menghadapi pandemi virus pada masa depan. Sayangnya, Satgas ini justru bubar pada tahun 2017.
Selain strategi melawan Covid-19 yang terlambat, mitigasinya bersifat sektoral dari negara bagian. Akibatnya, jumlah kematian warga AS akibat Covid-19 setara dengan epidemi influenza paling mematikan dalam sejarah Amerika tahun 1918-1919 yang menewaskan 675.000 orang. (R11/HR-Online)