Sejarah hari perdamaian Internasional ternyata menarik untuk dibahas. Hari Perdamaian jatuh setiap tanggal 21 September 2020. Adanya peringatan hari perdamaian diprakarsai oleh PBB melalui badan Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia. Hal ini berangkat dari gagasan PBB dalam rangka menjamin terciptanya perdamaian dan keamanan internasional.
Selain itu PBB yang juga aktif sebagai lembaga tertinggi di antara bangsa-bangsa bertujuan membangun mekanisme pengamanan kolekti. Pembentukannya sendiri berdasarkan pada Piagam PBB pasal 41-42.
Akan tetapi usaha tersebut dirasakan “amat politis” khususnya semenjak terjadi perang Korea. Untuk itu atas prakarsa Hammerskolj dibentuklah “Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB”. Tujuannya untuk mengurangi intervensi politis, dan dipilihlah tanggal 21 September sebagai hari perdamaian internasional.
Baca Juga: Sejarah Radio Republik Indonesia, Alat Propaganda Kemerdekaan
Hari perdamaian internasional diciptakan untuk membangun budaya perdamaian di seluruh dunia. Sementara PBB adalah badan internasional pertama yang memprakarsai gagasan tersebut. Adapun tulisan dalam artikel ini ingin mengajak para pembaca mengetahui sisilain dari sejarah hari perdamaian internasional. Untuk penjelasan lebih jauh, silahkan simak dibawah ini.
Sejarah Hari Perdamaian Internasional
Adji Samekto dalam jurnal hukum dan pembangunan berjudul “Mengkaji Peran Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB sebagai Bagian Upaya Menciptakan Perdamaian Dunia” (1991: 25), menyebut bahwa sejarah PBB berawal dari piagam yang ditandatangani pada tanggal 24 Oktober 1945 di San Fransisco Amerika Serikat.
Penandatanganan piagam tersebut dilakukan saat negara-negara di dunia sedang bangkit menyongsong suasana baru dalam tata hubungan internasional setelah terjadinya perang dunia II yang telah menyadarkan umat manusia untuk selalu berupaya mewujudkan perdamaian. Adji Samekto juga bertutur jika PBB memiliki tujuan mulia dalam berkegiatan sehari-harinya.
Salah satu tujuan didirikannya PBB adalah memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Untuk melaksanakan tujuan ini, PBB dapat membentuk mekanisme pengamanan secara kolektif yang dikenal dengan istilah: “Collective Security”.
Baca Juga: Serikat Indonesia Baru, Manuver PKI Kuasai Indonesia Saat Jepang Kalah
Mekanisme ini pertama didirikan ketika mengatasi perang Korea pada tahun 1950-1953 yang mengakibatkan terbelahnya Korea menjadi Korea Utara dan Korea Selatan hingga saat ini.
Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB
Adjie Samekto (1991: 27), mengungkapkan jika Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB selain bertugas menjaga perdamaian dunia dari konflik peperangan, ternyata badan ini bertujuan mengontrol situasi buruk di dunia yang disebabkan oleh sengketa.
Hal ini dilakukan dengan maksud menjaga keutuhan dunia agar selalu tercipta suasana yang aman, nyaman dan damai. Jika peristiwa persengketaan di salah satu negara di dunia, maka Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB akan mengirimkan pasukannya untuk menengahi terjadinya konflik berkelanjutan.
Badan Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB biasanya menengahi persengketaan dunia dengan beberapa cara, antara lain:
- Pasukan yang dipilih untuk Operasi Pemeliharaan Perdamaian merupakan satuan militer dari negara-negara yang netral dalam sengketa yang bersangkutan;
- Pemerintah negara yang wilayahnya dimasuki satuan operasi tersebut berhak melarang kehadiran satuan-satuan tertentu dari negara yang dianggap tidak netral dalam sengketa bersangkutan;
- negara yang wilayahnya dimasuki kekuatan untuk Operasi Pemeliharaan Perdamaian dapat menolak kehadiran kekuatan tersebut di negaranya.
Adapun hal penting yang harus disadari adalah bahwa Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB hanya merupakan bagian dari upaya mewujudkan perdamaian secara menyeluruh.
Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia
Makhrus Nur Faqih dan Coory Liana dalam buku berjudul “Pengiriman Pasukan Garuda ke Vietnam Tahun 1973-1975” (2014), mengungkapkan bahwa peranan Indonesia dalam perdamaian dunia ternyata berawal dari rekomendasi Vietnam dan Amerika Serikat.
Republik Demokrasi Vietnam dan Amerika Serikat secara resmi meminta Indonesia bergabung kedalam ICCS (International Commision for Control and Supervision). ICCS adalah suatu komisi pengawasan gencatan senjata di Vietnam Selatan bersama Polandia, Hongaria, dan Kanada.
Untuk memenuhi kesanggupan pemerintah RI sebagai anggota ICCS, maka dibentuklah Misi Republik Indonesia Garuda (Misriga). Sebagai ketua ditunjuk Duta Besar Indonesia untuk Khmer yaitu Letnan Jenderal TNI H.R Dharsono .
Adapun Misriga dalam melaksanakan tugasnya yaitu melakukan observasi, investigasi, analisi, laporan, negosiasi yang mencangkup bidang politik, hukum dan militer.
Begitulah catatan sederhana mengenai sejarah hari perdamaian Internasional. Hari ini setiap bangsa yang ada di dunia sedang memperingati hari perdamaian Internasional, semoga dunia semakin damai dan peperangan bisa diselesaikan dengan cara berdamai. Semoga bermanfaat. (Erik/R7/HR-Online)