Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Pesanan batik lukis di Kota Banjar, Jawa Barat menurun drastis sejak pandemi Covid-19. Akibatnya omzet pengrajin batik lukis pun ikut menurun.
Heri Susanto, pengrajin batik lukis di Kota Banjar menuturkan, penurunan omzet pada masa pandemi Covid-19 mencapai 75 persen.
“Saya mengalami penurunan omzet sekitar 75 persen sejak adanya Covid-19. Namun saya tetap bertahan agar batik khas Kota Banjar ini tetap ada,” ujarnya, Minggu (20/9/2020)
Masa pandemi Covid-19, Heri hanya bisa menjual 50 sampai 100 lembar batik tulis dalam satu bulan. Kondisi ini jauh berbeda saat sebelum pandemi Covid-19, Heri biasanya menjual sampai 300 lembar per bulan.
“Pegawai juga banyak yang berhenti bekerja. Sedangkan pekerja yang masih bertahan, bekerja secara bergantian agar pemasukan untuk pekerja bisa terbagi rata,” katanya.
Heri awalnya memperkerjakan 13 orang pengrajin batik tulis. Namun sejak omzetnya menurun drastis, pengrajin yang tersisa tinggal 6 orang. Beruntung Heri masih menerima sejumlah pesanan.
“Pesanan kebanyakan dari Kota Banjar untuk offline, dan untuk online sudah bisa keluar daerah. Sebelum Covid-19 banyak pesanan dari luar Jawa, namun sekarang sudah berkurang,” terangnya.
Heri juga menciptakan batik khas Kota Banjar yang ia sebut batik tarum. Heri menekuni usaha batik tulis ini sejak ia memenangkan lomba batik khas Kota Banjar.
“Waktu saya memancing, saya melihat banyak pohon tarum di sepanjang sungai Citanduy, dari situ saya mulai mempunyai ide untuk menjadikan batik khas Kota Banjar,” katanya.
Heri berharap perekonomian di Kota Banjar bisa kembali normal lagi. Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk mengikuti arahan dan protokol kesehatan.
“Supaya kita terjaga, tidak terdampak dan perekonomian semakin membaik,” pungkasnya. (Aji/R7/HR-Online)