Kamis, April 10, 2025
BerandaBerita TerbaruModernisasi Islam di Jawa Beserta Sejarah Perkembangannya

Modernisasi Islam di Jawa Beserta Sejarah Perkembangannya

Modernisasi Islam di Jawa ada kaitannya dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini. Tak bisa dipungkiri bahwa seiring berjalannya waktu, zaman semakin canggih dan mempengaruhi banyak hal. Hal ini juga menyangkut soal agama atau kepercayaan.

Baca juga: Peradaban Islam di Jawa Tahun 1250 M, Para Ulama Dipercaya Punya Kekuatan Supranatural

Islam menjadi agama mayoritas yang ada di Indonesia. Pulau Jawa pun menjadi salah satu wilayah yang menganut agama tersebut dengan sangat kuat.

Modernisasi Islam di Jawa dan Sejarahnya

Agama Islam berkembang di Pulau Jawa sejak abad ke-13. Kala itu ada pedagang Arab dan Gujarat yang membawa ajaran agama ini.

Lalu di abad ke-15, ada penguasa Demak yang bernama Raden Patah, turut mengadopsi agama tersebut jadi agama negara. Hal inilah yang membuat Demak jadi pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Lebih lanjut, di abad ke-16, Kesultanan Mataram turut memperkuat agama seiring dengan semakin luasnya wilayah kekuasaannya. Lalu modernisasi Islam pada abad ke-18, ada banyak kerajaan yang semakin banyak bermunculan di Jawa. Mulai dari Cirebon, Yogyakarta, Surabaya dan lainnya.

Ketika penjajahan Belanda, agama ini juga ampuh dalam melawan kolonialisme. Saat Indonesia merdeka, agama tersebut juga masih jadi agama mayoritas di pulau ini.

Seiring berjalannya waktu, agama ini berbaur dengan era modern. Hal ini membuatnya mengalami perkembangan secara dinamis.

Untuk bentuk modernisasi Islam di Pulau Jawa sendiri, terlihat dari banyaknya institusi pendidikan yang bermunculan. Bahkan Pulau Jawa juga jadi tempat penyebaran gerakan agama ini seperti halnya Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah pada tahun 1912.

Pembaruan juga terlihat dengan adanya lembaga lain yang bersifat reformis. Hal ini tak lain mencangkup Persatuan Islam yang ada di Bandung kala itu.

Pemicu Pembaruan Islam

Ada banyak hal yang mempengaruhi pembaruan Islam sehingga bisa beradaptasi dalam kehidupan modern seperti saat ini. Pemicu pembaharuan ini rupanya berkaitan dengan tokoh-tokoh penting.

Baca juga: Sejarah Pembaruan Islam di Indonesia dan Peran Penting Orang Minangkabau

Tokoh tersebut seperti halnya Muhammad ‘Abduh, Jamaludin Al-Afgani, hingga Rasyid Ridha di Mesir. Ide atau gagasan tokoh-tokoh ini menyebar ke sejumlah wilayah, termasuk di Pulau Jawa.

Pada awal abad ke-20, gerakan pembaruan ini semakin menguat. Gerakan ini menguat seiring dengan adanya perubahan sosial akibat modernisasi di Pulau Jawa.

Karena modernisasi Islam di Pulau Jawa semakin terlihat jelas, bukan hanya organisasi Islam saja yang kian banyak bermunculan, namun juga media cetak. Media cetak ini turut mempengaruhi gerakan pembaruan karena berperan sebagai wadah intelektual dan politik.

Tak berhenti di situ saja sebab pemerintah kolonial Belanda juga memiliki kebijakan politik etis. Keputusan tersebut berdampak terhadap pendidikan modern di lingkup masyarakat. Basis pendidikan masyarakat di pulau ini pun jadi semakin kuat.

Komunitas Jawi di Mekah

Berkaitan dengan modernisasi Islam Pulau Jawa, rupanya menyinggung soal komunitas Jawi yang ada di Mekah. Kalangan komunitas Jawi yang ada di Mekah memiliki proses dan tradisi intelektual. Tradisi tersebut terus berlanjut dari generasi ke generasi.

Baca juga: Babad Paliyan Negari: Pakubuwono II Rangkul Belanda, Tumpas Saudara

Adapun salah satu tokoh yang masuk ke dalam komunitas Jawi ini ialah Ahmad Khatib. Ia adalah pendiri Muhammadiyah. Hal inilah yang turut mempengaruhi perkembangan agama pada awal abad ke-20.

Perkembangan Islam di Jawa Lewat Dakwah Walisongo

Apabila mencermati akun Instagram @gibran_rakabuming, ada salah satu postingannya yang membahas mengenai sejarah perkembangan Islam di tanah Jawa berdasar dakwah Walisongo. Dengan narasumber KH Muh Rosyid Ridwan, kala itu kondisinya sangat memprihatinkan sebelum mengenal agama ini.

Sebelum modernisasi Islam, masyarakat di tanah Jawa masih menyembah batu, patung, pohon, hingga hewan. Untuk makan setiap harinya pun tidak memperhatikan hukum halal maupun haram.

Namun hal tersebut berubah ketika Walisongo mengenalkan agama ini. Masyarakat setempat mudah menerima ajaran agama tersebut karena Walisongo menyampaikannya secara lemah lembut dan jelas.

Walisongo juga memanfaatkan sarana hiburan untuk mengenalkannya. Misalnya wayang kulit. Sejak saat itu agama ini semakin berkembang di Pulau Jawa dan sekitarnya.

Baca juga: Profil Pakubuwono X: Raja Surakarta yang Punya Mobil Mahal

Terlihat jelas bahwa ada banyak hal yang mempengaruhi modernisasi Islam di Pulau Jawa. Bentuk pembaruan agama ini juga semakin banyak bermunculan. Pembahasan ini sangatlah penting karena soal agama mayoritas di nusantara. (R10/HR-Online)

Wuling New Cloud EV 2025, Sambut Era Baru Mobil Listrik

Wuling New Cloud EV 2025, Sambut Era Baru Mobil Listrik

Wuling Motors kembali menunjukkan tajinya di dunia otomotif dengan menghadirkan Wuling New Cloud EV 2025 dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025. Mobil...
Misteri Lempengan Purba Farallon, Penyebab Penipisan Kraton di Amerika Utara

Misteri Lempengan Purba Farallon, Penyebab Penipisan Kraton di Amerika Utara

Penelitian terbaru mengungkapkan keberadaan sisa dari lempeng samudra purba yang terkubur jauh di bawah wilayah Midwest Amerika Serikat. Lempeng tersebut juga terkenal sebagai lempengan...
Vivo Y300T Resmi Dirilis, Performa Tangguh dan Baterai Jumbo

Vivo Y300T Resmi Dirilis, Performa Tangguh dan Baterai Jumbo

Vivo Y300T resmi meluncur di China pada 31 Maret 2025 lalu sebagai bagian dari seri Y300 yang hadir di paruh pertama 2024. Smartphone ini...
Ruas Jalan Cisumur-Nanggerang

Ruas Jalan Cisumur-Nanggerang Kembali Amblas, Bupati Sumedang Pastikan Penanganan Cepat

harapanrakyat.com,- Ruas jalan Cisumur-Nanggerang yang berada di Blok Haur Papak, Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kembali amblas. Sebelumnya ruas jalan tersebut telah dilakukan perbaikan...
Tenggelam di Situ Cilangla

Seorang Perempuan Sedang Olahraga Tewas Tenggelam di Situ Cilangla Tasikmalaya

harapanrakyat.com,- Seorang perempuan bernama Julaeha (66), ditemukan meninggal dunia akibat tenggelam di Situ Cilangla, Desa Raksasari, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (9/4/2025). Korban...
Bapenda monitoring Samsat

Bapenda Ciamis Monitoring Pelayanan Samsat, Pastikan Program Pemutihan Pajak Lancar

harapanrakyat.com,- Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) kabupaten Ciamis Jawa Barat melakukan monitoring ke kantor Samsat Ciamis, Rabu (9/4/2025). Monitoring ini untuk memastikan program pemutihan pajak...