Modernisasi Islam di Jawa ada kaitannya dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini. Tak bisa dipungkiri bahwa seiring berjalannya waktu, zaman semakin canggih dan mempengaruhi banyak hal. Hal ini juga menyangkut soal agama atau kepercayaan.
Baca juga: Peradaban Islam di Jawa Tahun 1250 M, Para Ulama Dipercaya Punya Kekuatan Supranatural
Islam menjadi agama mayoritas yang ada di Indonesia. Pulau Jawa pun menjadi salah satu wilayah yang menganut agama tersebut dengan sangat kuat.
Modernisasi Islam di Jawa dan Sejarahnya
Agama Islam berkembang di Pulau Jawa sejak abad ke-13. Kala itu ada pedagang Arab dan Gujarat yang membawa ajaran agama ini.
Lalu di abad ke-15, ada penguasa Demak yang bernama Raden Patah, turut mengadopsi agama tersebut jadi agama negara. Hal inilah yang membuat Demak jadi pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Lebih lanjut, di abad ke-16, Kesultanan Mataram turut memperkuat agama seiring dengan semakin luasnya wilayah kekuasaannya. Lalu modernisasi Islam pada abad ke-18, ada banyak kerajaan yang semakin banyak bermunculan di Jawa. Mulai dari Cirebon, Yogyakarta, Surabaya dan lainnya.
Ketika penjajahan Belanda, agama ini juga ampuh dalam melawan kolonialisme. Saat Indonesia merdeka, agama tersebut juga masih jadi agama mayoritas di pulau ini.
Seiring berjalannya waktu, agama ini berbaur dengan era modern. Hal ini membuatnya mengalami perkembangan secara dinamis.
Untuk bentuk modernisasi Islam di Pulau Jawa sendiri, terlihat dari banyaknya institusi pendidikan yang bermunculan. Bahkan Pulau Jawa juga jadi tempat penyebaran gerakan agama ini seperti halnya Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah pada tahun 1912.
Pembaruan juga terlihat dengan adanya lembaga lain yang bersifat reformis. Hal ini tak lain mencangkup Persatuan Islam yang ada di Bandung kala itu.
Pemicu Pembaruan Islam
Ada banyak hal yang mempengaruhi pembaruan Islam sehingga bisa beradaptasi dalam kehidupan modern seperti saat ini. Pemicu pembaharuan ini rupanya berkaitan dengan tokoh-tokoh penting.
Baca juga: Sejarah Pembaruan Islam di Indonesia dan Peran Penting Orang Minangkabau
Tokoh tersebut seperti halnya Muhammad ‘Abduh, Jamaludin Al-Afgani, hingga Rasyid Ridha di Mesir. Ide atau gagasan tokoh-tokoh ini menyebar ke sejumlah wilayah, termasuk di Pulau Jawa.
Pada awal abad ke-20, gerakan pembaruan ini semakin menguat. Gerakan ini menguat seiring dengan adanya perubahan sosial akibat modernisasi di Pulau Jawa.
Karena modernisasi Islam di Pulau Jawa semakin terlihat jelas, bukan hanya organisasi Islam saja yang kian banyak bermunculan, namun juga media cetak. Media cetak ini turut mempengaruhi gerakan pembaruan karena berperan sebagai wadah intelektual dan politik.
Tak berhenti di situ saja sebab pemerintah kolonial Belanda juga memiliki kebijakan politik etis. Keputusan tersebut berdampak terhadap pendidikan modern di lingkup masyarakat. Basis pendidikan masyarakat di pulau ini pun jadi semakin kuat.
Komunitas Jawi di Mekah
Berkaitan dengan modernisasi Islam Pulau Jawa, rupanya menyinggung soal komunitas Jawi yang ada di Mekah. Kalangan komunitas Jawi yang ada di Mekah memiliki proses dan tradisi intelektual. Tradisi tersebut terus berlanjut dari generasi ke generasi.
Baca juga: Babad Paliyan Negari: Pakubuwono II Rangkul Belanda, Tumpas Saudara
Adapun salah satu tokoh yang masuk ke dalam komunitas Jawi ini ialah Ahmad Khatib. Ia adalah pendiri Muhammadiyah. Hal inilah yang turut mempengaruhi perkembangan agama pada awal abad ke-20.
Perkembangan Islam di Jawa Lewat Dakwah Walisongo
Apabila mencermati akun Instagram @gibran_rakabuming, ada salah satu postingannya yang membahas mengenai sejarah perkembangan Islam di tanah Jawa berdasar dakwah Walisongo. Dengan narasumber KH Muh Rosyid Ridwan, kala itu kondisinya sangat memprihatinkan sebelum mengenal agama ini.
Sebelum modernisasi Islam, masyarakat di tanah Jawa masih menyembah batu, patung, pohon, hingga hewan. Untuk makan setiap harinya pun tidak memperhatikan hukum halal maupun haram.
Namun hal tersebut berubah ketika Walisongo mengenalkan agama ini. Masyarakat setempat mudah menerima ajaran agama tersebut karena Walisongo menyampaikannya secara lemah lembut dan jelas.
Walisongo juga memanfaatkan sarana hiburan untuk mengenalkannya. Misalnya wayang kulit. Sejak saat itu agama ini semakin berkembang di Pulau Jawa dan sekitarnya.
Baca juga: Profil Pakubuwono X: Raja Surakarta yang Punya Mobil Mahal
Terlihat jelas bahwa ada banyak hal yang mempengaruhi modernisasi Islam di Pulau Jawa. Bentuk pembaruan agama ini juga semakin banyak bermunculan. Pembahasan ini sangatlah penting karena soal agama mayoritas di nusantara. (R10/HR-Online)