Berita Jabar (Harapanrakyat.com),- Gubernur Jabar Ridwan Kamil menghadiri rapat paripurna DPRD HUT ke-210 Kota Bandung, Jumat (25/9/2020). Dalam kesempatan ini, Ridwan Kamil menyampaikan lima ekonomi baru Jabar untuk Kota Bandung pascapandemi Covid-19 sesuai dari hasil kajian.
Pertama, Pemprov Jabar akan menjadikan kawasan metropolitan baru pada wilayah Cirebon-Patimban-Kertajati (Segitiga Rebana). Kawasan ini akan menjadi wadah sejumlah investor. Sedangkan investor nonmanufaktur untuk bidang teknologi diarahkan ke Kota Bandung.
“Ada peluang yang harus ditangkap. Karena akan ada aliran investasi yang pindah dari Tiongkok akibat Covid-19. Khususnya yang bersifat inovasi teknologi. Kota Bandung harus mampu menangkap peluang ini,” ujarnya.
Ekonomi baru Jabar yang kedua, terkait dengan ekonomi pangan. Menurut Ridwan Kamil, sektor pangan merupakan sektor yang mampu bertahan saat pandemi. Program urban farming atau juga berkebun dari rumah menjadi sebuah kepentingan.
“Jabar akan mengkonversi lahan yang menganggur untuk menciptakan ketahanan pangan berbass 4.0,” kata Ridwan Kamil.
Yang ketiga adalah pusat keunggulan dalam bidang kesehatan, terutama untuk Kota Bandung. Selama pandemi, berbagai alat perang melawan Covid-19 berproduksi dari Kota Bandung. Seperti ventilator, rapid test kit, alat pelindung diri, reagen PCR sampai melaksanakan uji klinis fase 3 vaksin Covid-19.
“Kota Bandung memiliki semua kapasitas dalam memproduksi alat kesehatan. Untuk itu kita harus semangat dalam mendorong industri Kota Bandung, supaya bisa mandiri dan tidak mengandalkan produk daerah lain,” ungkapnya.
Ekonomi Baru Jabar Perlu SDM yang Siap Respon Teknologi
Ridwan Kamil menilai Kota Bandung memiliki SDM yang mampu merespon ekonomi berbasis teknologi. Peluang tersebut harus menjadi strategi baru guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu bertahan selain pangan. Yakni bidang kesehatan dan ekonomi berbasis teknologi.
“Apabila Kota Bandung bisa menguasai pangan, kesehatan dan ekonomi digital, ketika terjadi kondisi seperti saat ini semua sudah siap menghadapinya,” terangnya.
Keempat, yakni ekonomi energi berkelanjutan atau sustainable energy. Yang mana dalam pemenuhan kebutuhannya tidak mengurangi kualitas produk seperti pemakaian mobil listrik.
Ekonomi baru Jabar yang terakhir adalah menguatkan pariwisata lokal. 90 persen wisatawan Jabar merupakan penduduk lokal. Sehingga ekonomi dari sektor wisata, khususnya untuk Kota Bandung akan cepat pulih.
“Kota Bandung harus memiliki cara lain supaya pendapatan ekonomi yang biasa menjadi andalan seperti hotel, restoran, ekonomi kreatif bisa lebih lancar dengan adanya pariwisata lokal. Dengan menguasai ekonomi baru, maka ketika terjadi pandemi lagi, kondisi ekonomi sudah aman,” pungkasnya. (R9/R-Online)