Hari Statistik Nasional jatuh pada hari ini Sabtu, 26 September 2020. Dalam rangka memperingati hari tersebut, artikel ini akan membahas sisi lain terutama sejarah terbentuknya hari statistik nasional yang berawal dari program sensus kependudukan yang direkomendasikan PBB tahun 1960.
Untuk memenuhi kelengkapan berbangsa PBB merekomendasikan harus adanya suatu program sensus kependudukan yang mampu mengetahui jumlah penduduk suatu bangsa yang akurat.
Sebagai respon rekomendasi PBB yang menyarankan setiap bangsa memiliki program sensus kependudukan tersebut, akhirnya Indonesia menyelenggarakan untuk pertama kalinya program sensus penduduk secara serentak.
Keputusan itu ditetapkan oleh (Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1960) tentang sensus penduduk menggantikan Volkstelling Ordonantie Belanda tahun 1934.
Baca Juga: Sejarah Sarekat Islam, Embrio Komunisme Pertama di Indonesia
Kemudian pada tanggal 26 September 1960 (Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1960) menetapkan bahwa pemerintah Indonesia memiliki badan statistik sendiri dan menggantikan badan statistik warisan Belanda bernama Statistiek Ordonantie 1934.
Adapun UU No. 7 Tahun 1960 ini mengatur secara rinci penggunaan statistik menjadi bagian dari program pemerintah Indonesia untuk menghitung jumlah penduduk secara keseluruhan.
Untuk melaksanakan program tersebut, pemerintah melalui UU diatas mengatur pula pembentukan sebuah lembaga resmi penghitungan sensus yang dinamakannya Badan Pusat Statistik (BPS).
Kemudian pada bulan Agustus tahun 1996 Presiden Soeharto menetapkan Hari Statistik Nasional berdasarkan pada keputusan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1960. Undang-undang tersebut ditetapkan pada tanggal 26 September 1960 oleh pemerintah Orde Lama.
Sejarah Lahirnya Ilmu Statistik, Ternyata Ada di Meja Perjudian
Penelitian Sony Sunaryo, dkk dan para dosen FMIPA ITS – IPB dalam jurnal berjudul “Sejarah Perkembangan Statistika dan Aplikasinya” mengungkapkan pengertian statistik sebagai ilmu untuk mengumpulkan data atau angka.
Definisi ini merujuk pada sejarah ditemukannya ilmu statistik di awal abad ke 17. Pada masa itu statistik deskriptif mulai berkembang, begitu pula ilmu peluang yang awalnya dilahirkan dari meja perjudian.
Ilmu Peluang (statistik) ini dilandasi berkembangnya pandangan statistik induktif yang terjadi pada pertukaran abad ke 19 dan 20 dengan Karl Parson sebagai pelopornya. Statistik induktif berkembang pesat pada era R.A Fisher dengan temuan metode Maximum Likelihood pada tahun 1922.
Seiring dengan perkembangan statistika induktif, ilmu statistika mulai ditetapkan kedalam berbagai bidang disiplin ilmu lain seperti, ekonomi, industri, pertanian sosiologi, psikologi, dan lain-lain.
Baca Juga: Sejarah Palang Merah Indonesia, Lahir Sebulan Setelah Proklamasi
Pada bidang ekonomi misalnya, Ilmu Statistik digunakan dalam ranah ilmu ekonomika, sementara dalam bidang industri melahirkan berbagai metode terkenal seperti, metode Quality Control dan metode Six- Sigma.
Selain dari Meja Perjudian, Statistik juga Lahir Karena Perintah Kerajaan
Sumber yang sama menyebut bahwa ilmu statistik lahir karena perintah kerajaan. Spiegel pada tahun 1961 pernah mencatat bahwa statistik itu berasal dari kata “status” yang berarti negara.
Pada awalnya statistika berhubungan erat dengan ilmu untuk angka-angka (keterangan). Angka-angka ini biasanya diminta seorang raja pada suatu negara.
Lazimnya seorang raja ingin mengetahui kekayaan negaranya. Kekayaan tersebut meliputi jumlah penduduk, modal yang dimiliki, hewan peliharaan, sampai hasil pertanian.
Contoh paling tua untuk hal ini bisa dilihat ketika zaman kekaisaran kuno. Saat itu Kaisar bernama Agustus membuat pernyataan yang mengguncang dunia.
Kaisar Agustus mewajibkan seluruh dunia dikenai pajak. Sehingga setiap orang punya kewajiban untuk lapor kepada si Pengumpul Pajak ataupun kepada statistikawan terdekat.
Peristiwa lain di dalam sejarah adalah kisah William si Penakluk. William memerintahkan digelarrnya pencacahan jiwa dan kekayaannya di seluruh wilayah Inggris. Pencacahan ini untuk tujuan pengumpulan pajak serta tugas militer.
Semua pengalaman itu dicatat di dalam sebuah buku yang dikenal dengan Domesday Book. Dari keperluan semacam inilah akhirnya melahirkan teknik pencatatan angka-angka.
Pencatatan dilakukan melalui pengamatan, lalu disajikan dalam bentuk daftar dan grafik. Saat ini pencatatan tersebut dikenal dengan nama statistik.
Sejarah Statistik di Indonesia, Pertama Berkembang di Institut Pertanian Bogor (IPB)
Menurut Sony Sunaryo, dkk dalam“Sejarah Perkembangan Statistika dan Aplikasinya”, IPB boleh berbangga hati jika membahas awal mula pendidikan statistika di Indonesia. Pasalnya pendidikan statistika berawal dari Jurusan Statistik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB.
Jurusan yang dirintis dan didirikan oleh Prof. Dr. Andi Hakim Nasution tahun 1972 adalah jurusan statistik tertua yang ada di Indonesia.
Studi ini awalnya ada di bawah Fakultas Pertanian IPB program Unit Biometrika. Namun kemudian menjadi Pusat Pengolahan Data Statistik dan Komputasi. Sampai akhirnya menjadi Departemen Statistika dan Komputasi, yang saat itu masih di bawah Fakultas Pertanian.
Pada waktu FMIPA disahkan di IPB pada tahun 1982, Departemen tersebut berubah nama menjadi jurusan Statistika di bawah FMIPA. Sehingga bisa dibilang Departemen Statistika adalah The Founding Father of FMIPA IPB.
Begitulah pemaparan secara sederhana tentang sejarah statistik di Indonesia. Selamat mempertingati Hari Statistik Nasional. Semoga bermanfaat. (Erik/R7/HR-Online)