Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Viral siswa SD meninggal karena keracunan permen lipstik di Ciamis. Kabar tersebut awalnya tersebar melalui pesan chat WhatsApp Grup.
Adeyatr Al Faqiru Rohmatirobihi mengunggahnya melalui akun Facebook pribadinya. Pada unggahannya tersebut, terungkap tiga orang anak membeli permen lipstik. Kemudian keracunan dan dibawa ke RSUD Ciamis.
Namun, menurut postingan tersebut, salah seorang meninggal dunia. Akun tersebut juga berpesan agar orang tua menjaga anak-anaknya agar tidak jajan sembarangan. Selain itu, akun itu juga meminta warung yang menjual permen lipstik agar segera membuangnya.
Akun Adeyatr juga mengunggah sejumlah foto. Pada foto terakhir terdapat tangkapan layar percakapan dalam sebuah grup WA.
Pada foto terakhir, disebutkan bahwa siswa SD 1 Gunungsari karena keracunan permen lipstik. Tiga orang dirawat di RSUD Ciamis.
Sampai berita ini diunggah, unggahan dari akun Adeyatr tersebut sudah dibagikan sebanyak 5.678 kali dan mendapatkan 26 komentar.
Dalam kolom komentar, banyak orang tua yang khawatir, lantaran anak-anaknya pernah mengonsumsi permen yang sama, yakni permen berbentuk lipstik.
Siswa SD Meninggal di Sadananya, Benarkah Karena Keracunan Permen Lipstik?
HR Online berusaha mengonfirmasi kabar tersebut melalui Direktur RSUD Ciamis, dr Rijali. Saat dihubungi, dr Rijali membenarkan adanya 3 orang siswa SD yang dirawat di RSUD Ciamis.
“Ada yang meninggal dari Sadananya karena diare dengan dehidrasi berat. Terlambat dibawa ke RS,” ujar dr Rijali, Senin (31/8/2020).
Meskipun begitu, dr Rijali tidak bisa memastikan apakah siswa tersebut meninggal karena keracunan permen lipstik atau bukan.
“Karena permen atau bukannya tidak bisa dipastikan. Namun diare sama muntah dari hari Kamis, baru dibawa malam Minggu jam 12. Nggak tahu keracunan atau bukan, yang dimakan selama itu juga tidak dipastikan apa saja,” katanya.
Ia menambahkan, saat dibawa ke RSUD Ciamis, anak tersebut sudah dalam keadaan meninggal dunia dan belum sempat mendapat perawatan.
“Kalau dua orang lagi bagus. Rencananya besok dipulangkan,” katanya.
Apakah anak-anak yang dirawat tersebut keracunan atau tidak, dr Rijali menegaskan masih menunggu diagnosa besok.
“Diarenya ga tahu karena apa. Diagnosanya harus dilihat besok. Namanya anak-anak, nemu naon padu am we dimakan. Atau teu cuci tangan oge kan bisa jadi penyebab diare,” terangnya.
Pernah Terjadi di Cilacap dan Cirebon
Sementara berdasarkan penelusuran HR Online, kasus yang serupa pernah terjadi di Cilacap, Jawa Tengah. Seorang siswa SD bernama Nana dilaporkan meninggal karena keracunan permen lipstik.
Dalam salah satu unggahan bahkan menyebut, permen lisptik tersebut mengandung narkoba. Ceritanya sempat viral di media sosial. Namun, setelah diklarifikasi, ternyata kabar tersebut hoaks.
Sementara, pada awal Januari 2020, siswa SDN Waruduwur, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon juga dilaporkan keracunan setelah mengonsumsi permen lipstik yang dijual di sekitar sekolah.
Sebanyak 20 orang siswa keracunan makanan, dengan gejala mual dan sakit perut. Beberapa di antaranya bahkan sampai muntah dan kejang.
Karena kejadian tersebut, 10 orang siswa SD di Cirebon ini sempat dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Cirebon. (Fahmi/R7/HR-Online)