Berita Ciamis (harapanrakyat.com).- Tanah tebing di sekitar jalan kabupaten, tepatnya di Blok Ciparigi, Dusun Cipondok, Desa Selacai, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, mengalami pergerakan. Warga dan pengguna jalan khawatir kondisi itu memicu terjadinya bencana tanah longsor.
Mereka meminta Pemerintah Kabupaten Ciamis agar di sepanjang tebing yang rawan longsor dibuat Tembok Penahan Tebing (TPT).
Nana, pengguna jalan asal Dusun Cipondok, kepada Koran HR, Minggu (09/08/2020), mengatakan, pergerakan tanah yang terjadi di blok Ciparigi dikhawatirkan akan menimbulkan bencana longsor.
Sebab, menurut Nana, selain posisi tanahnya miring, kontruksi tanah di area tersebut terbilang labil. Pergerakan tanah bisa disebut gerakan tipe rayapan.
Meski, gerakan tanah bergerak secara lambat, apabila dibiarkan tanpa disertai adanya TPT, bahaya dan dampak kerusakan yang ditimbulkan dapat lebih besar.
“Selain bisa menimbulkan kerusakan pada lahan pertanian dan kolam, seandainya terjadi longsor dapat mengakibatkan, putusnya sarana jalan,” katanya.
Mamat (42), penggunga jalan asal Desa Sukadana, mengatakan, pergerakan tanah berada di atas jalan kabupaten, dimana setiap hari hingga malam, ramai dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat.
“Khawatir pergerakan tanah secara tiba-tiba menimbulkan bencana longsor dan membahayakan para pengghuna jalan, diharapkan agar secepatnya dibangngunkan TPT,” katanya.
Belum Ada TPT Warga Harus Selalu Waspada
Menurut Mamat, sepanjang belum ada TPT, para pengguna jalan harus betul-betul dapat meningkatkan kewaspadaan. Sebab tidak menutup kemungkinan terjadi longsor, terlebih pada musim penghujan.
Mamat menambahkan, pergerakan tanah tebing di blok Ciparigi bisa disebut daerah gerakan tanah rayapan yang bercirikan dari tata guna lahan, yaitu adanya kolam diatas maupun dikaki lereng.
“Untuk meningkatkan kewaspadaan, otomatis memerlukan tindakan teknis temporer permanen yang efektif atau tindakan teknis permanen, dengan metode dinding penahan,” katanya.
Supriatna, warga sekitar, mengatakan, pergerakan tanah terjadi dua hari lalu, sekitar pukul 13.00 WIB. Adanya pergerakan tanah, selain menimbulkan lumpur tanah di sepanjang badan jalan juga menumbangkan satu pohon kelapa.
“Pada saat itu, akses jalan sempat tertutup. Beruntung pihak pemerintah desa langsung melaporkannya ke tingkat kabupaten. Sehingga dalam waktu cepat lumpur tanah dan pohon kelapa yang menutupi akses jalan dapat secepatnya dievakuasi,” katanya.
Dengan begitu, Supriatna menambahkan, akses jalan kembali lancar. Ia berharap mudah-mudahan tebing jalan yang dianggap rawan longsor, khususnya di lokasi yang sudah ada pergerakan tanah, dibuatkan TPT. (dji/Koran HR)
