Dalam sejarah pemuda di Indonesia, ternyata golongan ini memiliki peran yang sangat penting dalam meraih kemerdekaan bangsa. Akan tetapi ada hal yang lebih mengejutkan dari itu, peran pemuda dalam kemerdekaan sudah ada sejak Kongres Pemuda diadakan pada tahun 1928.
Pada abad kedua puluh, para pemuda di Indonesia sering menggerakkan berbagai kampanye kemerdekaan. Beberapa diantaranya turut aktif mengikuti jejak partai-partai besar yang kala itu berjaya.
Pemuda di Indonesia pun pernah menjadi sorotan media asing, tatkala sering mengangkat senjata dan ikut bergerilya pada masa revolusi fisik sekitar tahun 1946-1949.
Perjuangan itu kembali disoroti tatkala pemuda yang diorganisir mahasiswa, banyak melakukan berbagai aksi unjuk rasa menuntut turunnya presiden kedua RI, pada tahun 1998.
Sejarah Pemuda di Indonesia Berawal dari Kongres Pemuda 1928
Seperti dikutip dalam penelitian ilmiah Aloysius Bram Widyanto, berjudul “Pemuda dalam Perubahan Sosial”, (USD, 2010: 2), sejarah kepemudaan di Indonesia dapat dilihat sejak abad kedua puluh.
Ia juga menuturkan, ketika itu lahir pula sebuah organisasi yang populer bernama Budi Utomo, pada tahun 1908 di Yogyakarta.
Meskipun demikian, Widiyanto menyebut, dalam perkembangannya setelah Budi Utomo lahir, peran pemuda di Indonesia dapat dilihat pada saat eksisnya gerakan Tri Koro Darmo. Berlanjut pada Jong Java, Jong Celebes Bond, Jong Sumatera Bond, Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia, dan Indonesia Muda, pada tahun 1928.
Para Pemuda Indonesia Menuntut Kemerdekaan di Kongres Pemuda I dan II tahun 1928
Sejarah pemuda di Indonesia berlanjut pada tanggal 30 April 1926. Para pemuda yang terhimpun dalam organisasi yang telah disebutkan di atas mengadakan Kongres Pemuda I di Jakarta.
Baca Juga: Organisasi Poetri Mardika, Memotivasi Kemajuan Perempuan di Indonesia
Kongres tersebut menghasilkan keputusan untuk mengadakan kongres ke II. Tujuannya mengumpulkan para pemuda lain agar bersatu dalam satu organisasi bernama Pemuda Indonesia.
Kemudian kongres pemuda ke II dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928, dan berjalan dengan khidmat. Adapun menurut R.Z Leirissa, dalam buku berjudul ”Sejarah Pemikiran tentang Sumpah Pemuda” (1986: 36), terdapat tiga keputusan yang disepakati dalam kongres tersebut, antara lain:
- Dibentuknya suatu badan fusi untuk semua organisasi pemuda.
- Menetapkan ikrar pemuda Indonesia bahwa mereka; a.) Mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. b.) Mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia, c.) Menjunjung tinggi bahasa yang satu, bahasa Indonesia.
- Asas ini wajib dipakai oleh semua perkumpulan di Indonesia.
Hal ini seperti dikutip dalam buku berjudul “Bunga Rampai Sumpah Pemuda” (1979:9), tiga asas di atas adalah salah satu usaha pemuda Indonesia menuntut kemerdekaan sekaligus membangun pondasi kuat bagi persatuan pemuda di seluruh Indonesia. Sekaligus bagian dari sejarah pemuda di Indonesia.
Peran Pemuda Indonesia dalam Revolusi Fisik 1945-1949
Sejak Indonesia diduduki Jepang pada tahun 1942, dan kalah oleh Sekutu pada tahun 1945, berbagai konflik bermunculan dari para pemuda di Indonesia.
Sejarah mencatat mereka mengadakan kembali kongres pemuda pada yang digelar pada tanggal 10 November 1945 di Yogyakarta, dan mengundang seluruh pemuda dari berbagai daerah.
Adapun pada awalnya kongres ini bertujuan untuk menyatukan kembali seluruh organisasi-organisasi pemuda di Indonesia dalam satu wadah. Akan tetapi kongres ini lebih fokus pada pola perjuangan fisik yang mengatur strategi persatuan pemuda yang dilengkapi dengan senjata alias siap berperang.
Hal ini dilakukan agar perlawanan kaum bersenjata Republik dapat dibantu oleh pemuda yang kemudian disebut sebagai pejuang laskar. Ini pun dicatat sebagai bagian dari sejarah pemuda di Indonesia.
Pada akhirnya kongres pemuda tersebut melahirkan sebuah badan organisasi pemuda bernama Badan Kongres Pemuda Republik Indonesia (BKPRI).
Baca Juga: Sejarah Peristiwa Rengasdengklok: Kesaksian Shigetada Nishijima
Adapun menurut Norman Joshua dalam penelitiannya yang berjudul “Peran Pemuda Sosialis (Pesindo) dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia 1949- 1950” (FIB UI 2014: 3), yang paling menonjol dari peran pemuda hasil BKPRI adalah kelompok pemuda bernama Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo).
Norman menuturkan Pesindo memiliki sebuah badan pembelaan yang tugasnya adalah melaksanakan perlawanan secara militer terhadap musuh yang dapat mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.
Selain itu, ia menyebut aktifitas Pesindo sangat luas, antara lain seperti propaganda melalui radio, penerbitan koran dan majalah. Hingga berjuang dengan senjata melalui badan kelaskaran yang diperbantukan kepada tentara Republik Indonesia pada masa itu.
Begitulah sejarah pemuda di Indonesia yang berperan menyuarakan kebebasan jauh sebelum zaman kemerdekaan 1945 dilakukan. (Erik/R7/HR-Online)