Penemuan fosil semut neraka ini adalah salah satu spesies prasejarah yang telah hidup dalam periode Cretaceous sejak 99 juta tahun yang lalu.
Semut ini terperangkap dalam ambar ketika menangkap mangsa dan akhirnya menjadi fosil. Penemuan fosil ini yakni berada di Myanmar di sebuah resin pepohonan. Ia tengah menangkap mangsanya di dalam damar.
Penemuan Fosil Semut Neraka
Fosil semut telah ditemukan terperangkap di sebuah resin pepohonan di Myanmar. Ia terlihat tengah memangsa buruannya dan akhirnya menjadi fosil sejak 99 juta tahun yang lalu.
Ia adalah salah satu hewan yang hidup pada masa periode Cretaceous yang juga satu spesies dengan kecoa. Karakteristik semut ini adalah dengan rahang yang menyerupai sabit serta tanduk yang lebih menonjol.
Dilansir dari CNN, penemuan ini merupakan penemuan yang luar biasa. Karena menunjukkan bahwa seekor semut neraka memakai tutup kepala yang unik tersebut tengah memburu mangsanya.
“Fosil tentang perilaku merupakan penemuan fosil semut neraka yang sangat jarang terjadi. Hal ini terutama terjadi pada predasi yakni perilaku predator yang menyerang mangsanya,” kata Phillip Barden.
Baca juga: Penemuan Fosil Mammoth Wooly Berukuran Raksasa di Danau Siberia
Barden adalah seorang asisten profesor pada departemen ilmu biologi di Institut Teknologi New Jersey. Ia juga merupakan seorang penulis utama dari penelitian yang kemudian diterbitkan pada Jurnal Current Biology.
“Sebagai ahli paleontologi, kami berpendapat bahwa fungsi dari adaptasi pada zaman purba memakai bukti yang telah ada. Akan tetapi, mendeteksi sebuah fosil predator yang telah punah, yakni seperti semut neraka ketika berburu mangsa adalah sangat berharga,” imbuhnya.
Cara Kerja Semut Neraka
Barden juga mengimbuhkan jika penemuan fosil semut neraka tersebut menguak tentang bagaimana cara bagian pada mulut semut neraka sedang bekerja. Semut yang termasuk ke dalam jenis antropoda purbakala ini tengah memangsa makanannya memakai rahang mereka.
Rahang tersebut terlihat seperti sabit yang mempunyai gerakan yang vertikal untuk menempelkan pada lekatan tanduk semut tersebut.
“Itu adalah satu-satunya cara untuk buruan ditangkap dengan cara seperti itu. Dengan memakai bagian mulut mereka, yakni menggerakkan mulut ke atas dan juga ke bawah seperti pada saat hampir semua serangga pada keadaan mati.”
Baca juga: Penemuan Nebula Kupu-Kupu Oleh Astronom dengan Teleskop Hubble
Dengan adanya penemuan tersebut, mereka (para peneliti) masih memiliki misteri. Semut yang hidup puluhan juta tahun yang lalu tersebut sangat berbeda dengan semut yang hidup pada masa sekarang.
Penemuan fosil semut neraka yang berbeda tersebut dapat dilihat dari bentuk dan ciri semut saat ini. Mereka, semut modern lebih cenderung mempunyai ciri yang sama di bagian mulut mereka.
Dimana menggenggam dengan bergerak menyamping atau dapat dikatakan bagian mulut bergerak dari sisi ke sisi saat menangkap mangsa. Barden juga mengatakan jika semut neraka mempunyai ciri yang tak ada di spesies makhluk hidup yang lain.
Itu adalah rahang pada bagian bawah yang terbentuk menyerupai sebuah sabit dengan tanduk yang ada pada dahi mereka. Menurutnya, salah satu alasan dari penemuan fosil semut ini sangat menarik adalah sebuah adaptasi.
Pada masa sekarang ini, semut terdiri sekitar 15 ribu spesies yang diketahui tentang semua adaptasinya. Dari semut tentara yang mempunyai spesialisasi merampok predator nomaden hingga pada semut pemotong daun yang memiliki mulut menyerupai gunting.
Media Penemuan Fosil
Penemuan fosil semut neraka ditemukan di sebuah resin pepohonan atau juga disebut dengan ambar. Media ambar tersebut memiliki lebar yang urang dari satu inchi. Hal ini menjadi sebuah penemuan terbaru dengan temuan endapan ambar yang berlimpah di sebuah negara yakni Myanmar.
Baca juga: Ikan Laut Dalam Anglerfish, Predator Air Bertubuh Kecil
Seperti yang telah diketahui, resin pohon tersebut adalah sebuah media yang seringkali ditemukan dalam hal peleontologi. Sehingga, hal tersebut adalah salah satu penemuan paling menarik yang pernah ada dalam beberapa tahun belakangan ini.
Penulis pada penemuan ini juga mengatakan jika spesimen ambar atau resin pohon ini telah ditemukan pada saat sebelum militer Myanmar mengambil alih kendali terhadap beberapa wilayah pertambangan ambar di tahun 2017.
Kemudian mereka juga mengatakan jika fosil semut neraka tersebut tak memiliki hubungan dengan adanya konflik persenjataan atau seperti perselisihan etnis wilayah. Penemuan fosil semut neraka adalah sebuah hal terbaru yang menjadi sebuah sumber ilmu pengetahuan untuk masa depan. (R10/HR-Online)