Obat Covid-19 Lam-002A yang diklaim paling efektif dalam memerangi virus Corona sedang diuji klinis oleh Yale School of Medicine Amerika Serikat. Obat Covid-19 ini menjadi pilihan setelah diskrining dari lebih 13.000 obat lainnya.
Dikutip dari laman scitechdaily, uji klinis yang dilakukan Sekolah Kedokteran Yale ini merupakan tahap kedua. Pada uji klinis ini melibatkan sekitar 142 pasien yang terdiagnosa. Selain menguji kemanjuran obat dalam mengobati orang yang terinfeksi, faktor keamanan obat juga akan diuji.
Dalam uji klinis ini Yale menggandeng perusahaan biofarmasi AI Therapeutics. Dalam percobaan tahap sebelumnya, obat LAM-002A yang dikenal sebagai apilimod ini memperlihatkan hasil yang menggembirakan.
AI Therapeutics adalah perusahaan biofarmasi yang membiayai dan mempunyai hak kekayaan intelektual terhadap obat tersebut. Perusahaan yang berbasis di Guilford, Conn ini didirikan alumni Yale bernama Jonathan Rothberg.
Dengan melibatkan lebih dari 700 pasien, percobaan pertama memperlihatkan bahwa obat Covid-19 Lam-002A mampu menghambat masuknya dan menyebarkan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Penggunaan obat virus Corona tersebut juga dinilai aman, baik dalam pengobatan penyakit autoimun dan limfoma folikel yang dialami para pasien. Tidak dilaporkan adanya efek samping yang berbahaya pada percobaan itu.
Bahkan obat tersebut sudah mendapatkan status ‘bekerja cepat’ dan sebagai ‘obat orphan’ dari FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat untuk pengobatan limfoma.
Obat Covid-19 LAM-002A Menjanjikan
Dalam laporan penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature, LAM-002A diperoleh setelah melakukan seleksi terhadap lebih dari 13.000 obat yang ada. Dari skrening yang dilakukan, obat Covid-19 Lam-002A dinilai yang paling efektif menghadapi dua jenis virus SARS-CoV-2.
Efektivitas LAM-002A bukan hanya dalam menghadapi virus, utamanya dalam mencegah virus menginfeksi sel di dalam paru-paru. Hasil seleksi ini diperkuat dengan hasil penelitian lain yang memperlihatkan obat ini lebih ampuh menghadapi virus.
Hasil riset AI Therapeutics yang tidak dipublikasikan maupun hasil riset lainnya sempat menguji pemberian obat Covid-19 LAM-002A bersama remdesivir. Hasilnya ternyata mampu meningkatkan efektivitas agen antivirus dalam mengobati Covid-19.
“LAM-002A sangat menjanjikan menjadi obat yang kuat untuk pengobatan terhadap pasien Covid-19, termasuk untuk mencegah pasien menjalani rawat inap di rumah sakit,” kata Prof Male Gunel seperti dilansir scitechdaily.
Ahli bedah saraf dan profesor genetika dan ilmu saraf dari Yale School of Medicine termasuk peneliti dan tokoh penting dalam penelitian obat ini. Gunel juga diketahui menduduki posisi sebagai penasehat utama AI Therapeutics.
Setelah memperlihatkan hasil yang menggembirakan pada tahap percobaan awal, uji klinis obat Covid-19 LAM-002A akan diperluas. Hal itu untuk memastikan efektivitas obat ini dalam mengobati pasien yang terinfeksi Corona.
Uji Klinis ke Kelompok Resiko Tinggi
Bahkan Gunel menargetkan uji klinis juga akan dilakukan terhadap kelompok orang dengan risiko tinggi terhadap Covid-19. Seperti para lansia di panti jompo, petugas medis dan pekerja yang sering berinteraksi dengan pasien, maupun komunitas yang kurang terlayani.
“Kami senang bekerja sama dengan AI Therapeutics untuk menguji apakah LAM-002A bisa memberikan manfaat dalam mengatasi pandemi virus Corona yang sudah menginfeksi banyak orang,” kata Prof Charles S. Dela Cruz yang memimpin penelitian ini.
Belum diketahui kapan hasil uji klinis ini akan dilaporkan kepada publik. Namun uji klinis lanjutan untuk obat virus Corona ini menambah panjang kontribusi para ilmuan Amerika Serkat yang terus berlomba dalam menemukan obat dan vaksin Covid-19.
Direktur Pusat Penelitian Infeksi Paru di Universitas Yale ini menyatakan pentingnya hasil uji klinis obat Covid-19 LAM-002A ini. Dia berharap obat ini bisa menjadi solusi untuk menghadapi pandemi Covid-19. (R11/HR-Online)