LIPI tengah melakukan uji klinis terhadap beberapa obat herbal Corona. Percobaan yang dilakukan di Wisma Atlet Jakarta itu melibatkan sekitar 90 sukarelawan. Diharapkan hasilnya akan melengkapi obat Corona asli Indonesia.
Ada dua produk herbal yang akan diuji klinis oleh LIPI atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Masing-masing adalah cordyceps militaris dan kombinasi beberapa herbal yang meliputi rimpang jahe, sambiloto, meniran, dan daun sembung.
Khusus untuk jenis kombinasi herbal yang diuji klinis ternyata telah mempunyai data awal dan prototip yang jelas. Herbal ini juga telah mempunyai izin edar dari Badan pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca juga: Pemerintah Uji Klinis Herbal Untuk Obat Corona, dari Jahe Merah hingga Pil Kina
“Uji klinis ini dilakukan terhadap kandidat immunomodulator untuk pasien Covid-19. Untuk bahannya berasal dari tanaman herbal asli Indonesia,” kata Masteria Yunolvisa Putra, koordinator kegiatan uji klinis obat herbal Corona seperti dikutip dari laman LIPI.
Imunomodulator merupakan fungsi obat dalam memperbaiki maupun meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Mekanisme ini diharapkan dapat meningkatkan pertahanan tubuh dalam menghadapi infeksi virus Corona.
Ahli di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI itu juga menyatakan bahwa percobaan dilakukan dengan menggunakan metode acak terkontrol tersamar ganda. Sedangkan untuk pembandingnya digunakan plasebo.
Sekedar informasi, cordyceps militaris merupakan jenis jamur yang dikenal sebagai jamur obat. Calon obat herbal Corona ini sudah lama digunakan sebagai obat tradisional di kawasan Asia. Termasuk dalam pengobatan tradisional Tibet dan Tionghoa kuno.
Sedangkan daun sembung, jahe, meniran, dan sambiloto juga telah dikenal dalam pengobatan tradisional Nusantara. Kombinasi herbal ini tentunya akan memberikan manfaat yang optimal karena kandungan fitokimianya.
Hasil Uji Klinis Obat Herbal Corona
Uji klinis terhadap herbal yang akan digunakan sebagai obat herbal Corona ini telah memasuki tahap akhir. Namun belum diketahui kapan hasil uji klinis ini akan diumumkan kepada publik.
Baca juga: Obat Covid-19 Lam-002A Diklaim Paling Efektif Memerangi Virus Corona
Menurut Masteria Yunolvisa Putra, seperti dikutip dari laman resmi LIPI, dari jumlah relawan yang mengikuti uji klinis sebagian telah dilaksanakan. Sebanyak 72 orang relawan sudah melaksanakan uji klinis sedangkan sisanya masih berlangsung.
Dalam percobaan terhadap kandidat obat herbal Corona ini, dari 90 relawan dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan dua produk yang diuji dan sebuah plasebo. Sehingga ada 30 subyek yang akan memperoleh jenis obat yang berbeda.
Namun dalam penelitian ini diterapkan sistem blinding yang tersamar ganda. Dengan metode ini para relawan maupun tim peneliti tidak mengetahui jenis obat yang mana yang diberikan kepada setiap kelompok.
Sistem blinding percoban ini, menurut Masteria Yunolvisa Putra, akan segera dibuka jika semua proses uji klinis terhadap obat herbal Corona telah selesai semua. Saat ini masih ada beberapa relawan yang masih mengikuti uji klinis.
“Rencananya pada tanggal 16 Agustus mendatang sistem blinding ini dapat dibuka. Sehingga bisa diketahui data pasien yang telah mendapatkan kontrol,” kata ilmuwan ini.
LIPI Gandeng PDPOTJI
Uji klinis terhadap obat herbal Corona ini dilaksanakan LIPI bekeja sama dengan PDPOTJI (Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia), Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, dan PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia).
Baca juga: Povidone Iodine untuk Covid-19, Obat Kumur Diklaim Bunuh Virus Corona
“Kami memohon dukungan seluruh masyarakat agar uji klinis ini memberikan hasil yang menggembirakan. Jika ini berhasil akan memberikan sumbangsih yang nyata untuk penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia,” tambah Masteria.
Percobaan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran juga melibatkan BPOM sebagai regulator terhadap data herbal yang digunakan sebagai obat herbal Corona. (R11/HR-Online)