Ledakan di Beirut Lebanon tentunya menjadi kabar duka bagi warga dunia. Betapa tidak, akibat insiden tersebut, sekitar 70 orang lebih dikabarkan meninggal dunia dan 4000 orang luka.
Ledakan setara gempa 3,3 magnitudo tersebut juga menghancurkan kota Beirut. Rumah, mobil dan bangunan lainya hancur.
Dikabarkan pula, satu warga Indonesia menjadi korban ledakan tersebut. Beruntung menurut informasi, WNI tersebut kondisinya stabil.
Ledakan di Beirut ini menyisakan duka bagi sejumlah tokoh dunia. Sebut saja, pesepakbola dari klub Liverpool Mohamed Salah.
Pemain sepakbola asal Mesir ini membagikan postingan di akun instagram miliknya, @mosalah. Ia mengunggah bendera Lebanon yang bertuliskan pray for Lebanon dengan emoji hati yang patah.
Postingan Salah tersebut mendapat hampir 700 ribu like, dan 6 ribuan komentar.
Berbeda dengan Mohamed Salah, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut, ledakan di Beirut tersebut adalah serangan bom.
Ia pun menyatakan turut berduka dan bersimpati atas insiden yang terjadi di Lebanon. Pernyataan Trump yang menyebut ledakan tersebut adalah bom, berdasarkan pada analisis para petinggi militer AS.
Namun, Presiden Michel Aoun berpendapat, tragedi ini adalah kecelakaan industri, bukan merupakan serangan seperti yang dilontarkan Trump.
Sementara itu, Donal Trump menyatakan AS siap membantu warga Lebanon pasca insiden ledakan di Beirut Selasa (4/8/2020).
Sebelumnya, Perdana Menteri Lebanon Hassan Daib menyatakan, ledakan tersebut dipicu oleh 2.750 ton amonium nitrat yang dibiarkan tidak aman tersimpan di dekat pelabuhan 6 tahun lamanya.
Baca Juga: Ledakan di Lebanon, 78 Orang Meninggal 4.000 Luka, 1 WNI Jadi Korban
Ledakan di Beirut, Jadi Hari Berkabung Nasional Lebanon
Insiden ledakan di Lebanon sangat dasyat, hingga memporak porandakan kota Bairut. Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab mengumumkan tanggal 5 Agustus ini sebagai hari berkabung nasional untuk negara Lebanon.
Pemerintah Lebanon juga menyatakan kondisi darurat selama dua minggu kedepan akibat ledakan di Beirut yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Kepala Rumah Sakit Universitas Beirut, Dr Firass Abiad, menyatakan, pihak rumah sakit mengaku kewalahan dengan banyaknya korban luka akibat ledakan tersebut.
Instalasi gawat darurat RS mendadak kacau karena banyaknya korban luka. “Mereka kebanyakan terluka karena terkena pecahan kaca,” katanya.
1 WNI Jadi Korban Ledakan di Beirut
Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri RI, Faizasyah, menyebut, satu orang WNI yang bekerja disana menjadi korban ledakan di Beirut.
Beruntung saat ini kondisinya sudah stabil. WNI tersebut sudah bisa bicara dan berjalan, setelah diobati dokter dan pulang kembali ke apartemennya.
Faizasyah menyebut, saat ini ada 1.447 WNI di Lebanon, 213 orang adalah masyarakat KBRI, sementara 1,234 lainya merupakan anggota TNI kontingen Garuda.
Sementara itu, dalam sebuah cuitan twiter milik mahasiswa di Lebanon bernama Fitrah Alif, mengabarkan, ledakan di Beirut tidak dirasakan olehnya dan 65 teman mahasiswa lainya.
Hal tersebut karena lokasi tempat mereka tinggal berada sekitar 80 kilometer dari titik ledakan.
Namun salah satu temannya yang berada 8 kilometer dari pusat ledakan, merasakan adanya goncangan mirip gempa saat ledakan terjadi.
Baca Juga: Ledakan di Beirut Lebanon Tewaskan 70 Orang, Setara Gempa 3,3 SR
Kota Beirut Porak Poranda
Selain menimbulkan korban jiwa dan luka-luka, ledakan di Beirut merusak banyak bangunan besar.
Rumah sakit disana juga kewalahan menghadapi banyaknya korban luka. Petugas medis disana menyebut, 200 sampai 300 orang dilarikan ke RS.
Ia mengaku tidak pernah melihat insiden semengerikan ini. “Baru liat saat ini, sangat mengerikan,” katanya.
Sementara itu, wartawan di Beirut, Sunniva Rose menyebut, akibat ledakan di Beirut, kota tersebut jadi gelap gulita akibat kepulan asap.
Jalanan kata dia sangat berantakan, serpihan kaca ada dimana mana, batu bongkahan, semen sampai rumah ambruk.
“Yang mengerikan malam hari, banyak warga berdarah-darah tak bisa berjalan karena gelap gulita,” kata Rose.
Ledakan di Beirut ini juga merusak bagian depan mall yang jaraknya 2 kilometer dari pusat ledakan.
Dilaporakn juga, seorang staf kementerian luar Negeri Jerman mengalami luka akibat insiden tersebut.
Hal tersebut dibenarkan Menteri Luar Negeri Jerman, yang menyebut anak buahnya menjadi korban luka saat terjadi ledakan.
Sementara itu, dalam video ledakan di Beirut dengan cepat menyebar di berbagai media sosial. Dalam video tersebut, terlihat asap mengepul ke angkasa di ledakan yang pertama.
Kemudian di video yang kedua, ledakan lebih besar hingga merusak bangunan yang ada di sekitarnya.
Seorang warga disana menyatakan, dirinya mengira akan mati akibat ledakan di Beirut. Telinganya sampai mau pecah saat mendengar kerasnya suara ledakan. (R8/HR Online)