Kisah Sukarno dengan gadis Belanda menarik untuk diketahui. Bung Karno selama ini dekat dengan banyak wanita, tak terkecuali wanita Belanda. Karena hal itu, publik tidak hanya penasaran dengan perjuangan pahlawan proklamator tersebut dalam memerdekakan Indonesia, melainkan juga kisah cintanya.
Baca juga: Kisah Cinta Soekarno dan Ratna Sari Dewi, Selebriti Cantik Asal Jepang
Berbicara mengenai kisah cinta, publik menilai bahwa Bung Karno identik dengan Fatmawati sebagai pasangan hidupnya. Namun siapa sangka bahwa pasangan hidupnya tidak hanya Fatmawati saja. Apalagi sebelumnya ia juga sudah berumah tangga dengan Inggit.
Kisah Sukarno dengan Gadis Belanda yang Penuh Liku-liku
Ada banyak gadis Belanda yang dekat dengan Bung Karno. Kisahnya bermula ketika Bung Karno menuntut ilmu di Hoogere Burgerschool (HBS).
HBS merupakan sekolah lanjutan tingkat menengah yang ada saat era Hindia Belanda. Sekolah ini khusus untuk orang Belanda, Eropa, dan elit pribumi.
Sekolah setara SMP dan SMA ini hanya ada di beberapa kota. Mulai dari Surabaya, Bandung, Semarang, Jakarta, dan Medan. Bung Karno bersekolah di HBS Kota Surabaya.
Pauline Gobee
Kisah Sukarno dengan gadis Belanda yang pertama ialah Pauline Gobee. Ia adalah anak guru yang ada di HBS. Ia memiliki paras wajah yang cantik sehingga Bung Karno menyukainya.
Laura
Setelah Pauline Gobee, Bung Karno lantas memerhatikan gadis Belanda lainnya yang bernama Laura. Ia mampu menjadi mencuri pemerintah Bung Karno. Apalagi ia memiliki kulit yang putih.
Putri Keluarga Raat
Setelah Laura, Bung Karno terpikat dengan gadis Belanda lainnya. Akan tetapi, ia tidak ingat dengan namanya.
Baca juga: Kisah Bung Karno, Seniman Teater dengan Jiwa Negarawan Sejati
Hal yang ia ingat hanyalah gadis tersebut berasal dari keluarga Raat. Rumahnya berlawanan arah dengan rumah yang Bung Karno tempati.
Meski begitu, ia rela berputar arah setiap hari saat berpacaran dengannya selama berbulan-bulan. Hal tersebut ia lakukan karena memang sangat mencintainya kala itu.
Mien Hessels
Kisah asmara Sukarno lainnya yakni dengan gadis Belanda bernama Mien Hessels. Bahkan Bung Karno menyebutnya sebagai kembang tulip yang memiliki rambut kuning dengan pipi merah mawar.
Kulitnya juga halus selembut kapas. Kemudian rambutnya blonde ikat mayang. Bukan hanya penampilan fisiknya saja yang mencuri perhatian, melainkan juga kepribadiannya.
Kepribadian luar biasa yang ada pada Mien Hessels membuat Bung Karno terpesona hingga memutuskan untuk melamarnya. Ketika datang melamar, Bung Karno menggunakan pakaian dan alas kaki berupa sepatu terbaiknya.
Bung Karno memang tampak gugup ketika melamar sang kekasih. Apalagi kekasihnya tinggal di rumah Belanda yang mewah dengan halaman luas penuh bunga.
Tanpa basa-basi Bung Karno mengatakan ketertarikannya dengan Mien Hessels kepada ayahnya. Akan tetapi, Bung Karno mendapatkan penolakan dari ayah Mien. Kisah asmara Sukarno dengan gadis Belanda ini memang memilukan.
Bahkan ayah Mien Hessels memaki lantas mengusir Bung Karno. Kejadian ini membuatnya sakit hati sekaligus merasa malu.
Baca juga: Profil Sarinah, ART Soekarno yang Jadi Nama Mall Pertama di Indonesia
Ia juga merasa terhina. Apalagi sudah ada banyak waktu yang ia luangkan bersama Mien. Kemana saja Bung Karno pergi, ia selalu mengajak Mien dengan berboncengan sepeda.
Penolakan ini sendiri karena ayah Mien tidak ingin anaknya berhubungan dengan pribumi. Hal inilah yang mendongkrak semangat Bung Karno untuk terbebas dari penjajahan Belanda.
Bung Karno Dipertemukan Lagi dengan Mien Hessels
Setelah lamarannya mendapatkan penolakan keras dalam kisah Sukarno dengan gadis Belanda tadi, keduanya pun saling menjauh. Hingga pada suatu ketika saat tahun 1942 dengan masa pendudukan Jepang, ia kembali bertemu dengan wanita tersebut.
Saat Bung Karno sedang jalan-jalan di Jakarta, ada wanita Belanda yang menyapanya. Wanita tersebut bertubuh gemuk, tua, dan sudah tidak cantik lagi.
Setelah mengaku sebagai Mien, Bung Karno lantas bersyukur. Rupanya penolakan yang pernah ia dapatkan dulu adalah hikmah terselubung.
Bidadari yang dulu ia puja-puja kini menjadi wanita yang tak terawat. Dari kisah cinta Bung Karno ini, ada banyak hikmah yang bisa kita ambil.
Kejarlah cinta tanpa pantang menyerah. Jikalaupun mendapat penolakan, jangan berputus asa. Bisa saja penolakan tersebutlah yang menyelamatkan kita.
Baca juga: Kisah Soekarno Semedi di Bawah Pohon Sukun Pengasingan Ende
Usai simak uraian di atas, pastinya sudah memahami bagaimana kisah Sukarno dengan gadis Belanda. Tiap kedekatannya dengan wanita Belanda memiliki kisah tersendiri. Ada manis dan pilu sebagai bumbu kehidupan. (R10/HR-Online)