Berita Tasikmalaya (Harapanrakyat.com),- Bendungan Sawah Kadu di Tasikmalaya jebol sejak 10 tahun lalu. Akibatnya para petani di Kampung Pajagan,Kelurahan Cigantang, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya harus berebut air. Hal itu dilakukan karena air dibutuhkan untuk pengairan sawah dan kolam ikan.
“Bendungan sawah kadu ini sudah lama jadi jebol. Dulu sudah di atasi untuk meminimalisir supaya air memgalir ke hilir ke kolam kolam warga dan sawah- sawah warga,” ungkap Nurdin, seorang petani di lokasi, Sabtu (15/08/2020).
“Dampak dari jebolnya bendungan ini sangat merugikan kami. Terutama saya sebagai petani dan yang punya kolam ikan. Jadi kolam dan sawah disini kering, saat musim tanam padi, jadi gak bisa bercocok tanam, karena tidak adanya air mengalir,” tambahnya.
Para petani sudah tidak mengandalkan bendungan sawah kadu di Tasikmalaya. Tapi memanfaatkan bendungan Cibeas Ciponyo. Hanya saja untuk mendapatkan air harus rebutan.
“Saya sudah beberapa kali mengajukan kepada pemerintah, mulai dari Dinas Pertanian, sering kali dibahas di dalam Musrenbang. Tapi tiadak ada realisasinya. Dampak dari jebolnya bendungan ini ikan di kolam kami pada mati pak, karena tidak adanya air,” tutur petani sambil sedih.
Para petani berharap bendungan sawah kadu ini cepat di perbaiki. Supaya para petani bisa kembali berproduksi. Khususunya untuk memberdayakan perikanan dan pertanian.
Sementara itu, Kasi Bid SDA Dinas PUPR Kota Tasikmalaya Taufik Hidayat mengatakan, pihaknya telah ke lokasi setelah mendapat laporan. Bendungan tersebut masih alami. Dinas PUPR akan memprioritaskan untuk membangun kembali bendungan. Akan diusulkan di tahun 2021.
“Diusulkan untuk kegiatan 2021, mudah-mudahan ada anggarannya. Sebetulnya pembangunan bendungan sawah kadu di Tasikmalaya ini telah diusulkan, tapi anggarannya terpangkas untuk penanganan Covid-19,” pungkasnya. (Apip/R9/HROnline)