Berita tasikmalaya (harapanrakyat.com),- Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat atau Pamsimas, yang ada di Kampung Cikembang 1, Desa Karyamandala, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, saat ini tak berfungsi.
Padahal, Pamsimas tersebut dibangun dengan anggaran Pemkab Tasikmalaya senilai ratusan juta.
Kondisi ini dikeluhkan warga setempat yang rencananya akan mendapat pasokan air dari Pamsimas tersebut.
Warga semakin kesal, lantaran mereka sudah membayar uang iuran Rp 500 ribu kepada oknum penyedia air Simpamas Desa Karyamandala.
Namun sudah berbulan-bulan, air yang dinanti nanti tersebut tak kunjung “ngocor”.
Tokoh masyarakat Karyamandala Eecp Kusnara mengatakan, Pamsimas tersebut sudah ada dibangun di bukit gunung Desa Karyamandala. Namun memang tidak ada airnya sama sekali.
“Air di penampungan Pamsimas itu berasal dari sungai disedot menggunakan mesin pompa. Setelah ditampung di Pamsimas, air lalu dialirkan ke rumah-rumah warga. Namun sudah beberapa bulan tak juga ngocor,” ujarnya, Sabtu (25/7/2020).s
Kata dia, sejak selesai dibangun, Pamsimas ini sempat berjalan dan masyarakat bisa menikmati air bersih.
“Itu berjalan sebentar, sesudah itu sampai sekarang tak jalan-jalan lagi,” jelas Ecep.
Padahal lanjut Ecep, warga sudah membayar Rp 500 ribu untuk membeli air dari pamsimas tersebut.
“Ada 25 orang yang sudah bayar, uang yang ditarik tersebut entah kemana dan untuk apa, karena sekarang pamsimasnya juga gak jalan. Pemungutan iuran tersebut juga belum ada Perdesnya,” katanya.
Pengelolaan Pamsimas di Karyamandala Harus Terbuka
Dengan adanya kejadian seperti ini, masyarakat menuntut pengerjaan dan pengelolaan Pamsimas di Desa Karyamandala ini bisa lebih terbuka lagi, agar tidak saling mencurigai.
Ia pun mengaku sudah melakukan rapat semalam bersama masyarakat lainnya.
Dari hasil rapat tersebut masyarakat meminta agar air bisa kembali mengalir ke rumah warga.
“Masyarakat juga meminta pekerjaan Pamsimas ini harus seusai spek, jangan sampaikan speknya ngawur karena itu merugikan masyarakat. Terus jalan jalan tempat umum yang sudah dibongkar harus dirapihkan lagi,” tegasnya.
Pihaknya juga sempat berembug dengan pihak desa bukan hanya satu kali dua kali, tapi berkali-kali.
“Namun belum ada titik temunya sampai sekarang. Malahan masyarakat sudah ada niat ingin demo ke pemkab terkait masalah ini,” ungkap Ecep.
Menurutnya, masyarakat sudah merasa bosan hanya berembug dan berembug tapi tidak ada titik temunya.
“Ini kan percuma, selama ini warga ngambil air dari sumur umum yang jaraknya cukup lumayan jauh,” ucapnya.
Warga Karyamandala lainya, H Dedi mengaku ia sudah membayar uang Rp 500 ribu, namun kenyataanya, air belum juga mengalir.
“Entah kenapa entah bagaimana, saya rela demi untuk mendapatkan air bersih saya rela merogeh kocek Rp 500 ribu, tapi kenyatannya airnya tidak mengalir sudah beberapa bulan,” katanya.(Apip/R8/HR Online)