Para peneliti NIAID telah berhasil menemukan vaksin Covid-19 dari antibodi yang mampu menetralisir virus Corona. Bahkan vaksin Covid-19 yang sudah lolos uji klinis tahap awal ini diharapkan dapat menjadi solusi menghadapi pandemi Covid-19.
Para ilmuwan dari NIAID (National Institute Of Allergy And Infectious Diseases) yang merupakan bagian dari NIH (National Institutes Of Health) Amerika Serikat melaporkan perkembangan terkini tentang riset tentang vaksin itu.
Dalam laporannya yang dimuat dalam jurnal The New England Journal of Medicine disebutkan bahwa vaksin investigasi itu diberi nama mRNA-1273. Penelitian dilakukan NIAID bekerja sama dengan perusahaan Moderna Inc dari Cambridge Inggris.
Vaksin Covid-19 dari antibodi ini dirancang agar bisa menginduksi antibodi penawar yang diarahkan pada protein spike. Protein inilah yang sering digunakan virus Corona dalam mengikat dan masuk ke sel manusia.
Cara Kerja Vaksin Covid-19 dari Antibodi
Mekanisme vaksin yang biasanya diberikan adalah untuk mendorong dan meningkatkan aktivitas antibodi penetral tubuh orang yang sehat. Mekanisme yang sama juga diterapkan pada vaksin mRNA-1273 untuk melawan serangan virus SARS-CoV-2.
Untuk menguji efektivitas vaksin Covid-19 dari antibodi ini, seperti dikutip dari laman Scitech Daily, telah dilakukan uji klinis pada pada 16 Maret 2020 terhadap 45 orang peserta yang berumur 18 hingga 55 tahun.
Mereka kemudian dibagi tiga kelompok yang mendapat perlakuan tertentu. Masing-masing kelompok diberikan dua suntikan intramuskular dari vaksin mRNA-1273 dengan kadar 25, 100, atau 250 mikrogram (mcg).
Dalam uji klinis vaksin Covid-19 dari antibodi yang dilakukan di Seattle dan Universitas Emory Atlanta itu juga diberikan suntikan kedua yang dilakukan dalam rentang waktu 28 hari.
Pada bulan April, pengujian diperluas hingga menjadi 120 peserta. Penambahan terutama dari orang dengan usia di atas 55 tahun. Namun dalam hasil uji klinis yang dilaporkan hanya mencakup kelompok usia 18-55 tahun.
Hasil Percobaan Vaksin
Dari hasil percobaan yang dipimpin oleh Lisa A. Jackson, MD, MPH dari Kaiser Permanente Washington Health Research Institute Seattle itu dilaporkan hasil vaksin Covid-19 dari antibodi yang menggembirakan. Tidak ditemukan adanya kejadian buruk.
Hasil analisis terhadap percobaan yang didukung hibah NIAID ini juga menunjukkan bahwa tingkat aktivitas penetralan dari antibodi terjadi setelah injeksi kedua. Aktivitas ini menguat setelah memasuki hari ke 43 dalam proses pengujian.
“Dua dosis vaksin mRNA-1273 mampu memicu tingginya tingkat aktivitas antibodi penetral,” kata bunyi laporan tersebut. Peningkatan ini dikatakan lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata dari serum pemulihan yang diperoleh dari pasien Covid-19 yang dikonfirmasi.
Sedangkan efek samping sistemik umumnya terjadi setelah dilakukan vaksinasi kedua. Efek ini terutama dialami peserta yang menerima dosis vaksin tertinggi. Lebih dari separuh peserta dilaporkan mengalami kelelahan, kedinginan, hingga sakit kepala.
Sedangkan uji klinis vaksin Covid-19 dari antibodi fase 2 sedang dilaksanakan sejak akhir Mei. Para peneliti dengan dukungan Moderna juga tengah mempersiapkan pelaksanaan uji klinis vaksin mRNA-1273 tahap 3 pada bulan Juli 2020 ini.
Untuk melacak informasi tentang desain uji klinis Fase 1 bisa dilihat pada laman clinicaltrials.gov dengan kode NCT04283461. Keterbukaan informasi ini dinilai sebagai pertanggungjawaban ilmiah terhadap penemuan yang ada.
Data menyangkut efek samping dan respons imun vaksin mRNA-1273 dengan berbagai dosis akan menjadi referensi dosis yang akan digunakan atau direncanakan pada uji klinis Fase 2 dan 3 tersebut.
Belum diketahui kapan hasil uji klinis fase 2 dan 3 dari vaksin Covid-19 dari antibodi ini akan diumumkan. Namun penemuan ini memberikan harapan terhadap penemuan vaksin yang efektif dan aman untuk menghadapi Covid-19. (R11/HR-Online)