Ada dua vaksin Corona China yang saat ini sedang dilakukan uji klinis. Dibandingkan negara lain, China terbilang sangat produktif dalam penelitian tentang vaksin Corona.
Kedua vaksin Covid-19 dari China itu masing-masing adalah yang dilakukan Sinovac Biotech Ltd dan satunya lagi oleh CanSino Biologics Inc. Kedua vaksin ini saat ini tengah dalam sejumlah tahap uji klinis sebelum diproduksi masal.
Yang menarik, uji klinis vaksin Corona Sinovac akan dilakukan di Indonesia. Sedangkan uji klinis vaksin CanSino akan dilakukan di China. Fase pertama percobaan kedua vaksin Corona China itu memperlihatkan hasil yang menggembirakan.
Uji Klinis Vaksin Corona China Sinovac
Untuk pelaksanaan uji klinis vaksin Sinovac yang akan dilakukan di Indonesia, perusahaan China itu akan menggandeng Bio Farma, perusahaan farmasi asal Indonesia. Ini merupakan uji klinis tahap 3 atau tahap terakhir sebelum diproduksi.
Sebanyak 2.400 sampel vaksin Corona China dari Sinovac Biotech Ltd telah diterima Bio Farma pada 19 Juli 2020 lalu. Pelaksanaan uji cobanya baru akan dilaksanakan pada Agustus mendatang dengan melibatkan 1.620 subjek berusia 18-59 tahun.
Baca juga: Vaksin Covid-19 dari Antibodi Sudah Lolos Uji Klinis, Ini Hasilnya!
Sedangkan untuk pelaksanaan uji klinis, Bio Farma akan melibatkan para ilmuwan di Universitas Padjadjaran yang memiliki Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran. Laboratorium Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) juga ikut terlibat.
Seperti dikatakan Honesti Basyir, Direktur Utama Bio Farma bahwa uji klinis akan berlangsung selama enam bulan. “Jika hasilnya lancar, vaksin akan kami produksi sekitar kuartal pertama tahun 2021,” katanya seperti dikutip dari laman katadata.
Kerja sama antara Sinovac Biotech Ltd dengan perusahaan Bio Farma, menurut Basyir, karena metode pembuatan obat vaksin yang dinilai sama. Nantinya, Bio Farma akan memproduksi sekitar 40 juta vaksin Corona ini setiap tahun.
Uji Klinis Vaksin Corona China CanSino
Sedangkan vaksin corona CanSino juga telah melalui fase 2 dan akan dilanjutkan dengan fase 3. Percobaan fase 2 melibatkan sekitar 500 peserta dan telah dilaksanakan April 2020 lalu.
Jenis vaksin CanSino dinamakan adenovirus rekombinan tipe-5 rekombinan atau vaksin Covid-19 Ad5-vectored. Hasilnya, vaksin dinilai aman dan mampu menginduksi respons kekebalan.
Dalam laporan hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal The Lancet itu juga memaparkan hasil uji coba imunogenisitas calon vaksin yang menggembirakan. Bahkan tidak ada peserta yang dilaporkan terpapar virus SARS-CoV-2 sesudah mendapatkan vaksin.
Penelitian terhadap vaksin corona China CanSino juga mendapat dukungan dari banyak lembaga China. Seperti Program R & D Nasional China maupun Proyek Utama Sains dan Teknologi Nasional China.
“Uji klinis fase 2 memperkuat bukti keamanan dan imunogenisitas yang ditemukan pada fase 1,” kata Profesor Feng-Cai Zhu, peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Jiangsu, Tiongkok seperti dikutip dari laman scitech daily.
Dalam uji klinis fase 2 dilakukan dengan melibatkan 508 peserta. Sebanyak 253 orang mendapat vaksin Corona China dosis tinggi, 129 orang menerima vaksin dosis rendah, dan 126 orang lainnya hanya menerima plasebo.
Baca juga: Rusia Klaim Temukan Obat Penyakit Covid-19 yang Ampuh
Hasilnya, sebanyak 95 persen peserta dari kelompok dosis tinggi dan 91 persen dosis rendah memperlihatkan adanya respon antibodi sel T atau setelah berjalan 28 hari sejak divaksinasi.
Vaksin Covid-19 ini juga terbukti mampu menginduksi respon antibodi penetral pada 59 persen peserta dosis tinggi dan 47 persen pada dosis rendah. Setelah 28 hari, tanggapan antibodi dialami 96 persen peserta yang mendapat vaksin.
Hasil percobaan fase 2 ini akan dikembangkan pada fase 3 dengan peserta yang diperluas. Selain untuk mengevaluasi respon imun dan keamanannya, uji klinis fase 3 vaksin Corona China CanSino juga akan menentukan dosis yang tepat. (R11/HR-Online)