Uji fase 2 vaksin Covid-19 Ad5 yang semula menjadi kandidat telah dilakukan. Dimana uji coba ini dilakukan di negara Cina. Uji coba tersebut ternyata memberikan respon yang bagus alias aman.
Vaksin tersebut menginduksi respon imun pada tubuh. Hal ini termasuk dalam penelitian baru dan telah diterbitkan di Lancet. Sebelumnya telah dilakukan uji acak pada kandidat vaksin. Dilansir dari Scitechdaily, uji coba fase pertama telah diterbitkan pada bulan Mei 2020.
Mengapa dilakukan uji acak? Tujuannya adalah untuk melakukan evaluasi terhadap keamanan dan imunogenisitas vaksin. Data yang dihasilkan pun memberikan informasi mengenai kelompok peserta yang lebih luas.
Baca Juga: Uji Coba Vaksin Covid-19 mRNA-1273 Berhasil Dilakukan Tahap Pertama
Uji Fase 2 Vaksin Covid-19 Ad5 di Cina
Pada uji coba fase pertama, kelompok peserta kurang luas dibandingkan fase kedua. Bahkan untuk fase kedua ini terdapat sub kelompok kecil. Di dalamnya diisi oleh pasien yang berusia 55 tahun, bahkan lebih tua.
Meskipun data yang diberikan lebih luas, namun untuk hasil kesembuhan belum dikonfirmasi. Meskipun sudah divaksinasi, namun para peneliti belum bisa memastikan bahkan vaksin Covid-19 Ad5 efektif. Sehingga uji fase 2 vaksin Covid-19 Ad5 ini masih dalam studi kasus.
Uji fase 2 ini memberikan tambahan perihal keamanan dan imunogenitas pada populasi yang lebih besar. Tentunya uji coba yang kedua ini memberikan hasil maksimal dibandingkan uji fase pertama. Tidak hanya sebagai perbandingan saja, tetapi juga sebagai evaluasi.
Sehingga untuk uji fase 3 kedepannya dapat lebih baik dan maksimal. Profesor Feng Cai Zhu dari Pusat Provinsi Jiangsu juga mengonfirmasi uji coba ini. Tercatat ada 250 kandidat vaksin yang akan digunakan sebagai pembasmi Covid-19. Dari jumlah keseluruhan tersebut, sudah termasuk vaksin dari berbagai negara.
Salah satu vaksin yang menjadi kandidat adalah mRNA vaksin. Kemudian terdapat pula replikasi atau non replikasi virus dan DNA vaksin. Dari 250 vaksin, 17 diantaranya sedang masuk dalam tahap evaluasi dan uji klinis. Dimana uji coba tersebut menggunakan virus flu manusia yang lemah.
Virus flu ini dinamakan adenovirus yang mampu menginfeksi sel manusia. Namun virus ini tidak dapat menyebabkan penyakit pada tubuh manusia. Sel ini kemudian memberikan hasil berupa protein spike. Uji fase 2 vaksin Covid-19 Ad5 akan masuk ke kelenjar getah bening.
Seperti yang diketahui bahwa kelenjar getah bening merupakan tempat imun menciptakan antibodi. Nantinya sistem kekebalan akan mengenal Spike protein. Kemudian vaksin tersebut akan melawan virus Covid-19 yang ada di dalam tubuh.
Dalam uji kali ini sekitar 508 memberikan konstribusinya. Namun untuk jumlah peserta tersebut, tidak semuanya mendapat dosis vaksin yang sama. Artinya diacak sesuai dengan partikel virus dalam tubuh.
Baca Juga: Turki Klaim Temukan Vaksin Covid-19, Diumumkan 23 April
Uji Fase 2 Vaksin Covid-19 Ad5 Dengan Dosis Berbeda
Uji yang kedua ini membagikan dosis sesuai dengan aturan percobaan. Dimana 253 orang akan mendapatkan dosis yang tinggi yaitu pada 1 x 1011 partikel virus/1.0 mL. Kemudian yang mendapat dosis rendah pada 5 x 1010 partikel virus/1.0 mL sekitar 129 orang.
Lalu 126 peserta yang berkontribusi mendapatkan plasebo. Untuk dua pertiga peserta mulai dari usia 18-44 tahun sekitar 309,61%. Kemudian seperempatnya dari usia 45-54 tahun sekitar 134,26%. Selanjutnya sisanya yaitu usia 55 tahun keatas sekitar 13%.
Uji fase 2 vaksin Covid-19 Ad5 ini juga memantau para peserta. Hal ini untuk berjaga-jaga jika ada reaksi merugikan selama 30 menit kedepan. Seperti reaksi merugikan sistematik yang terjadi dalam 14-28 hari pasca vaksinasi.
Apabila ada kejadian merugikan yang dianggap serius, maka harus dilaporkan selama studi berlangsung. Sehingga nantinya ada dokumentasi tentang laporan reaksi setelah vaksinasi. Sebelumnya sampel darah peserta akan diambil terlebih dahulu.
Pengambilan darah akan dilakukan sebelum dan pasca vaksinasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon antibodi pada tubuh. Dalam uji tersebut, ditemukan 95% peserta dari dosis tinggi dan 91% peserta dosis rendah menunjukkan respon antibodi.
Sedangkan untuk kelompok plasebo tidak menunjukkan adanya peningkatan antibodi dari baseline. Peserta yang mendapat efek samping pada kelompok dosis tinggi dan rendah lebih banyak dibandingkan plasebo. Efek sampingnya berupa demam, kelelahan, hingga nyeri.
Uji fase 2 vaksin Covid-19 Ad5 ini menjadi kandidat yang memberikan respon baik. Dilansir dari Scitechdaily, untuk usia tua memberikan respon imun secara signifikan lebih rendah. Namun tolerabilitasnya lebih tinggi untuk vektor Ad5. (R10/HR Online)