Berita Jabar (harapanrakyat.com).- Pandemi COVID-19 secara global, nyatanya sangat berdampak pada sektor pariwisata di Jawa Barat (Jabar).
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Dedi Taufik Kurohman, mengatakan, dengan kondisi seperti itu, maka pihaknya bakal menurunkan target kontribusi pariwisata terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto di Jawa Barat tahun 2020.
Hal tersebut dilakukan karena saat ini tingkat kunjungan wisatawan baik wisawatan nusantara atau mancanegara yang berkunjung ke Jawa Barat menurun akibat Covid-19.
Selain itu, kata Dedi Taufik, Jawa Barat tak masuk ke dalam 7 destinasi wisata yang didorong Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI sebagai daerah tujuan perjalanan dinas PNS, dalam upaya menggenjot ekonomi nasional.
“7 destinasi wisata akal menjadi opsi perjalanan dinas kementerian/lembaga negara antara lain Bali, Borobudur, Banyuwangi, Danau Toba, Kepulauan Riau, Mandalika dan Labuan Bajo,” ujarnya, Selasa (14/7/2020).
Tahun 2020 ini kata dia, berbeda jauh dengan tahun 2019 lalu. Tahun 2019 kemarin, kunjungan wisatawan ke Jabar melebihi target.
Target wisatawan mancanegara 1,8 juta tercapai 2,2 juta. Sementara untuk wisatawan nusantara, dari target tahun 2019 sebanyak 48 juta bisa tercapai 62 juta.
Kunjungan Pariwisata ke Jabar Menurun
Tahun 2020 ini sampai bulan, terdapat penurunan kunjungan wisatawan yang sangat drastis. Baik itu wisatawan nusantara ataupun mancanegara.
Sejak awal tahun sampai dibuka AKB, total kunjungan wisatawan nusantara ke Jabar hanya mencapai 19.908.914, sedangkan wisatawan mancanegara hanya mencapai 30.838.
“Tentu dengan penurunan realisasi tersebut, kami akan melakukan penyesuaian target kunjungan di tahun 2020 ini, baik itu untuk wisnus maupun wisman,” jelas Dedi.
Lanjutnya, realisasi kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB di Jabar pun menurun dari 2,94 persen atau Rp62,48 triliun pada 2019 berdasarkan hitungan kami akan turun di 1,61 sampai 1,75 persen.
Target rasional tersebut menurut Dedi, telah berubah dari target awal realisasi kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Jabar di 2020 sebesar 3,01 hingga 3,15 persen.
Program Smilling West Java AKB Great Sale
Maka dari itu, untuk mempercepat pemulihan ekonomi pada sektor pariwisata, Dinas Pariwisata Jabar akan mendorong berbagai program, salah satunya program Smilling West Java AKB Great Sale yang akan dimulai 1 Juli hingga 31 Agustus 2020.
“Ini kita lakukan untuk menggeliatkan kembali perekonomian industri pariwisatadi Jabar dengan menyesuaikan AKB. Jadi, program Smiling West Java AKB Great Sale ini unik, kita pesan tiket hari ini, bisa dipakai Desember nanti,” jelasnya.
Kata dia, dari bulan Juni sampai Desember 2020, merupakan proses recovery pariwisata. Untuk normalisasi, akan dilakukan pada tahun 2021.
“Recovery ini perlu percepatan-percepatan, utamanya berkaitan dengan promosi konektivitas dari semua lini mulai dari restoran, hotel, kuliner, sampai lokasi destinasi yang perlu kita kolaborasikan bersama,” ungkap Dedi.
Meski demikian, dalam surat edaran pembukaan pariwisata di masing-masing Kab/Kota pada masa AKB ini, pihak Disparbud Jabar tetap berpedoman pada aturan Kementerian Kesehatan RI dan Peraturan Gubernur Jawa Barat.
“Kami intinya siap menerima kunjunga wisatawan ke Jabar. Namun ini dilakukan bertahap, tahap pertama kita fokus pasar domestik yang berasal dari Jabar,” pungkasnya.
Untuk diketahui, sejumlah objek wisata sudah mulai buka di masa AKB ini. Pangandaran mulai buka sejak 5 Juni. Lalu Kabupaten Bandung Barat utamanya Kawasan Bandung Utara sudah dibuka pada tanggal 13 Juni. Untuk kawasan Puncak Bogor juga sudah dibuka tanggal 26 Juni. (R8/HR Online)