Musim panas di Saturnus kini sedang terjadi, tepatnya di belahan bagian utara. Hal ini diabadikan oleh NASA menggunakan teleskop andalan yaitu Space Telescope Hubble. Tangkapan gambar yang diambil begitu mengesakan, apalagi saat ini juga mengalami musim panas.
Dilansir dari Info Astronomy, teleskop Hubble memang rutin dalam memotret visual planet Saturnus. Dimana setiap tahunnya teleskop ini berada di orbit rendah Bumi. Sehingga letaknya sangat sesuai untuk memotret kenampakan Saturnus.
Dilakukan penangkapan gambar pada Saturnus kali ini bukan tanpa sengaja. Akan tetapi, memang dilakukan untuk mempelajari perubahan lebih lanjut pada planet Saturnus. Begitupun dengan planet lainnya.
Baca Juga: Penyebab Suhu Saturnus Panas Meski Jauh dari Matahari
Musim Panas di Saturnus Membawa Perubahan
Teleskop Hubble milik NASA telah berada di luar angkasa selama 30 tahun terakhir. Dengan lintasan orbit sejauh 340 mil atau setara dengan 547 km dari atas Bumi. Beberapa satelit yang sudah mengalami penuaan juga berubah dalam beberapa tahun terakhir.
Potret Saturnus diambil dari jarak sekitar 839 juta mil atau setara dengan 1,35 miliar kilometer. Jika dilihat dengan mata telanjang, maka Planet Saturnus hanya terlihat seperti titik cahaya yang berpendar saja. Kini musim panas di Saturnus sedang terjadi di bagian utara.
Jika dilihat, maka bagian utara Saturnus agak condong atau miring dan menghadap Matahari. Namun musim panas yang terjadi di planet ini tentunya berbeda dengan musim panas di Bumi. Planet Saturnus sendiri dikenal sebagai raksasa gas yang memiliki cincin.
Energi atau suhu panas yang didapatkan justru bukan didominasi dari Matahari. Akan tetapi, dari interior yang terkandung di dalam Planet Saturnus. Seperti yang dikutip pada Science Alert, suhu rata-rata di Planet Saturnus mencapai -178 derajat Celcius. Suhu tersebut setara dengan -288 derajat Fahrenheit.
Baca juga: Alien di Bulan Saturnus Ramai Diperbincangkan, Mungkinkah Ada?
Dalam pengamatan teleskop Hubble, Saturnus terlihat berbeda dari sebelumnya. Kemiringannya menghadap Matahari justru membuat visual Saturnus lebih jelas. Citra cincin yang mengelilinginya juga menjadi lebih detail. Bahkan pengamatan ini menampilkan gambar yang lebih jernih dibandingkan wahana sebelumnya.
Perlu diketahui bahwa beberapa tahun lalu, wahana antariksa Cassini dikirim ke orbit Saturnus. Hal ini bertujuan untuk melakukan pengamatan terhadap planet raksasa tersebut. Citra yang dihasilkan memang sangat membantu untuk pengamatan.
Perubahan Visual Saturnus
Beberapa tahun terakhir ini pihak NASA dapat mengikuti perkembangan perubahan musiman di Saturnus. Amy Simon, ketua peneliti NASA mengungkapkan bahwa hal ini sangat menakjubkan. Apalagi ada beberapa hal yang mencolok dari visual Saturnus.
Musim panas di Saturnus membuat warna planet ini menjadi berubah. Meski tidak terlalu signifikan, namun tampilannya terlihat jelas pada potret teleskop Hubble. Lensa dan teknik yang digunakan untuk pengamatan juga sama. Perbandingan visual di tahun 2019 dan 2020 cukup berbeda.
Baca juga: Misteri Rotasi Planet Saturnus Akhirnya Terpecahkan, Data Baru Misi Cassini
Di tahun 2020, Saturnus menjadi lebih berkabut dan agak kemerahan. Berbeda dengan tahun 2019 dimana Saturnus terlihat lebih terang. Para astronom meyakini bahwa perubahan warna tersebut telah menyelimutinya saat musim semi dan panas.
Kabut tersebut terlihat membalut seluruh permukaan Saturnus. Meskipun para astronom meyakini hal tersebut, namun mekanisme musim panas di planet ini masih belum pasti.
Musim Panas di Saturnus Mengurangi Jumlah Es
Suhu di Saturnus yang kian panas membuat jumlah es menjadi berkurang. Hal ini dikarenakan panasnya memang cukup besar. Tak heran jika atmosfer mengeluarkan aerosol. Selain itu, ada kemungkinan lain yang mungkin terjadi pada peningkatan sinar Matahari.
Salah satunya adalah hasil reaksi kimia yang ada di dalam hidrokarbon atmosfer. Reaksi kimia inilah yang menghasilkan kabut fotokimia.
Sehingga tampilan Saturnus diselimuti oleh kabut yang membuat citranya agak gelap. Musim panas di Saturnus bagian utara ternyata juga mempengaruhi bagian selatan.
Baca juga: Garis Harimau di Bulan Saturnus, Misteri Aneh yang Kini Terpecahkan
Bagian selatan Saturnus memiliki warna biru yang lebih signifikan. Kemudian warna merahnya justru hanya ada sedikit. Warna biru yang menyelimuti bagian selatan hampir sama dengan pusaran kutub heksagonal. Tampilan warna biru dari Saturnus terlihat lebih unik.
Sama seperti planet lainnya, Saturnus juga akan mengelilingi Matahari. Ketika mengelilingi Matahari, maka Saturnus akan mengalami perubahan. Kemiringan relatif Saturnus terhadap orbitnya mencapai 27 derajat.
Sedangkan Bumi mengalami kemiringan pada orbitnya sekitar 23 derajat. Setiap musim di Saturnus akan berlangsung selama 7,5 tahun. Sedangkan Bumi hanya berlangsung selama 4 bulan saja. Jadi, diperkirakan musim panas di Saturnus akan berlangsung selama 7 tahun lebih sedikit. (R10/HR Online)