Berita Tasikmalaya (harapanrakyat.com),- Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, melaunching program unggulan UMKM saat kunjungan kerjanya ke Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kedatangannya diterima langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Uu Ruzhanul Ulum, dan Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, di Hotel Horison Kota Tasikmalaya, Jum’at (10/07/2020).
Menteri Koprasi dan UMKM, Teten Masduki, mengatakan, kedatangannya ke Kota Tasikmalaya untuk melaunching 9 program unggulan UMKM. Program tersebut sebagai upaya agar UMKM bisa kembali eksis. Di masa pandemi Covid-19 ini, UMKM juga harus mampu beradaptasi untuk menuju new normal.
Karena, dengan adanya wabah virus Corona (Covid-19), sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi salah satu kegiatan ekonomi masyarakat yang sangat terpukul.
“Saya kira banyak koprasi yang sehat dan berkembang sekarang ini. Seperti koperasi simpan pinjam, termasuk koperasi simpan pinjam syariah di pesantren-pesantren. Atau yang lekat dengan ormas-ormas keagamaan seperti BMT itu, banyak dan besar-besar,” ujarnya.
Namun, lanjut Menteri Koperasi dan UMKM, yang belum berkembang itu adalah koperasi-koperasi di sektor produksi, pertanian, perikanan, perkebunan. Kemudian juga di sektor komoditi, dan industri pengeolahan.
Ia menyebutkan, saat ini sektor usaha yang sedang diminati oleh anak muda yaitu sektor ekonomi kreatif. Misalnya, film animasi, musik atau industri hiburan.
“Oleh karena itu, program pemerintah sekarang, khusus untuk koperasi kita sedang membangun ekosistem yang memungkinkan koperasi simpan pinjam bisa berkembang. Sehingga menjadi kekuatan ekonomin untuk membiayai UMKM,” terang Teten Masduki.
Selain itu, pemerintah juga tengah berupaya untuk membangun koperasi pangan guna mendukung program unggulan sektor UMKM. Seperti komoditi sawit, karet, sektor kelautan dan pertanian.
Menteri Koperasi dan UMKM Siapkan Pilot Project Bangun Koperasi Pangan
Menteri Koperasi dan UMKM menjelaskan, pihaknya pun saat ini sedang menyiapkan pilot project untuk membangun koperasi pangan.
Tahun ini saja pemerintah ada anggaran sebesar Rp 190 triliun. Tapi dalam pelaksanaannya masih belum efektip. Untuk itu, pemerintah berencana akan mengembangkan pembiayaan dana bergulir melalui BLU-BLU yang ada di wilayah.
“Kita sekarang ingin bekerjasama dengan koperasi simpan pinjam dan BMT yang lebih dekat dengan para UMKM. Saya kira ini akan menjadi lebih efektip nantinya,” kata Teten Masduki.
Namun, yang menjadi tantangannya adalah digitalisasi. Karena menurut Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, secara digital pelayanan mereka bisa lebih cepat dan lebih sederhana. Oleh sebab itu, digitalisasi koperasi menjadi prioritas dalam program Kementerian Koperasi dan UMKM. Tujuannya supaya lebih mudah dalam memberikan pelayanan kepada para pelaku UMKM.
“Saya menemukan banyaknya kasus, di mana pelaku UMKM masih diwajibkan menyertakan agunan untuk kredit KUR mikro. Harusnya yang 50 juta plafon itu tanpa agunan, tapi di berbagai daerah masih mengharuskan ada agunan. Ini yang menyababkan banyak UMKM mengeluh,” katanya.
Pihaknya pun sudah membicarakan hal tersebut dengan bank pelaksana agar tidak ada lagi persyaratkan agunan. Pinjaman untuk UMKM juga cukup besar, yaitu sampai 500 juta dengan bunga 6 persen. (Apip/R3/HR-Online)