Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Kemenag Kabupaten Pangandaran menyatakan pembelajaran tatap muka di masa pandemi corona belum bisa dilaksanakan. Pasalnya belum ada izin dari Gugus Tugas Covid-19.
Hal itu seperti yang diungkapkan Kepala Kemenag Pangandaran, Cece Hidayat, dalam sosialisasi kurikulum dan pembelajaran darurat bagi Madrasah Ibtidaiyah saat AKB di MTsN 1 Pangandaran, Kamis (2/7/2020).
Menurutnya, tahun ajaran baru saat ini di semua tingkatan Madrasah belum bisa melakukan pembelajaran tatap muka, karena belum ada izin dari Gugus Tugas Covid dari daerah hingga pusat.
Untuk itu, pihaknya mengharapkan agar semua tenaga pendidik dan kependidikan di seluruh tingkatan agar bisa menyesuaikan dengan standar protokol kesehatan.
“Kami harap bisa melakukan inovasi dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk mendukung proses belajar siswa,” kata Cece.
Dalam metode belajar jarak jauh ini, Ceje menyarankan agar para pendidik melibatkan peran orang tua.
Meski Kompetensi Inti (KI) serta Kompetensi Dasar (KD) tak lagi menjadi tuntutan, namun perlu diupayakan agar dapat memenuhi keduanya.
Dengan melibatkan orang tua, maka ide dan inovasi yang dilakukan fokus pada peningkatan akhlakul karimah di kehidupan sehari-hari.
“Untuk Guru silakan membuat KTSP 2 jenis agar bisa diterapkan sesuai dengan situasinya, baik saat darurat ataupun ketika normal. Sehingga layanan pendidikan tetap berjalan,” imbuh Cece.
SK Panduan Kurikulum Darurat
Sebelumnya, Cece mengatakan Kemenag melalui Dirjen Pendidikan Islam menerbitkan SK tentang panduan kurikulum darurat untuk proses belajar mengajar di madrasah selama pandemi.
Pihaknya pun akan menjadwalkan melakukan sosialisasi ke semua jenjang pendidikan yang ada di Kemenag, termasuk Raudlatul Atfal (RA).
Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Pangandaran, Nana Supriatna, mengajak kepada semua tenaga pendidik dan Kepala Sekolah agar paham terhadap regulasi penerapan pembelajaran saat ini.
“Jadi jangan hanya lihat di media sosial saja, tapi baca aturannya,” ucap Nana.
Dengan adanya proses belajar yang berbeda dari situasi normal, ia berharap semua siswa bisa belajar dengan baik.
“Kita harus yakin dan percaya bahwa dengan kebiasaan baru, perilaku yang baru bisa dijalankan dan kita lepas dari kondisi saat ini,” pungkas Nana Supriatna. (Mad/R6/HR-Online)