Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 H, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Peternakan (Disnatan) Kota Banjar, melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban milik salah seorang peternak sapi di Lingkungan Banjarkolot, Kelurahan Banjar, Kecamatan Banjar, Selasa (21/07/2020).
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Disnatan Kota Banjar, Iis Meilia, melalui Kasie. Kesehatan Hewan, drh. Lela Nurlela, mengatakan, pemeriksaan hewan kurban ini akan terus dilakukan sampai tanggal 27-30 Juli, atau H-1 Idul Adha 1441 H mendatang.
“Pemeriksaan hewan tersebut dimaksudkan untuk memastikan kesehatan ternak yang akan dijadikan hewan kurban betul-betul dalam kelondisi sehat, dan layak untuk dikonsumsi,” terang Lela Nurlela, kepada awak media.
Selain melakukan pemeriksaan, tim petugas juga memberikan sosialisasi tentang protokol kesehatan kepada peternak. Baik saat melakukan transaksi, maupun ketika nanti mengadakan penyembelihan hewan kurban.
Ia menyebutkan, beberapa protokol kesehatan yang harus diterapkan itu seperti menjaga jarak, menggunakan transaksi dengan sistem daring, dan tata cara pembagian daging kurban kepada warga masyarakat agar tidak berkerumun.
“Ada dua cara penerapan protokol kesehatan yang kami sampaikan. Terutama saat pembagian daging kurban disarankan agar diberikan langsung kepada mustahiq, agar tidak menimbulkan kerumunan,” jelas Lela.
Peternak Kehabisan Stok Hewan Kurban
Sementara itu, pemilik atau peternak sapi, Jajang, menuturkan, sepuluh hari menjelang Hari Raya Idul Adha ini, permintaan hewan kurban terus meningkat. Bahkan, ia mengaku sudah kehabisan stok sapi untuk kurban.
Dari 200 ekor sapi yang dipelihara saat ini, semuanya merupakan pesanan para konsumen. Sehingga, untuk stok kebutuhan harus menunggu pengiriman dari luar daerah. “Alhamdulillah, banyak pesanan. Saat ini sedang penuh ada 200 ekor sapi yang siap kirim,” kata Jajang.
Ia juga menyebutkan, berat sapi ternak yang ia jual bobotnya bervariasi atau tidak merata. Dari yang terkecil 2,5 ton, sampai yang paling besar dengan bobot 5,5 ton per satu ekor sapi.
Harga yang ditawarkan pun berbeda-beda, berkisar antara Rp 50 juta sampai RP 60 juta per satu ekor sapi. Tergantung jenis dan bobot sapi yang akan diminta oleh para pemesan.
“Ada dua jenis sapi yang saya ternak. Jenis rambon dan limosin. Rata-rata saat dijual bobotnya sekitar 2,5 ton,” ungkapnya.
Jajang menambahkan, meski kehabisan stok hewan kurban, namun ia mengakui omzet penjualannya menurun drastis hingga 50 persen, dibandingkan saat Hari Raya Idul Adha tahun sebelumnya. hal itu karena tahun ini terdampak wabah Covid-19.
“Stok barang memang habis, tapi jika dibandingkan tahun kemarin, ya turunnya hampir 50 persen. Soalnya dulu bisa sampai 400 ekor sapi saat menjelang Hari Raya Kurban,” kata Jajang. (Muhlisin/Koran HR)