Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Berbagai cara dilakukan oleh guru madrasah di Kabupaten Pangandaran, mengisi tahun ajaran baru di tengah pendemi Corona. Seperti diketahui bahwa berdasarkan kalender pendidikan, tahun ajaran baru 2020/2021 sudah dimulai.
Guru madrasah di Pangandaran ini melakukan gerilya pendidikan dalam tugas pembelajaran siswa di tengah pandemi. Prakteknya, mereka melakukan kunjungan langsung ke rumah-rumah siswa. Selain itu juga penerapan piranti teknologi.
Kementerian Agama (Kemenag) Pangandaran pun melakukan program pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan. Kegiatan pembinaan untuk menghadapi tahun ajaran baru 2020/2021, di tengah pandemi Covid-19 itu, dilaksanakan mulai dari tanggal 6-16 Juli 2020 lalu.
“Intinya sekolah madrasah harus bisa menerapkan dan lakukan pelayanan pembelajaran. Tetapi juga penyebaran Covid-19 harus terus diantisipasi. Supaya tidak menjadi klaster baru di lingkungan sekolah madrasah,” kata Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Pangandaran, Nana Supriatna, Rabu (22/7/2020).
Nana menambahkan, guru madrasah mulai dari jenjang RA, MI, MTs, dan MA, regulasi proses pembelajarannya sama. Yakni regulasi pendidikan dimasa darurat dengan merujuk pada SKB 3 menteri, gugus tugas percepatan penanganan Covid-19.
“Selain itu juga merujuk dari Surat Edaran Bupati Pangandaran,” ucap Nana kepada HR Online.
Menurutnya, menerapkan proses pembelajaran pendidikan darurat merupakan tantangan guru madrasah. Berdasarkan temuan di lapangan, sistem pembelajaran during (online), luring (tatap muka), dan campuran di beberapa tempat, ada yang tidak bisa diterapkan. Karena kondisi sosial dan alamnya yang berbeda dan tidak sama.
“Maka kita mengajak kepada para para guru untuk terus bergerilya dalam pendidikan. Artinya, guru harus siap perang apapun caranya dan terus kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sebab, eksen di lapangan beragam, sesuai situasi kondisinya,” jelasnya.
Guru Madrasah di Pangandaran Harus Siap dan Kuat di Tengah Corona
Nana menambahkan, para guru terus dituntut untuk berkreativitas dan bermetamorfosa pendidikan di tengah pandemi Covid-19.
Sisi lain proses layanan pembelajaran harus tetap dilaksanakan, tetapi juga bagaimana caranya antisipasi dan pencegahan penyebaran corona virus tidak terjadi.
“Walaupun guru tidak disiapkan dalam pendidikan darurat, harus dipaksa tatap muka dan menggunakan piranti teknologi agar tidak gaptek. Guru harus meningkatkan marwah intelektualnya dalam situasi kondisi apapun,”ungkap Nana.
Nana berpesan, jadikan kondisi ini sebagai momentum penerapan teknologi, dan tatap muka kepada siswa sebagai media belajar dan tuntutan. Hal itu agar guru tidak gagap teknologi dan terus berjuang dalam meningkatkan kemampuannya.
“Saya pesan guru madrasah harus siap dan kuat dalam situasi kondisi apapun. Juga guru harus tetap sehat, terus sosialisasikan kepada murid dan orang tua siswa bahaya penyebaran dan antisipasi serta memutus Covid-19. Agar tidak menjadi klaster baru di Pangandaran,” pungkasnya. (Madlani/R5/HR-Online)