Berita Jabar (Harapanrakyat.com),- Dalam menangani pandemi Covid-19 di Jawa Barat (Jabar) berbagai upaya terus dilakukan, supaya penambahan kasus positif bisa ditekan. Gubernur Jabar ingatkan pentingnya edukasi masyarakat dan sosialisasi tentang Covid-19. Edukasi dan sosialisasi itu bisa disampaikan melalui berbagai konten.
“Dalam mengedukasi masyarakat, kami telah memproduksi berbagai konten hingga ribuan. Seperti grafis, video dan media lainnya. Karena memang memberikan edukasi dan sosialisasi tentang Covid-19 itu penting,” ujar Ridwan Kamil saat webinar Ikatan Sarjana Komunikasi (ISKI) Jabar seri 5 di Bandung, Kamis (9/7/2020).
Ridwan Kamil menjelaskan dalam aplikasi PIKOBAR telah dibuat layanan informasi. Masyarakat bisa menanyakan soal Covid-19. Sehingga Gugus Tugas dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini sudah ada 123 ribu pertanyaan, umumnya bertanya soal tes masif dan bantuan sosial.
“Sebanyak 97 persen pertanyaan masyarakat sudah dijawab. Untuk aduan yang paling banyak soal bantuan tunai, dari Kemensos maupun Pemprov Jabar,” kata Ridwan Kamil.
Baca Juga : Identifikasi Klaster Baru di Jabar, Gugus Tugas Lakukan Tes Masif
Gubernur Jabar Ingatkan pentingnya edukasi ini. Untuk itu pihaknya berinovasi memakai teknologi Race Chart atau penyederhanaan data yang rumit. Agar masyarakat bisa dengan mudah membaca data yang ditampilkan. Ridwan Kamil memastikan transparansi data soal Covid-19 dan Bansos di Jabar.
“Indeks data Covid-19 itu rumit dan terlalu banyak data. Untuk itu kami inovasi presentasi komunikasi publik. Sehingga data bisa dibaca lebih mudah melalui teknologi komunikasi yang sederhana,” ucap dia.
Gubernur Jabar Ingatkan Pentingnya Edukasi masyarakat, Inovasi Race Chart permudah membaca data
“Dengan race chart ini dengan mudah mengukur soal jumlah kasus positif. Race Chart dapat menghitung rentan waktu yang panjang dan pergerakan dari sebuah statis,” tambahnya.
Ridwan Kamil juga mengaku melakukan media monitoring. Tujuannya supaya mengetahui peristiwa di lapangan melalui laporan wartawan. “Media monitoring kami lakukan juga. Seperti peristiwa yang kondisinya negatif, lalu telusuri, kemudian perbaiki, dan semoga tak lagi ada peristiwa yang sama terjadi,” pungkasnya. (R9/HR-Online)